Pernahkah Anda merasa bahwa menjadi seorang ibu di zaman sekarang begitu berat? Di media sosial, sering kita temui ibu-ibu yang berbagi kisah tentang perjuangan mereka—terutama yang berkaitan dengan menjaga keluarga, karier, dan ekspektasi sosial.
Tak jarang, mereka juga harus menerima komentar dan tekanan dari orang lain yang seolah-olah tahu bagaimana seharusnya ibu "yang baik" itu.
Jika kita bicara tentang ibu, hampir selalu ada dua sisi—kekuatan dan kelemahan, pengorbanan dan perjuangan. Lalu, apa sebenarnya yang membuat sosok ibu begitu luar biasa dalam Alkitab?
Dalam Alkitab, kita mengenal beberapa ibu yang memberi teladan luar biasa. Mereka bukan hanya ibu biasa, tetapi ibu yang memiliki keteguhan hati dan kasih yang tak terbatas.
Maria, ibu Yesus, adalah contoh ibu yang taat dan penuh kepercayaan. Mengandung Yesus, Anak Allah yang dijanjikan bukanlah hal mudah, namun Maria menunjukkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan adalah kekuatan yang tak tergoyahkan.
Saat Maria dengan tantangan dan resiko mengorbankan seluruh hidupnya untuk menjawab panggilan Tuhan, ia memilih untuk tetap berjalan dalam iman dan menjadi ibu yang mengasuh Yesus dengan kasih sayang dan keteguhan hati.
Dalam Lukas 1:38, Maria berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu." Kata-kata ini menunjukkan ketaatan dan penyerahan diri Maria kepada kehendak Tuhan.
Elisabeth, ibu Yohanes Pembaptis, adalah ibu yang menunggu dengan sabar dan penuh harapan meskipun usianya sudah lanjut.
Dalam budaya zaman itu, menjadi ibu adalah sesuatu yang sangat diharapkan. Namun, Elisabeth harus menunggu sampai usia tuanya untuk menerima berkat Tuhan.
Kehamilannya adalah mukjizat, dan kehadiran Yohanes sebagai anaknya adalah bagian dari rencana Tuhan yang besar.
Dalam Lukas 1:25, Elisabeth berkata, "Inilah waktuku untuk dipuji Tuhan, sebab Ia telah melihat kepedihanku." Pernyataan ini menggambarkan kebahagiaan dan rasa syukur yang mendalam setelah bertahun-tahun menunggu dengan sabar.
BACA JUGA:
Hana, ibu Samuel, adalah contoh dari pengorbanan yang mendalam. Hana berdoa dengan sepenuh hati kepada Tuhan untuk diberi anak, dan saat Tuhan mengabulkan doa itu, dia menyerahkan anaknya kembali untuk melayani Tuhan.
Dalam 1 Samuel 1:27-28, Hana berkata, "Untuk anak ini aku berdoa, dan Tuhan telah mengabulkan permohonanku. Sebab itu, aku pun menyerahkan dia kepada Tuhan; seumur hidupnya ia akan dipersembahkan kepada Tuhan."
Hana mengajarkan kita bahwa doa adalah alat yang sangat kuat, bukan hanya untuk meminta, tetapi juga untuk menyerahkan anak-anak kita kepada Tuhan. Sebagai ibu, kita bisa belajar untuk tidak hanya mendidik anak-anak dengan kata-kata, tetapi juga dengan doa yang mendalam.
Sara, ibu Ishak, adalah seorang wanita yang melewati masa-masa panjang ketidakpastian dan penantian. Ia sempat mengalami keraguan saat Tuhan menjanjikan akan memberikannya anak di masa tuanya.
Dalam Kejadian 18:14, Tuhan bertanya, "Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?"
Sara menunjukkan kepada kita bahwa kadang-kadang perjalanan menuju menjadi ibu bukan hanya tentang waktu, tetapi tentang belajar untuk percaya pada rencana Tuhan yang lebih besar.
Sara mengajarkan kita pentingnya memiliki iman yang teguh meskipun tantangan datang di sepanjang jalan. Belajarlah percaya kepada Tuhan, dan berjalanlah dalam iman.
Apa yang bisa kita pelajari dari sosok ibu di atas?
Mereka bukan ibu yang sempurna, tetapi mereka memiliki sifat-sifat yang patut kita teladani: kesabaran, iman yang teguh, pengorbanan, dan kasih yang tak terbatas.
Ketika kita menghadapi tantangan sebagai ibu, ingatlah bahwa keteguhan hati dan kepercayaan kepada Tuhan akan membawa kita melewati berbagai ujian.
Sebagai ibu, kita sering merasa tak cukup baik atau merasa terlalu banyak kekurangan. Namun, mari kita ingat bahwa setiap langkah kecil dalam mendidik anak dengan kasih, kejujuran, dan iman, adalah bagian dari panggilan yang mulia.
Seperti yang tertulis dalam Amsal 31:25, "Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan." Mari kita menjadi ibu yang kuat dan penuh harapan, yang mengandalkan kekuatan Tuhan dalam setiap langkah kita.
Jadi, untuk Anda yang mungkin merasa lelah atau diragukan, atau bahkan untuk Anda yang sedang menunggu buah hati dengan penuh harap—terimalah panggilan mulia ini.
Setiap ibu, seperti Maria, Elisabeth, Hana, dan Sara, memiliki peran besar dalam sejarah hidup anak-anak mereka dan dalam rencana Tuhan yang lebih besar. Dan kita semua, sebagai ibu, bisa melakukan yang terbaik dengan mengandalkan kasih dan petunjuk Tuhan.
Sebagai ibu, Anda mungkin merasa tertekan atau kelelahan menghadapi tantangan hidup dan rumah tangga. Terkadang, perjalanan ini bisa terasa berat, dan kita membutuhkan dukungan untuk tetap tegar dan beriman. Jika Anda sedang menghadapi kesulitan atau merasa perlu berbicara dengan seseorang yang bisa mendengarkan, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa dan Konseling kami.
Kami siap mendukung Anda dengan doa, nasihat, dan bimbingan agar Anda dapat menemukan kekuatan dan kedamaian dalam Tuhan. Ingatlah, seperti para ibu dalam Alkitab, Anda tidak sendirian. Tuhan selalu menyertai setiap langkah perjalanan Anda.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti