Dituntun Oleh Mimpi Menuju Terang, Kisah Pertobatan Mantan Penari Striptis
Sumber: Jawaban.com

Milenial / 12 September 2024

Kalangan Sendiri

Dituntun Oleh Mimpi Menuju Terang, Kisah Pertobatan Mantan Penari Striptis

Puji Astuti Official Writer
355

Perjalanan hidup Yusi penuh dengan penderitaan, kekerasan dan kehilangan sejak masa kecilnya. Ia diliputi oleh trauma dan luka batin. Kekerasan dalam rumah tangga adalah pemandangan yang biasa di rumahnya.  

"Ibu saya dihajar sampai masuk rumah sakit," kenangnya, menyoroti betapa brutalnya sang ayah dalam melampiaskan amarahnya.  

Bukan hanya ibunya, ia dan saudara-saudaranya juga jadi korban KDRT ayahnya. Selain itu kebiasaan buruk ayahnya berjudi juga menambah suasana rumah yang penuh dengan ketegangan.  

Saat ibu mereka meninggal, Yusi dan kakaknya merasa tak lagi memiliki tempat untuk pulang. Di usia 11 tahun, bersama dengan kakak keduanya, ia melarikan diri ke Jakarta. Tanpa bimbingan dan pegangan, mereka mencoba bertahan hidup di ibu kota. Namun, kota yang besar ini justru mempertemukan mereka dengan dunia yang lebih gelap. 

Pergaulan bebas menjadi bagian dari kesehariannya, di mana narkoba dan kehidupan malam mulai merasuki hidupnya. Tak ada jalan keluar yang mudah, dan kebutuhan untuk bertahan hidup semakin mendesaknya.  

Hingga suatu hari, sebuah tawaran dari agensi tari mengubah jalannya. "Saya coba menerima tawaran dari agen itu. Ternyata, itu bukan tarian biasa, tapi striptease," ujarnya. 

Dengan iming-iming penghasilan besar, Yusi terjerumus lebih dalam ke dunia malam, berkeliling dari panggung ke panggung, bahkan dari satu ruang ke ruang lainnya. 

Selama 11 tahun, hidupnya berkubang dalam kegelapan ini. "Saya bergelut dalam dunia malam itu selama bertahun-tahun, merasa tak ada jalan kembali," ucapnya dengan lirih.  

Namun, di tengah kegelapan hidupnya, suatu malam yang penuh keheningan, dia mendapatkan sebuah mimpi yang mengubah segalanya.  

"Saya melihat Tuhan Yesus, di tengah kegelapan itu ada cahaya dan dua tangan yang mengatakan, 'Akulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir,’" katanya.  

Mimpi itu menuntun Yusi ke gereja, tempat ia mendapatkan pesan yang sama dalam Kitab Wahyu tentang Alfa dan Omega dari pendeta yang berkotbah di minggu itu. Pengalaman ini menyentuh hatinya, membuatnya merasakan kedamaian yang selama ini hilang. 

“Akhirnya saya mencari Apa sih kekristenan itu, apa sih Tuhan Yesus itu, dan itu saya alami sampai saya di usia yang ke-29 tahun,  di mana akhirnya saya berkata, ‘Oke Tuhan, saya harus lepaskan ini semua,’” demikian ungkapnya. 

Keputusannya untuk mengikuti Tuhan bukanlah hal yang mudah. Namun saat ia mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, ia semakin diteguhkan.  

“Tuhan Yesus adalah keselamatan saya. Dia mengubah saya dari sesuatu yang tidak baik menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya dengan penuh keyakinan.  

Transformasi ini mengantarkannya ke Sekolah Alkitab, sebagai bentuk komitmennya untuk hidup dalam terang.Perjalanan imannya juga membawa pemulihan dalam hubungan dengan keluarganya, terutama dengan ayahnya.  

Setelah bertahun-tahun hidup dalam kebencian dan luka, ia akhirnya memilih untuk mengampuni. “Tuhan sudah mengampuni saya terlebih dahulu, jadi saya juga harus mengampuni mereka,” katanya.  

Dengan hati yang penuh kasih, dia pulang ke rumah dan meminta maaf kepada ayahnya, yang saat itu juga menangis tersedu. Pemulihan keluarga pun terjadi, sebuah momen yang penuh haru. 

Saat ayahnya meninggal dunia, Yusi berdiri di depan jenazahnya, mendoakan dengan iman yang teguh. Meskipun rasa duka menyelimuti, kedamaian luar biasa memenuhi hatinya. Baginya, itu adalah bukti nyata bagaimana kasih Tuhan telah memulihkan keluarganya, meskipun sebelumnya ia merasa hidupnya penuh dengan kehancuran dan luka. 

“Saya percaya pemulihan sudah terjadi dalam hidup saya dan keluarga saya,” ujarnya dengan keyakinan yang teguh. 

Kisah Yusi bukan hanya tentang kebangkitan dari kehancuran hidup, tetapi lebih dari itu—kisah ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan sanggup menjangkau siapa pun, bahkan mereka yang merasa paling jauh dari kasih-Nya. Tidak peduli seberapa dalam seseorang terjebak dalam kegelapan dosa, Tuhan selalu menawarkan kesempatan untuk bertobat dan memulai kehidupan yang baru. 

Seperti Yusi yang dulu merasa hidupnya tak lagi punya harapan, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk kembali kepada Tuhan, menemukan damai sejati, dan mengalami transformasi yang luar biasa. 

Jika Anda merasa hidup Anda penuh dengan beban, kehilangan arah, atau terjebak dalam kegelapan tanpa harapan, ketahuilah bahwa selalu ada jalan keluar. Anda tidak sendirian. Tuhan senantiasa hadir untuk memberikan pengharapan dan pemulihan dalam hidup Anda. 

Kami siap mendengarkan dan berdoa bersama Anda. Hubungi Layanan Doa dan Konseling CBN dengan KLIK DISINI untuk berbagi cerita dan menemukan penguatan. Di sini, Anda akan didoakan dan diberikan dukungan untuk menemukan jalan terang di dalam kasih Tuhan. 

Sumber : Solusi TV
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami