Setelah 33 Tahun, Akhirnya Gereja Kalvari Paroki Lubang Buaya Diresmikan!
Sumber: Google Maps by Kholid Arofi

News / 17 September 2024

Kalangan Sendiri

Setelah 33 Tahun, Akhirnya Gereja Kalvari Paroki Lubang Buaya Diresmikan!

Claudia Jessica Official Writer
375

Setelah penantian panjang selama 33 tahun, Gereja Kalvari Lubang Buaya diresmikan pada Sabtu, 14 September 2024.

Peresmian Gereja Kalvari Lubang Buaya ini menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik setempat yang telah lama berjuang untuk memiliki tempat ibadah mereka sendiri.

Peresmian Gereja Kalvari Lubang Buaya ditandai dengan Misa Pentahbisan yang dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignasius Suharyo.

Misa yang diadakan secara konselebrasi ini turut didampingi oleh 25 pastor, termasuk Pastor Kepala Paroki Kalvari, Romo Johan Ferdinand.

 

 

BACA JUGA: Akhirnya! Setelah 2 Tahun, Gereja Santo Yosef Stasi Kalong Diresmikan Pj Bupati Sanggau

 

Romo Johan, yang akrab disapa Romo Fe, mengungkapkan betapa besar kebahagiaan yang dirasakan oleh umat Kalvari setelah menunggu selama lebih dari tiga dekade.

"Ini satu hal yang sangat menggembirakan penuh sukacita, merupakan puncak dari mimpi 33 tahun umat Kalvari sejak 14 September 1991," ujar Romo Fe dengan penuh syukur seperti yang dilansir dari Liputan6.com.

Pembangunan Gereja Kalvari Lubang Buaya sempat mengalami banyak hambatan, terutama terkait perizinan dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di lokasi tersebut.

Pada tahun 1991, Uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Sukoto sempat mengeluarkan dekret pembatalan pembentukan paroki karena keterbatasan KDB.

"Karena Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang ada tidak mencukupi. Sementara tanah ini dibeli bukan hanya untuk tempat ibadah, tapi juga untuk sekolah, dan sekolah sudah bangun duluan, lalu nggak ada lagi KDB yang tersisa untuk pembangunan gereja," jelas Romo Fe.

 

 

BACA JUGA: Gereja Katedral Kupang yang Dibiayai dari APBN akan Segera Diresmikan Presiden Jokowi!

 

Meskipun demikian, umat Katolik setempat tidak menyerah dan terus berjuang untuk meningkatkan KDB hingga akhirnya mencapai 40 persen, memungkinkan kelanjutan pembangunan gereja.

Namun, setelah KDB meningkat, tanah yang tersedia untuk gereja sudah digunakan oleh pembangunan sekolah di area yang sama, menyebabkan kendala lebih lanjut dalam pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

"Akhirnya kemudian habis lagi tanah untuk gereja, sehingga ketika diajukan lagi untuk mendirikan bangunan, gagal dapat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari pemerintah waktu itu," lanjut Romo Fe.

Tantangan ini semakin diperparah oleh berbagai gangguan dari kelompok masyarakat sekitar yang menolak pembangunan gereja.

Di tengah berbagai kesulitan, umat Gereja Kalvari Lubang Buaya mendapatkan dukungan dari berbagai tokoh agama dan pemerintah.

 

 

BACA JUGA: Setelah 14 Tahun, Gereja Ini Akhirnya Diresmikan! Walikota: “Pentingnya Peran Tokoh Agama”

 

Dukungan ini membantu menyelesaikan permasalahan dan memungkinkan pembangunan gereja dilanjutkan tanpa gangguan berarti.

Kardinal Ignasius Suharyo memaknai penantian panjang ini sebagai momen belajar bagi semua pihak, termasuk umat, pimpinan paroki, dan pemerintah.

"Waktu yang panjang itu bukan waktu yang sia-sia. Waktu yang panjang itu adalah kesempatan untuk belajar dari pihak umat, dari pihak pimpinan paroki. Demikian juga saya kira dari pihak pemerintah provinsi, pemerintah kota, ini juga waktu untuk belajar," ujar Kardinal Suharyo dalam memaknai penantian umat Kalvari atas pembangunan gereja.

 

Baca halaman selanjutnya →

 

 

"Jadi harapannya seluruh umat Katolik bertumbuh di dalam iman. Dan kalau bertumbuh imannya itu dengan benar, maka dengan sendirinya akan muncul persodaraan," lanjutnya lagi.

Selain menjadi tempat ibadah, Gereja Kalvari Lubang Buaya juga diharapkan dapat menjadi pusat kehidupan sosial bagi umat Katolik dan masyarakat sekitar.

Romo Fe menyatakan bahwa gereja ini tidak hanya menyediakan tempat untuk berdoa, tetapi juga menjadi pusat kehidupan umat Katolik dan masyarakat sekitar.

"Gereja ini bukan hanya menyediakan rumah ibadat tapi gereja ini juga menyediakan pelayanan sosial, lalu kemudian pelayanan kesehatan juga kesempatan umat untuk berinteraksi, bertemu dan sebagainya," kata Romo Fe dengan penuh harapan.

Wali Kota Administrasi Jakarta Timur, M. Anwar, yang turut hadir dalam peresmian, menyatakan bahwa Gereja Kalvari Lubang Buaya mencerminkan semangat kebhinekaan di Indonesia.

"Inilah salah satu kebhinekaan, jadi saya inginkan adanya gereja Kalvari bukan hanya bermanfaat untuk pelayanan umat Katolik saja tetapi bermanfaat untuk warga sekitar Kelurahan Lubang Buaya," katanya.

Ia berharap keberadaan gereja ini dapat membawa manfaat tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga untuk seluruh warga Kelurahan Lubang Buaya.

"Saya berharap dengan adanya keberadaan Gereja Katolik Paroki Kalvari Lubang Buaya ini bisa membawa keberkahan bagi warga sekitar," ucap Anwar.

Dengan diresmikannya Gereja Kalvari Lubang Buaya, umat Katolik di daerah tersebut kini memiliki tempat yang layak untuk beribadah dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, setelah penantian panjang yang penuh perjuangan.

Bagikan kabar baik ini kepada banyak orang agar mereka dapat melihat pekerjaan Tuhan lewat berita ini.

 

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami