Anastasya atau yang akrab disapa Tasya (5 tahun) adalah anak PAUD SPS Lingkungan Lasara Bahili Jemaat Kota Gunungsitoli. Sejak kecil ia sudah mengalami banyak hal yang menyulitkan.
Tumbuh besar di keluarga yang tidak lagi utuh, membuat ia tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Ia dan abangnya tinggal bersama kakek dan neneknya, sementara adik bungsunya tinggal di bersama ibunya. Sedangkan ayahnya saat ini sedang berada di panti rehabilitasi kejiwaan.
Kehidupannya sangat sederhana dan sebagian besar aktivitas ia lakukan bersama abangnya. Karena kakek dan neneknya sibuk berladang dan berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibatnya Tasya hanya melihat bagaimana abangnya berperilaku, sehingga ia pun bertingkah seperti seorang anak laki-laki.
BACA JUGA : Tranformasi Siswi PAUD Super5 dalam Mengenali Identitas Gender.
Saat pertama kali masuk sekolah, Tasya menarik perhatian para guru karena penampilannya seperti anak laki-laki. Rambutnya pendek dan perilakunya mirip dengan anak laki-laki, hingga gurunya sempat mengira Tasya adalah anak laki-laki. Selain itu, Tasya sering bertingkah tidak wajar, berteriak tanpa alasan, dan meletakkan kakinya di atas meja.
Sampai suatu hari, guru mengajarkan materi "Aku Sayang Diriku” dari kurikulum Super5. Dalam pelajaran ini, guru menjelaskan perbedaan gender yang diciptakan oleh Allah. Kemudian anak-anak diminta untuk memperkenalkan diri dan jenis kelamin mereka, termasuk Tasya. Ia diajarkan untuk memperkenalkan diri sebagai perempuan dan harus berperilaku seperti seorang anak perempuan.
BACA JUGA : Meskipun Terlahir Berbeda, Vania Tetap Bangkit dan Percaya Diri
Secara perlahan guru pun mengajak Tasya untuk mulai berdandan dan bersikap seperti layaknya seorang anak perempuan. Awalnya, perubahan ini sulit bagi Tasya karena di rumah, kakek-neneknya tidak terbiasa mendandani cucu mereka seperti anak-anak lain.
Namun, berkat bimbingan dari gurunya, Tasya perlahan belajar memperbaiki sikap. Dia diajari cara duduk yang baik, mengikat rambut, berjalan dengan baik, dan berbicara lembut.
Sejak itu, Tasya mulai datang ke sekolah dengan penampilan cantik dan sikap lebih anggun. Kakek dan neneknya sangat bangga melihat perubahan positif pada cucu mereka, terutama saat Tasya bisa berdoa dengan baik.
Ratusan anak usia dini di daerah pelosok Indonesia telah CBN layani melalui Kurikulum Super5. Mari bergabung bersama kami untuk melayani anak-anak di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal lewat pendidikan dan jadilah berkat bagi mereka!
Sumber : Jawaban.com