Di awal waktu, ketika Tuhan membentuk dunia ini, Tuhan menciptakan alam semesta dengan kata-kata-Nya yang penuh kuasa: “Jadilah terang!” (Kejadian 1:3). Segala sesuatu yang ada di dunia—langit biru, tanah hijau, dan bintang yang gemerlapan—tercipta dengan sempurna.
Namun, ada satu ciptaan yang istimewa, maha karya dari semua cipataan-Nya: manusia.
“Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kejadian 2:7).
Namanya Adam, dan dia ditempatkan di taman yang indah, Taman Eden, untuk memelihara dan mengelolanya. Tetapi Tuhan melihat bahwa Adam tidak baik seorang diri, maka Dia menciptakan penolong yang sepadan baginya.
Dari tulang rusuk Adam, Tuhan membentuk seorang perempuan, Hawa, sebagai pendampingnya (Kejadian 2:21-22).
Adam dan Hawa hidup dalam kebebasan dan damai di taman itu. Mereka diperbolehkan makan dari semua pohon, kecuali satu! Yaitu pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Tuhan memberikan peringatan: “Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:17).
Namun, seperti banyak hal dalam hidup ini, kebebasan sering kali diuji. Ular, yang adalah simbol dari Iblis, datang kepada Hawa dengan tipu daya. Ia bertanya, “Benarkah Allah berfirman: Jangan kamu makan dari pohon mana pun dalam taman ini?” (Kejadian 3:1).
Dengan cerdik, ular itu membelokkan perkataan Tuhan dan meyakinkan Hawa bahwa mereka tidak akan mati, melainkan akan menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang jahat.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti