Pernahkah Anda memperhatikan, menjelang Tahun Baru Imlek, supermarket selalu dipenuhi oleh jeruk-jeruk segar yang disusun rapi? Atau mungkin Anda pernah menerima jeruk sebagai hadiah dari teman, kerabat, atau kolega? Namun, mengapa jeruk menjadi hadiah yang begitu populer saat Imlek?
Bukan sekadar buah biasa, jeruk ternyata memiliki makna mendalam yang menjadikannya simbol penting dalam tradisi Tionghoa.
1. Simbol Kemakmuran
Dalam bahasa Mandarin, kata untuk jeruk terdengar mirip dengan kata keberuntungan. Kesamaan bunyi ini membuat jeruk dipercaya membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi yang memberikannya maupun yang menerimanya.
Bagi masyarakat Tionghoa, memberikan jeruk saat Imlek adalah harapan agar keberuntungan terus mengalir sepanjang tahun.
BACA JUGA:
6 Tips Menghindari Kesan Materialistik pada Anak Saat Memberi dan Menerima Angpao Imlek
5 Ide Usaha Hampers Makanan Imlek yang Populer dan Diminati di Pasaran
2. Warna Emas yang Melambangkan Kekayaan
Jeruk dengan warna oranye cerah dianggap menyerupai emas, simbol kekayaan dalam budaya Tionghoa. Menyusun jeruk dalam jumlah tertentu, seperti delapan atau sembilan, yang juga melambangkan keberuntungan, sering kali dijadikan dekorasi di meja keluarga. Warna dan bentuknya yang cerah membuat jeruk seolah mengundang rezeki dan kelimpahan.
3. Simbol Kebahagiaan dan Kesehatan
Selain melambangkan kemakmuran, jeruk juga diartikan sebagai simbol kebahagiaan dan kesehatan. Memberikan jeruk berarti menyampaikan doa agar penerima mendapatkan sukacita dan kesehatan yang melimpah sepanjang tahun baru.
4. Keindahan dan Kemudahan
Tampilan jeruk yang cantik dan mudah didapat membuatnya menjadi hadiah ideal. Jeruk sering kali dikemas dalam keranjang atau kotak hias yang menambah nilai estetika, menjadikannya lebih dari sekadar buah biasa, tetapi simbol penghargaan dan perhatian.
5. Tradisi yang Berakar Ribuan Tahun
Kebiasaan memberikan jeruk sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Tionghoa, yang selalu menghargai simbolisme dalam setiap aspek kehidupan.
Bagaimana Orang Kristen Menyikapinya?
Sebagai orang Kristen, kita tentu menyadari bahwa tradisi memiliki tempat penting dalam budaya, tetapi iman kepada Kristus merupakan fondasi utama hidup kita. Jadi, bagaimana kita menyikapi tradisi seperti memberikan jeruk pada saat Imlek?1. Melihat Makna Positif
Sebagai simbol kebahagiaan, kesehatan, dan kemakmuran, jeruk bisa dimaknai sebagai doa baik bagi sesama.
Memberikan jeruk atau menerimanya dapat menjadi momen untuk menunjukkan kasih kepada orang lain, seperti yang diajarkan Kristus: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39).
2. Fokus pada Sumber Berkat
Meski jeruk dianggap membawa keberuntungan, kita percaya bahwa berkat sejati hanya berasal dari Tuhan.
Dalam Amsal 10:22 tertulis, “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Tradisi ini bisa menjadi pengingat untuk selalu bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan.
3. Menggunakan Tradisi untuk Bersaksi
Memberikan jeruk di Imlek juga bisa menjadi kesempatan untuk bersaksi tentang kasih Kristus. Ketika memberikan jeruk, kita dapat menyampaikan doa atau kata-kata berkat yang menunjukkan iman kita kepada Tuhan.
Tradisi memberikan jeruk saat Imlek memang kaya makna budaya dan simbolisme. Sebagai orang Kristen, kita bisa merayakan tradisi ini dengan cara yang positif, tanpa kehilangan fokus pada Tuhan sebagai sumber berkat.
Dengan sikap yang bijak, tradisi ini bisa menjadi jembatan untuk mempererat hubungan dan menyampaikan kasih Kristus kepada sesama.
Tradisi Imlek bisa menjadi jembatan kasih untuk bersaksi tentang Kristus. Bagikan artikel ini dan jadilah saluran berkat!
Sumber : Berbagai sumber | Jawaban.com