Begini Cara Tepat Mengoreksi Anak saat Belajar Tanpa Merusak Semangatnya
Sumber: Canva.com

Parenting / 11 February 2025

Kalangan Sendiri

Begini Cara Tepat Mengoreksi Anak saat Belajar Tanpa Merusak Semangatnya

Aprita L Ekanaru Official Writer
854

"Apakah saya sudah menjadi orang tua yang baik?"

Pertanyaan ini sering kali muncul di hati para orang tua saat menemani anak-anak mereka belajar. Sering kali, di tengah usaha mengajarkan kebenaran, kita malah tanpa sadar merusak semangat anak.

Lalu, bagaimana caranya mendidik anak dengan bijak tanpa membuat mereka kehilangan kepercayaan diri? Jawabannya ada dalam Firman Tuhan.

 

Belajar dari Gaya Tuhan Yesus

Yesus Kristus adalah teladan terbaik dalam mendidik dengan kasih. Dalam kitab Markus 10:13-16, Yesus dengan sabar menyambut anak-anak meski murid-murid-Nya mencoba menghalau mereka. Ia mengajarkan bahwa anak-anak berharga di mata-Nya. Dari sini, kita belajar pentingnya memberi ruang bagi anak untuk merasa dicintai dan diterima apa adanya.

Ketika anak sedang belajar, mungkin kita mendapati mereka salah menjawab pertanyaan atau tidak fokus. Alih-alih langsung memarahi atau mengoreksi dengan nada tinggi, ingatlah bahwa setiap anak membutuhkan dukungan, bukan tekanan.

 

Empat Langkah Mengoreksi dengan Bijak

1. Mulailah dengan Pujian

Amsal 16:24 berkata, "Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan menyembuhkan tubuh."

Sebelum Anda menunjukkan kesalahan, mulailah dengan mengapresiasi usaha anak. Misalnya, "Wah, Mama bangga kamu sudah mencoba menjawab pertanyaan ini! Kamu luar biasa karena mau berusaha."

2. Gunakan Kata-kata yang Membimbing, Bukan Menghakimi

Dalam Efesus 4:29, kita diajarkan untuk menggunakan perkataan yang membangun. Saat anak salah, katakan, "Coba kita lihat lagi bersama-sama. Menurut kamu, apa yang kurang pas di sini?" Pendekatan ini membuat anak merasa Anda adalah rekan yang mendukung, bukan hakim yang menghakimi.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

3. Berikan Penjelasan dengan Sabar

Kolose 3:21 mengingatkan kita, "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." Kesabaran adalah kunci saat menjelaskan hal yang benar kepada anak.

Pastikan anak memahami letak kesalahan mereka tanpa merasa dipermalukan. Misalnya, "Oh, ternyata jawabannya ini ya. Tadi kamu hampir benar, lho! Kita coba lagi, yuk."

4. Akhiri dengan Motivasi

Berikan semangat agar anak tetap percaya diri. Ingatkan mereka bahwa belajar adalah proses. Katakan, "Mama tahu kamu pasti bisa lebih baik lagi. Kita belajar sama-sama, ya." Dengan begitu, anak merasa diperhatikan dan didukung sepenuhnya.

 

Pentingnya Doa dalam Mendidik Anak

Sebagai orang tua Kristen, kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan sendiri dalam mendidik anak. Jangan lupa untuk selalu membawa anak-anak kita dalam doa.

Mintalah hikmat dari Tuhan agar kita diberikan kesabaran dan kebijaksanaan dalam mendidik mereka. Yakobus 1:5 berkata, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah..."

Mengoreksi anak memang bukan perkara mudah, tetapi dengan kasih, kesabaran, dan hikmat dari Tuhan, kita bisa menjadi teladan yang baik. Berfokuslah pada tujuan utama kita, bukan hanya membuat anak cerdas secara akademis, tetapi juga membangun karakter mereka sesuai dengan kehendak Tuhan.

Dengan cara ini, kita dapat mendidik mereka menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan dan percaya diri menghadapi masa depan. 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami