Gempa Gunung Kidul Berkaitan dengan Gempa Megathrust?
Sumber: Jawaban.com

News / 27 August 2024

Kalangan Sendiri

Gempa Gunung Kidul Berkaitan dengan Gempa Megathrust?

Puji Astuti Official Writer
750

Pada Senin malam (26/8/2024), gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5 mengguncang wilayah Gunungkidul, Yogyakarta. Menurut catatan BMKG, gempa ini termasuk dalam kategori kekuatan menengah dengan kedalaman titik episentrum 45 kilometer. Lokasi episentrum gempa berada dalam zona megathrust, yang menambah kekhawatiran akan potensi gempa besar di masa depan. 

Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang paling mematikan di dunia. Di antara berbagai jenis gempa, gempa megathrust adalah salah satu yang paling berbahaya. Istilah "megathrust" merujuk pada jenis gempa bumi besar yang terjadi di zona subduksi, di mana lempeng tektonik laut tersubduksi di bawah lempeng benua. Artikel ini akan membahas sejarah gempa megathrust di Indonesia, mengapa Indonesia rawan gempa megathrust, serta pentingnya kewaspadaan tanpa diliputi ketakutan. 

Sejarah Gempa Megathrust di Indonesia 

Indonesia, yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama—Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik—telah lama dikenal sebagai salah satu wilayah paling rawan gempa di dunia. Sejarah mencatat beberapa gempa megathrust yang terjadi di Indonesia, salah satu yang paling dahsyat adalah gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004 di Aceh.  

Gempa yang sebabkan tsunami Aceh tersebut berkekuatan 9.1-9.3 skala Richter, yang menelan lebih dari 230.000 korban jiwa di 14 negara. Sejarah ini menunjukkan betapa dahsyatnya dampak gempa megathrust dan mengapa perlu kewaspadaan yang tinggi. 

BACA JUGA: Waspada Bahaya Gempa Megathrust, Berikut Panduan Mitigasi Hadapi Bencana

Awal Heboh Isu Gempa Megathrust Saat Ini 

Isu soal megathrust ini awalnya dilontarkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, yang memperingatkan bahwa gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal menunggu waktu.  

Alasannya, dua zona tersebut sudah lama tidak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun. Namun, ia menegaskan bahwa ini bukanlah peringatan dini, melainkan hanya upaya untuk mengingatkan agar masyarakat bersiap dalam hal mitigasi bencana. 

Mengapa Indonesia Rawan Gempa Megathrust? 

Kondisi geografis Indonesia menjadi faktor utama kerawanan terhadap gempa megathrust. Indonesia terletak di "Cincin Api Pasifik" (Ring of Fire), daerah yang penuh dengan gunung berapi aktif dan lempeng tektonik yang terus bergerak. Pergerakan lempeng ini sering kali menghasilkan tekanan yang luar biasa besar, yang akhirnya dilepaskan dalam bentuk gempa bumi megathrust. Zona subduksi di sepanjang pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara, adalah area yang paling rentan terhadap gempa megathrust. 

Kapan Terakhir Terjadi Gempa Megathrust di Dunia? 

Gempa megathrust terakhir yang tercatat terjadi di dunia adalah gempa bumi berkekuatan 8.2 skala Richter yang mengguncang Semenanjung Alaska pada 28 Juli 2021. Meskipun gempa ini tidak menyebabkan tsunami yang signifikan, hal ini menjadi pengingat bahwa ancaman gempa megathrust tetap ada di berbagai belahan dunia. 

Mengapa Harus Terus Waspada? 

Waspada terhadap gempa megathrust sangat penting, terutama di wilayah yang rawan gempa seperti Indonesia. Kewaspadaan ini bukan berarti hidup dalam ketakutan, melainkan dalam kesiapsiagaan yang matang. Pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat perlu terus melakukan edukasi mengenai langkah-langkah mitigasi bencana, seperti memahami tanda-tanda awal gempa dan tsunami, mengetahui rute evakuasi, serta selalu siap dengan peralatan darurat. 

Bentuk Kewaspadaan yang Perlu Diterapkan 

Kewaspadaan terhadap ancaman gempa megathrust dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk: 

  • Pendidikan dan Pelatihan. Edukasi mengenai risiko gempa dan bagaimana menghadapi situasi darurat sangat penting. Sekolah, komunitas, dan instansi perlu rutin melakukan simulasi evakuasi. 
  • Pembangunan Infrastruktur. Memastikan bahwa bangunan dan infrastruktur memenuhi standar tahan gempa, terutama di wilayah-wilayah rawan. 
  • Kesiapan Pribadi. Setiap individu dan keluarga perlu memiliki rencana darurat yang jelas, termasuk mengetahui lokasi aman dan jalur evakuasi terdekat. 

Mengapa Tidak Perlu Kuatir atau Ketakutan? 

Ketakutan berlebihan terhadap gempa megathrust justru dapat mengganggu keseharian dan menghambat produktivitas. Penting untuk memahami bahwa meskipun gempa adalah bencana alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti, kita dapat meminimalkan risiko melalui langkah-langkah pencegahan dan persiapan yang tepat. Kekuatan menghadapi ancaman ini bukanlah dengan ketakutan, melainkan dengan pengetahuan, kesiapsiagaan, dan keberanian untuk tetap melanjutkan hidup dengan normal namun waspada. 

Ayo, Siapkan Diri dengan Bijak! 

Sebagai gereja, yayasan, sekolah, atau lembaga pemerintahan, mari bersama-sama melindungi komunitas kita dari ancaman bencana dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Anda dapat mengadakan pelatihan kesiapsiagaan bencana bersama Obor Berkat Indonesia. Hubungi kami di di No HP: +6281396389011 atau email : [email protected] dan jadikan keselamatan sebagai prioritas utama kita. Bersama, kita kuat dan siap menghadapi segala tantangan! 

BACA JUGA:

BMKG Sebut Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu, Pernahkah Terjadi di Indonesia?

Indonesia di Ring of Fire, Panggilan Segera Untuk Mitigasi Bencana Alam

Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami