Mengelola uang sering kali menjadi topik yang sensitif bagi banyak orang. Kita cenderung merasa keuangan merupakan privasi yang perlu dijaga, termasuk tentang bagaimana cara mengelola keuangan kita.
Namun, hanya karena topik ini sensitif, bukan berarti kita harus menghindarinya. Faktanya, Alkitab memiliki banyak panduan tentang cara bijak mengelola sumber daya kita, termasuk uang. Salah satunya adalah yang tercantum dalam Yakobus 5:1-11.
Artikel ini akan membahas bagaimana kita bisa mengelola uang dengan cara yang sesuai dengan prinsip Alkitab. Terlepas dari seberapa besar atau kecil penghasilan Anda, ada pesan penting yang bisa dipetik dari nasihat Alkitab tentang keuangan.
1. Kekayaan Bukan Masalah, Penyalahgunaannya Adalah
Dalam Yakobus 5, kita membaca tentang orang kaya yang menggunakan kekayaan mereka hanya untuk kesenangan diri sendiri. Mereka fokus pada makanan mewah, pakaian mahal, dan benda-benda duniawi, tetapi gagal memenuhi kebutuhan orang lain. Yang lebih parah, mereka menahan upah para pekerja mereka demi memperkaya diri sendiri.
Namun, Alkitab tidak mengajarkan bahwa menjadi kaya itu salah. Masalahnya bukan pada kekayaan, tetapi pada bagaimana kita menggunakannya. Tuhan memberkati kita dengan sumber daya yang harus digunakan untuk tujuan yang baik. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain dengan apa yang telah diberikan kepada kita.
Misalnya, kita bisa membantu orang yang membutuhkan, seperti membayar biaya perbaikan mobil bagi seorang mahasiswa yang kesulitan, atau mendukung misi penyebaran Injil ke seluruh dunia. Setiap orang mungkin dipanggil untuk memberi dengan cara yang berbeda, tetapi yang penting adalah kita menggunakan kekayaan kita untuk tujuan yang kekal.
2. Harta Duniawi Bersifat Sementara
Yakobus juga memperingatkan bahwa harta benda duniawi akan memudar, membusuk, dan akhirnya rusak. Investasi pada hal-hal seperti makanan mewah, pakaian mahal, atau barang-barang mewah tidak memiliki nilai kekal. Apa pun yang kita beli hari ini, seperti mobil mewah atau pakaian mahal, suatu hari akan aus, rusak, atau kehilangan nilai.
Alkitab mengingatkan kita untuk menyimpan harta di surga, bukan di bumi (Matius 6:19-21). Itu berarti kita harus menggunakan uang kita dengan cara yang mendatangkan keuntungan kekal—seperti memberi kepada orang miskin, mendukung pekerjaan misi, dan melayani komunitas kita. Hal-hal ini memiliki nilai kekal yang tidak bisa hilang.
3. Kesabaran dalam Menunggu Buah dari Investasi Kekal
Yakobus 5 juga menekankan pentingnya kesabaran. Dalam ayat 7, kita diberi contoh seorang petani yang dengan sabar menunggu hasil panen. Sama halnya, kita harus bersabar dalam menggunakan sumber daya kita untuk tujuan kekal dan menunggu Tuhan bekerja dalam hidup kita.
Hidup yang berfokus hanya pada keuntungan langsung dan kesenangan jangka pendek, seperti yang dilakukan orang kaya dalam Yakobus 5, menunjukkan kurangnya kesabaran dan pandangan jauh ke depan. Kesabaran dan ketekunan adalah kebajikan yang diharapkan dari kita, terutama ketika kita menunggu hasil dari investasi rohani kita, apakah itu waktu, uang, atau tenaga yang kita sumbangkan untuk kerajaan Allah.
4. Memberi dengan Murah Hati dan Bijak
Mengelola uang berdasarkan Alkitab berarti kita harus bijak, murah hati, dan terbuka dalam penggunaan sumber daya kita. Murah hati bukanlah pilihan, tetapi keharusan. Tuhan memberkati kita agar kita bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Memberi kepada orang lain tidak selalu harus dalam jumlah besar. Mungkin Anda bisa membantu dengan hal kecil, seperti menyiapkan makanan bagi tetangga yang sedang sakit, atau menyisihkan sebagian dari pendapatan Anda untuk mendukung gereja atau pekerjaan misi. Ini adalah tindakan sederhana yang bisa memiliki dampak besar, baik bagi orang yang menerima maupun bagi diri Anda sendiri.
5. Kesabaran Hingga Kedatangan Kristus
Yakobus mengingatkan kita tentang pentingnya ketekunan hingga kedatangan Kristus. Kita harus menjalani hidup dengan memandang masa depan yang kekal dan tidak hanya fokus pada kehidupan sementara di dunia ini. Ayat-ayat di Yakobus 5:7-11 menegaskan pentingnya kesabaran dan ketekunan, bahkan dalam menghadapi penderitaan.
Yakobus memberikan tiga contoh kesabaran yang dapat kita ikuti: petani yang menunggu hasil panen, para nabi yang tetap setia meski menderita, dan Ayub yang bertahan meski kehilangan segalanya. Ini adalah pelajaran bagi kita untuk tetap teguh dalam iman, menggunakan sumber daya kita dengan bijak, dan tetap menanti janji Tuhan.
Mengelola uang dengan bijak berdasarkan prinsip Alkitab bukan hanya tentang menabung atau menginvestasikan uang, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan sumber daya kita untuk tujuan kekal. Kita harus berhati-hati untuk tidak tergoda dengan kekayaan duniawi dan menggunakan berkat yang kita terima untuk memberi kepada orang lain.
Dengan bersabar, murah hati, dan berfokus pada kehidupan kekal, kita bisa menggunakan keuangan kita dengan cara yang menyenangkan Tuhan. Suatu hari, ketika Kristus datang kembali, kita akan mendengar-Nya berkata, "Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia."
Sumber : crosswalk.com