Yerusalem, kota yang memiliki makna spiritual, historis, dan politis, telah menjadi pusat perhatian dunia selama ribuan tahun. Sebagai kota suci bagi tiga agama besar – Yudaisme, Kristen, dan Islam – Yerusalem terus menjadi wilayah yang diperebutkan di Timur Tengah.
Namun, bagi umat Kristen, Yerusalem memiliki arti khusus sebagai tempat sejarah penyelamatan yang dicatat dalam Alkitab.
Sejarah Yerusalem dimulai jauh sebelum kota itu dikenal dengan namanya yang sekarang. Dalam Kitab Kejadian, Abraham bertemu dengan Melkisedek, raja Salem, yang diyakini banyak sarjana sebagai nama awal Yerusalem (Kejadian 14:18-20). Peristiwa ini menandai awal hubungan spiritual Yerusalem dengan rencana keselamatan Allah.
Pada masa Raja Daud, Yerusalem menjadi pusat pemerintahan dan ibadah bangsa Israel. Daud menaklukkan kota itu dari orang Yebus dan menjadikannya ibu kota kerajaannya (2 Samuel 5:6-9).
Di sini, Daud juga merencanakan pembangunan Bait Suci, yang kemudian didirikan oleh putranya, Salomo. Bait Suci ini menjadi pusat ibadah dan simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya.
Namun, perjalanan Yerusalem tidak selalu mulus. Kota ini mengalami kehancuran akibat penyerangan oleh bangsa Babel pada tahun 586 SM. Bait Suci yang pertama dihancurkan, dan bangsa Israel dibuang.
Setelah masa pembuangan, Yerusalem dibangun kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Nehemia, meskipun kejayaannya tidak sebanding dengan masa Salomo.
Pada zaman Yesus, Yerusalem berada di bawah kekuasaan Romawi. Meskipun berada dalam kondisi penjajahan, kota ini tetap menjadi pusat spiritual bagi orang Yahudi.
Bait Suci kedua, yang direnovasi oleh Raja Herodes, menjadi tempat Yesus mengajar, berdoa, dan menyatakan diri-Nya sebagai Mesias.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti