Hamil Diluar Nikah, Gugurkan atau Lahirkan?
Sumber: Canva Teams

Kata Alkitab / 24 January 2025

Kalangan Sendiri

Hamil Diluar Nikah, Gugurkan atau Lahirkan?

Claudia Jessica Official Writer
2182

Di tengah arus zaman yang semakin modern, hubungan seks sebelum pernikahan telah menjadi hal yang begitu umum. Banyak orang bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar.

Standar budaya saat ini membuat kita berasumsi bahwa manusia tidak lagi memiliki pengendalian diri yang cukup untuk menahan diri hingga menikah. Bahkan menjaga kesucian seringkali dianggap tidak realistis.

Sayangnya, pandangan ini telah memengaruhi sebagian orang Kristen yang mulai melihat hal ini bukan lagi sebagai dosa. Tetapi, apakah pandangan ini sesuai dengan firman Tuhan?

Alkitab berbicara jelas bahwa seks di luar pernikahan adalah tindakan yang tidak bermoral. Kita bisa menemukannya dalam Matius 15:19, 1 Korintus 6:9, 6:13, 7:2, 2 Korintus 12:21, Galatia 5:19, dan Efesus 5:3.

Tubuh Kita adalah Bait Allah

Bagi seorang Kristen yang telah lahir baru, tubuhnya bukan lagi miliknya sendiri. Ini adalah pesan kuat yang disampaikan dalam 1 Korintus 6:18-20:

“Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

Ayat ini menegaskan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus dan harus digunakan untuk memuliakan Tuhan.

Melanggar rencana Tuhan atas pernikahan, seks, dan keluarga tidak hanya menyakiti hati Tuhan, tetapi juga menciptakan dukacita bagi Roh Kudus (Efesus 4:30), hilangnya rasa hormat terhadap diri sendiri, perasaan bersalah, malu, dan penyesalan sering kali muncul.

Selain itu, hubungan yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan dapat menyebabkan perpecahan dalam keluarga, buruknya teladan hidup, serta berbagai konsekuensi lain seperti kehamilan yang tidak direncanakan, aborsi, dan penyakit menular seksual.

Seks, dalam rencana Tuhan, dirancang untuk menjadi ungkapan cinta yang intim dan komitmen yang sakral antara suami dan istri.

Ketika seks dilakukan hanya untuk kenikmatan fisik, itu tidak hanya melukai tubuh, tetapi juga merusak hubungan seseorang dengan Tuhan.

 

Halaman selanjutnya →

Pengampunan dan Pemulihan

Namun, ada kabar baik bagi Anda yang telah terlanjur melakukan seks sebelum menikah, yakni: tidak ada dosa yang terlalu besar untuk pengampunan Tuhan.

Bahkan jika hubungan di luar nikah menghasilkan kehamilan yang tidak direncanakan, Tuhan tetap setia mengampuni.

Dalam 1 Yohanes 1:9 tertulis, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Meskipun pengampunan Tuhan tidak serta merta membuat kita lepas dari konsekuensi atas tindakan kita, tetapi pengakuan dosa dan pertobatan dapat memulihkan hubungan kita dengan Tuhan.

Pengampunan Tuhan sangat berarti, dan karena kamu telah diampuni, bukan berarti kamu bisa terus mengulang dosa yang sama.

Karena pertobatan di sini berarti memilih untuk meninggalkan dosa dan berkomitmen untuk mengasihi serta melayani Kristus.

Apakah Kehamilan diluar Nikah, Mengharuskan Pernikahan?

Dalam situasi tertentu, menikah sebelum bayi lahir bisa menjadi keputusan yang bijaksana.

Misalnya, jika pasangan yang sudah berkomitmen dan merencanakan pernikahan melakukan kesalahan hingga kehamilan terjadi, menikah sebelum kelahiran anak dapat membantu memperkuat keluarga tersebut.

Namun, bagaimana jika pasangan tidak memiliki dasar komitmen yang kuat? Maka, menikah karena kesalahan tidak akan memperbaiki hubungan mereka di hadapan Tuhan.

Bahkan, pernikahan yang terburu-buru dalam kondisi ini dapat berujung pada kegagalan.

Apa pun keputusan yang diambil, kedua orang tua memiliki tanggung jawab yang sama untuk mendukung anak, baik secara emosional, spiritual, maupun finansial.

 

Halaman selanjutnya →

Hidup dengan Anugerah Tuhan

Pada akhirnya, hubungan kita dengan Tuhan tidak didasarkan pada perbuatan kita, tetapi pada anugerah-Nya.

Keselamatan diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus, yang telah menyelamatkan kita dari dosa.

Dalam Roma 6:23 kita diingatkan, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Tuhan tidak meminta kita untuk mencoba memperbaiki kesalahan kita dengan usaha sendiri. Dia meminta hati kita untuk diserahkan sepenuhnya kepada-Nya.

Ketika kita tunduk kepada kedaulatan Tuhan dan berjalan dalam kehendak-Nya, kita tidak hanya mendapatkan kehidupan yang berarti di dunia ini, tetapi juga janji hidup kekal di surga.

Jika Anda sedang bergumul dengan masalah ini atau membutuhkan dukungan, jangan ragu untuk menghubungi Layanan Doa dan Konseling CBN. Tim kami siap mendengarkan dan mendoakan Anda selama 24 jam.

Bersama, kita dapat menemukan pengharapan dan pemulihan di dalam Tuhan. Anda tidak sendiri, ada keluarga di dalam Kristus yang peduli dan siap membantu.4

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami