Saya Sibuk Bekerja, Anak Saya Jadi Terabaikan dan Berdampak Seperti Ini
Sumber: Jawaban.com

Family / 5 September 2024

Kalangan Sendiri

Saya Sibuk Bekerja, Anak Saya Jadi Terabaikan dan Berdampak Seperti Ini

Lidya Dwi Apriliani Official Writer
804

Di tengah kesibukan kerja yang padat, sering kali ayah lupa betapa pentingnya menjalin kedekatan dengan anak mereka. Ketika pulang ke rumah, ayah cenderung lupa untuk menyediakan waktu yang berkualitas dengan anak. Tidak jarang hal ini jadi membangun tembok batas bagi ayah dan anak.  

Hal inilah yang Suratno (42 tahun) alami, ia bekerja menggarap sawah yang jaraknya jauh dari rumah. Dalam satu bulan ia bisa meninggalkan rumah untuk bekerja 15 hari hingga 20 hari. Sedangkan ketika ia berada di rumah selama 1 minggu, ia hanya berinteraksi dengan anak sekadarnya. 

“Selagi saya di rumah, saya berinteraksi dengan ngasih nasihat saja. Jadi nggak ada waktu saya untuk bermain dengan mereka. Karena ketika saya di rumah pun, saya punya tanggung jawab untuk pekerjaan yang lain. Waktu yang tersisa hanya saat malam, namun anak-anak sudah tertidur. Jadi mereka kurang dalam pemantauan saya...” ungkap Suratno.  

BACA JUGA : Abaikan Anak Karena Sibuk, The Parenting Project Ubah Pak Aprin Jadi Ayah yang Hadir

Tanpa sadar kebiasaan ini menarik garis batas antar ia dan anak-anaknya, terutama dengan anak sulungnya, Timoti. Sebab Timoti sudah ditinggal ayahnya bekerja sejak usianya masih 8 tahun.  

Selama itu Timoti mendapatkan kasih sayang dari neneknya. Salah satu bentuk kasih sayang neneknya adalah dengan memberikan ponsel kepada Timoti. Ponsel itu ternyata memberikan dampak buruk, karena Timoti tumbuh menjadi anak yang tidak bisa dikontrol. 

Timoti tumbuh jadi anak yang mudah marah, bermain ponsel sampai tidak kenal waktu, dan sering mengabaikan tugas-tugas sekolahnya. Bahkan Suratno pernah dipanggil ke sekolah karena Timoti menjadi pelaku bullying bersama teman se-geng. 

Hingga akhirnya Suratno didorong oleh istrinya untuk mengikuti kelas parenting di Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) Nafiri Pujian Tulang Bawang.  Suratno sangat terberkati oleh tayangan video dari modul 2 tentang Membangun Kedekatan. Cara pandangnya dalam mengasuh anak-anak mulai berubah.  

“Saat saya mengikuti pelajaran parenting, saat itu saya berpikir ternyata apa yang disampaikan lewat video itu, sebagian besar adalah masalah sepele yang seharusnya orangtua sudah tahu. Tapi ternyata saya dan orangtua lainnya nggak tahu, hal yang kami anggap sepele itu bisa mengakibatkan keluarga kami jadi tidak dekat..”  

BACA JUGA : Inilah Tahunnya “The Parenting Project”!

Ia mulai berkomitmen untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anaknya ketika berada di rumah. Bukan hanya pulang dan memberikan nasihat, tetapi Suratno mulai mengobrol dari hati ke hati, melakukan aktivitas bersama, dan memberikan perhatian serta kasih sayang yang lebih untuk mereka. 

Suratno berusaha memperbaiki kesalahan masa lalunya dan membangun kembali hubungan yang lebih erat dengan anak-anaknya. Kini, ia berusaha menjadi lebih hadir di setiap momen penting dalam kehidupan anak-anaknya, mewujudkan komitmennya melalui tindakan nyata dan perhatian yang tulus. 

"Saya berterima kasih pada program The Parenting Project ini yang membuat keluarga kami untuk menjadi lebih baik. Meskipun sangat sulit, saya jadi bisa mengerti dan mau berusaha untuk bisa hadir untuk anak." 

Suratno telah mengubah cara pandangnya dalam mengasuh anak, sekarang giliran Anda menyelamatkan masa depan mereka dengan mengambil tindakan untuk menonton video berikut ini 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami