Diteror Debt Collector Pinjol? Begini Cara Hadapinya
Sumber: Jawaban

Finance / 24 August 2024

Kalangan Sendiri

Diteror Debt Collector Pinjol? Begini Cara Hadapinya

Puji Astuti Official Writer
611

Pusing diteror oleh debt collector (DC) pinjaman online? Siapa yang tidak meradang atau marah ketika penagih utang melontarkan kata-kata kasar dan bahkan sampai mengancam. Bahkan tidak sedikit orang yang jadi depresi karena tidak tahan dengan teror para debt collector ini.  

Sebenarnya bagaimana cara bijak untuk menghadapi debt collector agar kita tidak stres atau bahkan depresi? 

Menindaklanjuti CBN Talks yang lalu, Jawaban.com menyampaikan pertanyaan ini kepada Juhono Sudirgo, seorang pakar keuangan dengan pengalaman lebih dari 14 tahun di perbankan dan 16 tahun di bidang sekuritas yang kini fokus memberikan konsultasi bisnis dan perencanaan keuangan. Berikut adalah jawaban darinya. 

Cara Bijak Hadapi Debt Collector Pinjol

1. Pahami Peran Debt Collector 

Debt collector hanyalah pihak ketiga yang dipekerjakan oleh perusahaan atau bank untuk menagih hutang. Mereka bekerja berdasarkan komisi dan bukan pemilik hutang itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus ingat bahwa hubungan hutang adalah antara kita sebagai debitur dan perusahaan atau bank, bukan dengan DC secara pribadi. Pemahaman ini penting untuk menjaga perspektif dan mengurangi tekanan emosional ketika berhadapan dengan mereka. 

2. Lapor ke Perusahaan atau Bank 

Langkah awal yang disarankan adalah menghubungi perusahaan atau bank pemberi kredit segera setelah mengalami kesulitan membayar hutang. Informasikan situasi keuangan Anda dan mintalah keringanan atau restrukturisasi pembayaran. Hubungi call center dan tanyakan prosedur yang diperlukan, seperti apakah Anda perlu mengirimkan surat atau email permohonan keringanan. 

3. Sikap Tenang dan Kooperatif 

Ketika DC mulai melakukan penagihan, sikap tenang sangat penting. Jangan biarkan ancaman atau kata-kata kasar mereka mempengaruhi emosi Anda. Sebaliknya, sampaikan bahwa Anda sudah menghubungi perusahaan atau bank terkait dan sedang menunggu keputusan mengenai permohonan keringanan. Dengan cara ini, Anda bisa menurunkan intensitas konflik dan menunjukkan bahwa Anda bersikap kooperatif. 

4. Hindari Memberikan Janji Palsu 

Sangat penting untuk tidak memberikan janji pembayaran yang Anda tidak mampu penuhi. Jika Anda belum sanggup membayar tanpa adanya keringanan, jujurlah tentang hal tersebut. Berikan penjelasan yang konsisten dan tidak menyimpang dari komunikasi sebelumnya dengan perusahaan atau bank. Ini akan membantu menjaga integritas Anda dan mencegah masalah lebih lanjut. 

5. Manusiakan Interaksi dengan Debt Collector 

Ingatlah bahwa DC juga manusia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun pekerjaan mereka mungkin tidak menyenangkan, mereka melakukannya demi mencari nafkah. Cobalah untuk memperlakukan mereka dengan rasa hormat dan berusaha menjadikan mereka teman dalam proses ini. Sikap sabar dan kooperatif dapat membantu meredakan ketegangan dan mengurangi kemungkinan terjadinya konfrontasi. 

6. Perlindungan Hukum 

Jika ancaman atau perilaku kasar dari DC menjadi tidak terkendali dan mengarah pada intimidasi yang melanggar hukum, pertimbangkan untuk mencari bantuan hukum. Beberapa negara memiliki peraturan yang melindungi konsumen dari tindakan penagihan yang tidak etis atau melanggar hukum. Pastikan Anda mengetahui hak-hak Anda sebagai debitur dan jangan ragu untuk melaporkan tindakan yang tidak pantas kepada pihak berwenang. 

Menghadapi debt collector yang kasar dan mengancam memang menantang, tetapi dengan strategi yang tepat, Anda bisa menangani situasi tersebut dengan tenang dan efektif. Ingatlah bahwa komunikasi yang jelas dan konsisten dengan perusahaan atau bank pemberi kredit, serta sikap yang sabar dan kooperatif, adalah kunci utama dalam mengatasi tekanan dari DC. Jika perlu, jangan ragu untuk mencari bantuan hukum untuk melindungi hak-hak Anda sebagai konsumen. 

BACA JUGA: 

Sebelum Memutuskan, Pahami Dulu Untung Rugi Hutang Bank VS Pinjol

Uang Bukanlah Solusi Masalah Anda! Apa Alasannya?

Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami