PGI Harapkan Tindak Lanjut Konkret dari Deklarasi Istiqlal untuk Mengatasi Krisis Global
Sumber: Instagram (@vaticannews)

News / 10 September 2024

Kalangan Sendiri

PGI Harapkan Tindak Lanjut Konkret dari Deklarasi Istiqlal untuk Mengatasi Krisis Global

Claudia Jessica Official Writer
851

Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) menekankan pentingnya tindakan nyata menyusul pembacaan Deklarasi Istiqlal yang dilangsungkan di hadapan tokoh-tokoh agama besar, termasuk Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nassaruddin Umar.

Deklarasi yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Kamis (5/9/2024) menggarisbawahi krisis dehumanisasi global dan kerusakan lingkungan sebagai isu utama yang perlu segera ditangani.

Isi Penting Deklarasi Istiqlal

Deklarasi Istiqlal mengandung empat poin utama yang dirancang untuk mengatasi dua krisis global: kekerasan yang memperalat agama dan eksploitasi lingkungan yang menyebabkan krisis iklim.

4 Poin Deklarasi Istiqlal ini menyerukan pengutamaan nilai-nilai agama untuk menghentikan budaya kekerasan, mendorong kerja sama antarnegara, mempromosikan dialog antarumat beragama, dan mengambil langkah konkret untuk pelestarian lingkungan.

Harapan PGI atas Deklarasi Istiqlal

Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, menyatakan bahwa Deklarasi Istiqlal seharusnya menjadi awal dari serangkaian tindakan yang mengubah narasi menjadi tindakan nyata yang mempengaruhi relasi antaragama dan dinamika sosial-politik nasional.

"Tentunya diharapkan ini tidak sekadar menjadi narasi mati, tetapi menjadi narasi yang dihidupi dalam tindakan konkrit melalui kerjasma-kerjasama antaragama bagi pemulihan kemanusiaan, serta keutuhan dan keseimbangan ekologis yang semakin terdegradasi. Ini adalah panggilan luhur agama-agama ke depan," ujar Pdt. Jacky.

Implikasi Lebih Luas dari Deklarasi Istiqlal

Deklarasi tidak hanya berfokus pada pengendalian kerusakan tetapi juga menyerukan pembangunan demokrasi yang substansial dan politik yang berkeadilan.

Pdt. Jacky menekankan pentingnya kerja sama antaragama dalam mengatasi masalah-masalah sosial, termasuk mendukung komunitas yang terpinggirkan.

"Kita sebagai agama-agama terpanggil untuk bekerjasama secara konkrit bagi komunitas-komunitas yang terpinggirkan, solidaritas dengan mereka, dan yang terutama bagaimana agama-agama mengembangkan prinsip-prinsip etis-teologis, yang memberikan dasar dan penuntun bagi upaya pemeliharaan lingkungan yang berkelanjutan," tambahnya.

PGI berharap deklarasi ini dapat menciptakan kolaborasi yang lebih erat antar pemimpin agama dan pemerintah, mendorong tindakan yang tidak hanya menyelesaikan krisis saat ini tetapi juga mencegah krisis masa depan.

 

240910 – News

PGI Harapkan Tindak Lanjut Konkret dari Deklarasi Istiqlal untuk Mengatasi Krisis Global

Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Serukan Tindakan Nyata Pasca Deklarasi Istiqlal

Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) menekankan pentingnya tindakan nyata menyusul pembacaan Deklarasi Istiqlal yang dilangsungkan di hadapan tokoh-tokoh agama besar, termasuk Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nassaruddin Umar.

Deklarasi yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Kamis (5/9/2024) menggarisbawahi krisis dehumanisasi global dan kerusakan lingkungan sebagai isu utama yang perlu segera ditangani.

Isi Penting Deklarasi Istiqlal

Deklarasi Istiqlal mengandung empat poin utama yang dirancang untuk mengatasi dua krisis global: kekerasan yang memperalat agama dan eksploitasi lingkungan yang menyebabkan krisis iklim.

4 Poin Deklarasi Istiqlal ini menyerukan pengutamaan nilai-nilai agama untuk menghentikan budaya kekerasan, mendorong kerja sama antarnegara, mempromosikan dialog antarumat beragama, dan mengambil langkah konkret untuk pelestarian lingkungan.

Harapan PGI atas Deklarasi Istiqlal

Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, menyatakan bahwa Deklarasi Istiqlal seharusnya menjadi awal dari serangkaian tindakan yang mengubah narasi menjadi tindakan nyata yang mempengaruhi relasi antaragama dan dinamika sosial-politik nasional.

"Tentunya diharapkan ini tidak sekadar menjadi narasi mati, tetapi menjadi narasi yang dihidupi dalam tindakan konkrit melalui kerjasma-kerjasama antaragama bagi pemulihan kemanusiaan, serta keutuhan dan keseimbangan ekologis yang semakin terdegradasi. Ini adalah panggilan luhur agama-agama ke depan," ujar Pdt. Jacky.

Implikasi Lebih Luas dari Deklarasi Istiqlal

Deklarasi tidak hanya berfokus pada pengendalian kerusakan tetapi juga menyerukan pembangunan demokrasi yang substansial dan politik yang berkeadilan.

Pdt. Jacky menekankan pentingnya kerja sama antaragama dalam mengatasi masalah-masalah sosial, termasuk mendukung komunitas yang terpinggirkan.

"Kita sebagai agama-agama terpanggil untuk bekerjasama secara konkrit bagi komunitas-komunitas yang terpinggirkan, solidaritas dengan mereka, dan yang terutama bagaimana agama-agama mengembangkan prinsip-prinsip etis-teologis, yang memberikan dasar dan penuntun bagi upaya pemeliharaan lingkungan yang berkelanjutan," tambahnya.

PGI berharap deklarasi ini dapat menciptakan kolaborasi yang lebih erat antar pemimpin agama dan pemerintah, mendorong tindakan yang tidak hanya menyelesaikan krisis saat ini tetapi juga mencegah krisis masa depan.

Sumber : pgi.or.id
Halaman :
1

Ikuti Kami