Anak Banyak Tanya? Jangan Lelah, Ini Kuncinya!
Sumber: Canva.com

Relationship / 28 November 2024

Kalangan Sendiri

Anak Banyak Tanya? Jangan Lelah, Ini Kuncinya!

Aprita L Ekanaru Official Writer
2675

"Mama, kenapa langit biru?"

"Papa, Tuhan bisa marah nggak?"

"Kenapa burung bisa terbang, tapi aku nggak?"

Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi ketika meluncur dari mulut kecil si buah hati, tidak jarang kita terdiam, menghela napas panjang, lalu mencoba menyusun jawaban yang masuk akal untuk mereka.

Sebagai orang tua, kita pasti pernah merasa lelah menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang tak kunjung berhenti. Namun, apakah lelah ini membuat kita lupa bahwa rasa ingin tahu mereka adalah anugerah?

Mari kita renungkan sejenak. Bukankah Yesus sendiri berkata dalam Matius 18:3“Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”?

Anak-anak, dengan segala pertanyaannya, sedang belajar memahami dunia dan mengenal Allah melalui kita.

 

Mengapa Anak Banyak Bertanya?


Anak-anak adalah makhluk kecil yang penuh rasa ingin tahu. Dalam psikologi perkembangan, anak usia 2–7 tahun berada pada tahap preoperational menurut teori Jean Piaget.

Mereka belajar melalui eksplorasi, imajinasi, dan tentu saja, bertanya. Dalam Alkitab, Tuhan juga mengajarkan kita untuk memiliki hati seperti anak kecil yang penuh rasa ingin tahu dan rendah hati (Matius 18:3). Jadi, ketika si kecil bertanya, itu adalah tanda bahwa ia sedang tumbuh bukan hanya fisik, tetapi juga pikiran dan jiwanya.

Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi rasa ingin tahu mereka, terutama ketika kita mulai merasa kehabisan energi?

1. Jangan Anggap Sepele, Jadikan Waktu Ini Berharga

Pertanyaan sederhana seperti “Kenapa bunga ini warna-warni?” sebenarnya adalah undangan untuk menjalin kedekatan dengan anak. Sebagai orang tua Kristen, kita memiliki tanggung jawab besar: menjadi teladan kasih Allah bagi mereka.

Ketika kita meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan mereka dengan sabar, kita sedang menunjukkan bahwa mereka penting dan bahwa Allah juga peduli pada hal-hal kecil dalam hidup ini.

Cobalah untuk memanfaatkan momen ini sebagai waktu berbagi nilai-nilai Kristiani. Misalnya, ketika anak bertanya tentang alam, Anda bisa menjawab, “Tuhan yang menciptakan semua ini, Nak. Dia begitu baik dan menciptakan dunia ini untuk kita nikmati.” Dengan begitu, Anda tidak hanya memberikan jawaban ilmiah tetapi juga menanamkan iman.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

2. Jangan Takut Mengakui Bahwa Anda Tidak Tahu

Kadang-kadang, pertanyaan anak begitu mendalam hingga membuat kita bingung. Tidak apa-apa untuk berkata, “Mama belum tahu jawabannya, tapi nanti kita cari tahu bersama, ya.” Ini adalah momen untuk mengajarkan kerendahan hati.

Bawalah anak Anda dalam perjalanan mencari jawaban. Anda bisa mengajaknya membaca Alkitab, mencari informasi di buku, atau bahkan menonton video edukasi bersama. Anak akan melihat bahwa belajar adalah proses yang berkelanjutan, bahkan untuk orang dewasa.

3. Beri Ruang untuk Mereka Berpikir Sendiri

Terkadang, bukan jawaban yang mereka butuhkan, tetapi dorongan untuk berpikir lebih jauh. Ketika anak bertanya, “Kenapa Tuhan menciptakan manusia?” ajak mereka berdiskusi dengan balik bertanya, “Menurutmu kenapa, Nak?”

Dengan cara ini, Anda mengajarkan mereka untuk merenung dan menyelami pertanyaan mereka sendiri. Ini juga melatih kemampuan berpikir kritis, yang sangat penting dalam menjalani kehidupan, termasuk kehidupan iman mereka kelak.

4. Doa sebagai Penguat Sabar dan Hikmat

Tidak bisa dipungkiri, ada hari-hari ketika kita benar-benar lelah. Menghadapi anak yang tiada henti bertanya membutuhkan kesabaran yang luar biasa.

Dalam kelemahan kita, mari kita datang kepada Tuhan, seperti yang diajarkan dalam Yakobus 1:5“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah...”

Doakan anak Anda. Doakan hati Anda agar tetap sabar. Doakan agar setiap kata yang Anda ucapkan menjadi berkat bagi mereka. Percayalah, Roh Kudus akan memampukan Anda untuk menjalani peran besar ini.

5. Jadikan Pertanyaan Mereka Sebagai Pengingat untuk Kita

Sering kali, pertanyaan polos mereka justru menjadi teguran lembut dari Tuhan. Ketika anak bertanya, “Mama, kenapa harus berdoa?” itu adalah undangan bagi kita untuk merenungkan kehidupan doa kita sendiri.

Apakah kita masih memiliki rasa ingin tahu yang sama besar tentang Allah seperti anak-anak kita? Apakah kita masih mencari wajah-Nya dengan sukacita, atau malah terjebak dalam rutinitas sehari-hari?

 

Mendidik dengan Kasih, Menanam Benih Iman


Menghadapi anak yang penuh pertanyaan memang melelahkan, tetapi ingatlah bahwa di balik setiap pertanyaan, ada hati kecil yang sedang mencari terang Kristus.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

Tugas kita bukan hanya menjawab pertanyaan mereka, tetapi menanamkan benih iman yang akan bertumbuh dalam hidup mereka.

Ketika kita merasa lelah, ingatlah bahwa ini adalah bagian dari pelayanan kita kepada Tuhan sebagai orang tua. Dan suatu hari nanti, ketika anak-anak ini bertumbuh menjadi pribadi yang kuat dalam iman, kita akan menyadari bahwa setiap jawaban yang kita berikan adalah investasi kekal dalam hidup mereka.

Jadi, lain kali ketika anak Anda bertanya, “Kenapa pelangi ada?” jangan hanya melihatnya sebagai pekerjaan rumah tambahan.

Sebaliknya, lihatlah itu sebagai kesempatan untuk membawa mereka lebih dekat kepada Sang Pencipta. Karena, siapa tahu, di balik tanya sederhana itu, Tuhan sedang menanamkan panggilan besar dalam hidup mereka.

Melalui Layanan Doa dan Konseling CBN, kami telah banyak melayani responden yang bergumul tentang masalah keuangan dengan mendoakan dan memberikan konseling gratis. Kami mengajak Anda menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menopang Layanan Doa dan Konseling CBN agar dapat terus mengudara dan melayani lebih banyak reponden di luar sana yang membutuhkan dukungan doa dan konseling dengan cara KLIK DI BAWAH INI:

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami