IDF Sukses Selamatkan Sandera Muslim dari Terowongan Bawah Tanah Hamas
Sumber: CBN News

News / 29 August 2024

Kalangan Sendiri

IDF Sukses Selamatkan Sandera Muslim dari Terowongan Bawah Tanah Hamas

Puji Astuti Official Writer
422

Seorang ayah dari 11 anak dipertemukan kembali dengan keluarganya setelah IDF menyelamatkannya dari terowongan Hamas. Para pemimpin Israel menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti hingga semua sandera yang tersisa dibawa pulang. Sementara itu, Israel sedang melaksanakan operasi anti-teroris terbesar di Tepi Barat dalam 22 tahun terakhir.  

Tawanan Diselematkan Dari Terowongan Hamas 

Berdasarkan laporan Chuck Colton tim CBN News di Israel, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) baru saja merilis rekaman helikopter militer yang mendarat di Gaza, menunjukkan penyelamatan berani terhadap Kaid Farhan Al-Qadi, pria berusia 52 tahun.  

Kaid adalah sandera kedelapan yang diselamatkan hidup-hidup sejak 7 Oktober dan yang pertama ditemukan di jaringan terowongan bawah tanah Hamas. Kaid juga merupakan anggota minoritas Arab yang terlarang di negara itu, meskipun ia mengatakan bahwa ia tidak menerima perlakuan khusus sebagai Muslim.  

“Komando Israel menyelamatkan Kaid dari terowongan bawah tanah setelah menerima info intelijen yang akurat,” jelas Laksamana Muda Angkatan Pertahanan Israel Daniel Hagari, Juru Bicara IDF.   

Kaid Farhan Al-Qadi Telah Berkumpul Bersama Keluarga 

Saudara laki-laki Kaid Al-Qadi mengatakan kepada wartawan bahwa keluarganya bersyukur atas dukungan doa dari banyak orang.  

"Puji Tuhan, Puji Tuhan, yang memberi kami kabar hari ini setelah 11 bulan, kabar yang tidak pernah kami bayangkan dan impikan, dan terima kasih kepada semua orang yang telah berdoa untuk kami, kepada seluruh dunia, semua orang baik di dunia," ujarnya Jumaa Al-Qadi  

Kaid yang merupakan ayah dari 11 anak itu juga bersukacita karena dipertemukan kembali dengan keluarganya. 

IDF Perluas Operasi Militer Ke Tepi Barat 

Sementara itu, IDF telah meluncurkan operasi kontra-terorisme terbesar di Tepi Barat dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun, yang dinamakan "Operasi Summer Camp". Sumber Palestina melaporkan bahwa setidaknya 10 orang Palestina tewas sejauh ini, termasuk empat orang dalam serangan udara di kota Jenin yang sedang tidak stabil, yang telah ditutup oleh pasukan Israel. 

Proses Perundingan Damai Masih Terus Berjalan 

Di Israel, penyelamatan Kaid Kaid telah memperbarui harapan bagi keluarga sandera yang masih belum ditemukan. Sekitar 108 sandera masih ditahan di Gaza, dengan sekitar sepertiga di antaranya diyakini sudah tewas.  

BACA JUGA:

Israel Tegaskan Mereka Tak Berniat Kuasai Palestina, Hanya Ingin Menumpas Hamas

VIDEO NEWS : ARAB KRISTEN YANG MENJADI KORBAN DALAM KONFLIK DI GAZA

Negosiasi gencatan senjata diharapkan terus berlanjut di Doha, Qatar, namun Hamas masih belum ikut serta. Pembicaraan sedang berlangsung hingga saat ini di Doha, di mana Presiden Biden telah mengarahkan Direktur Burns dan Brett McGurk untuk berpartisipasi mewakili Amerika Serikat. Mereka saat ini berada di sana, bekerja dengan perwakilan dari Israel, Qatar, dan Mesir. Qatar dan Mesir pada gilirannya memediasi dengan Hamas.   

Setelah 326 hari dalam tahanan, Kaid tampak kurus tetapi sehat, memberikan tanda jempol kepada para penyelamatnya. Dari tempat tidur rumah sakit di Be'er Sheva, ia berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.  

“Masih ada 108 sandera yang keluarganya masih menunggu kabar bahwa orang yang mereka cintai akan pulang, dan mereka harus tahu bahwa kami tidak akan beristirahat sampai kami menyelesaikan misi kami untuk membawa semua sandera kami pulang,” demikian ungkap Laksamana Muda Angkatan Pertahanan Israel Daniel Hagari, Juru Bicara IDF.  

Israel Tegaskan Lindungi Warganya Apapun Agamanya 

Proses penyelamatan Kaid Al-Qadi ini berlawanan dengan narasi bahwa Israel adalah negara apartheid. Karena faktanya adalah Kaid merupakan seorang Muslim dari suku Bedouin Arab yang memiliki kewarganegaraan Israel. Namun, pasukan Israel mempertaruhkan nyawa mereka untuk membebaskannya, bukan karena agamanya, tetapi karena dia adalah warga negara mereka. Dia berhak mendapatkan perlindungan yang sama seperti warga negara lainnya.   

Apa yang dilakukan oleh Israel saat ini merupakan respon terhadap Hamas yang melakukan serangan pada 7 Oktober 2023 lalu. Untuk itu Israel bersikukuh bahwa untuk kesepakatan damai, Hamas harus melepaskan semua sandera dan meletakkan senjata mereka, dan tidak mentoleransi tuntutan diluar itu.  

Jadi bisa kita lihat secara jelas bahwa perang di wilayah Gaza, Tepi Barat, dan juga dengan kelompok-kelompok ekstrimis di negara-negara sekitar Israel saat ini bukanlah sebuah perang agama. Mari kita berdoa untuk kedamaian wilayah Timur Tengah dan kesepakatan damai segera dapat terwujud.  

Sumber : CBN News
Halaman :
1

Ikuti Kami