Mungkin Anda pernah bertanya-tanya: "Bagaimana cara membesarkan anak di tengah derasnya arus teknologi?"
Anak-anak yang lahir di era digital membawa tantangan tersendiri bagi kita sebagai orang tua. Di satu sisi, gadget bisa menjadi sarana hiburan dan edukasi. Namun di sisi lain, tanpa aturan yang jelas, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan risiko seperti adiksi dan gangguan kesehatan mental.
BACA JUGA: Anak Banyak Tanya? Jangan Lelah, Ini Kuncinya!
Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebanyak 70% orang tua memberikan gadget kepada anak selama pandemi.
Ini menimbulkan dilema, membatasi gadget sepenuhnya, atau membiarkan anak bebas menggunakannya?
BACA JUGA: 7 Tips Jadi Orang Tua yang Mau Mendengar
Psikolog anak, Pritta Tyas, M.Psi, menyarankan pentingnya waktu berkualitas bagi anak untuk menunjang tumbuh kembangnya. Penggunaan gadget lebih dari 2 jam sehari, menurutnya, dapat mengurangi kesempatan anak untuk bersosialisasi dan bergerak.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan?
Tiga Tipe Orang Tua Digital
Sebagai orang tua, kita dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe berdasarkan cara kita mengelola penggunaan gadget pada anak.
1. Digital Limiter
Orang tua ini memilih untuk melarang total penggunaan gadget. Anak-anak mereka tidak diperbolehkan menonton TV atau menggunakan gadget, bahkan saat liburan. Mereka percaya bahwa gadget tidak memberikan manfaat signifikan bagi anak usia dini.
2. Digital Enabler
Tipe ini cenderung longgar dalam aturan. Ketika anak merengek atau konflik muncul, orang tua menyerah dan membiarkan anak menggunakan gadget tanpa batasan yang jelas.
Sumber : Good Enough Parents | Jawaban.com