Apa yang akan terjadi jika Yusuf dan Maria menolak panggilan Tuhan? Bayangkan jika mereka memilih jalan yang lebih mudah, lebih nyaman, dan tanpa resiko.
Di tengah kehidupan modern saat ini, ketaatan seperti Yusuf dan Maria adalah hal yang langka. Sebagai manusia, pasti akan memilih berada dalam zona nyaman.
Ketika diperhadapkan dengan panggilan Tuhan sering kali kita bertanya-tanya: apakah saya mampu? Atau bahkan mengapa saya? Tapi respon Yusuf dan Maria sangatlah berbeda.
Maria, seorang gadis muda dari Nazaret, menerima kabar mengejutkan dari malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Anak Allah. Sebagai perempuan muda di masyarakat patriarkal, kabar ini bukan hanya membingungkan tetapi juga sangat berisiko.
Bagaimana mungkin seorang perawan mengandung? Apa yang akan dipikirkan orang lain? Tidak hanya itu, ia harus menghadapi resiko dihukum rajam.
Namun, dalam kebingungannya, Maria menunjukkan iman yang kokoh. Ia tidak mencari alasan untuk menolak atau menunda, melainkan dengan rendah hati berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Lukas 1:38).
Ketaatan Maria bukanlah tanpa pengorbanan. Ia tahu bahwa keputusannya akan membawa konsekuensi sosial dan pribadi yang besar.
Namun, keberanian dan kepercayaannya kepada Tuhan mengatasi semua kekhawatiran itu. Maria memilih untuk percaya kepada rencana Tuhan, meskipun ia tidak sepenuhnya memahami bagaimana rencana itu akan terjadi.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti