Kenal dari Sosmed, Anak 10 Tahun Hubungan Badan. Orangtua Kecolongan?
Sumber: canva.com/takasuu

Parenting / 21 August 2024

Kalangan Sendiri

Kenal dari Sosmed, Anak 10 Tahun Hubungan Badan. Orangtua Kecolongan?

Claudia Jessica Official Writer
676

Seorang dokter spesialis kandungan, Yulfa Rizki Amita membagikan kisah tentang salah satu pasiennya yang baru berusia 10 tahun melakukan hubungan badan dengan pacar yang baru dikenalnya selama 2 minggu dari media sosial.

Anak perempuan yang masih berusia 10 tahun itu meminta izin kepada orang tuanya untuk menginap di salah satu rumah temannya. Rupanya kesempatan tersebut digunakan untuk melakukan hubungan badan dengan sang pacar yang berusia 13 tahun.

"Saya periksa, saya tanya-tanya adiknya. Dia itu nginep di rumah temannya berempat. Jadi, dua cewek, dua cowok, udah janjian ada di situ. Cowoknya itu anak-anak juga usianya baru 13 tahun dan katanya dia pacaran baru dua minggu dan itu pun kenal di Instagram, TikTok dan sebagainya," cerita Yulfa melalui akun TikTok pribadinya @dr.yulfa.spog pada Rabu (14/08).

Dengan pendekatan psikologi yang dilakukan Yulfa, anak perempuan tersebut mengaku sudah berciuman dan tubuhnya disentuh.

 

BACA JUGA: Berapa Lama Screentime Ideal Anak? Durasi Aman Menggunakan Ponsel Agar Tak Sakit Mata

 

"Saya tanya apa itu cuma pegang aja atau sudah terjadi macam-macam dan ternyata sudah terjadi hubungan badan antara si pasien sama anak laki-laki yang baru dia kenal dua minggu," ucap Ulfa.

"Dan sayangnya, saya mendapatkan memang selaput darah atau himennya memang sudah robek. Saya enggak nyangka Ya Allah," lanjutnya.

Yulfa semakin tercengang ketika anak perempuan tersebut mengaku menikmati hubungan badan yang dilakukannya.

"Dan, ketika saya beritahukan 'Kamu tahu kan gimana rasanya?' dan you know what, dia bilang 'Iya dokter, enak' ya Allah, saya kita dia akan trauma terhadap kejadian tersebut tapi ternyata itu adalah pengalaman yang menyenangkan untuk dia," ujarnya.

Usut punya usut, rupanya kedua orang tua teman di tempatnya menginap sedang pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan 4 anak tersebut.

Kurangnya Pengawasan orang Tua dan Edukasi Seks

Kasus ini jelas menunjukkan bahwa kurangnya pengawasan orang tua dan minimnya edukasi seks pada anak bida memicu peristiwa yang tidak diinginkan.

Kurangnya pengawasan orang tua dan wawasan anak mengenai seks dapat membawa anak kepada perilaku yang tidak seharusnya karena tidak ada yang mengajarkan bahwa hubungan badan diluar pernikahan tidaklah dibenarkan.

 

BACA JUGA: Waspada, Jumlah Anak Gunakan Sosial Media Naik Drastis! Ini Dampaknya

 

Dilansir dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id), anak-anak di bawah usia 13 tahun seharusnya tidak boleh memiliki akun media sosial guna melindungi anak-anak dari pengaruh negatif yang dapat merusak pola pikir dan perkembangannya.

Media sosial memang bisa menjadi sarana belajar dan hiburan, namun juga penuh dengan konten negatif yang tidak sesuai untuk anak-anak. Meski demikian, bukan berarti anak-anak di bawah usia 13 tahun harus sepenuhnya dijauhkan dari teknologi digital.

Sebaliknya, mereka tetap perlu diperkenalkan dengan teknologi digital secara bijak, dengan pengawasan ketat dari orang tua. Orang tua harus menjadi filter utama yang memastikan bahwa anak-anak mereka hanya terpapar konten yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan mereka.

 

Kenapa Edukasi Seks Penting? →

Edukasi Seks Bukan Hal Tabu

Pada usia 10 tahun, anak masih dalam tahap perkembangan yang membutuhkan bimbingan penuh dari orang tua. Mereka belum sepenuhnya mampu membedakan mana yang benar dan salah, serta rentan terhadap pengaruh dari luar.

Tanpa bimbingan yang jelas dalam hal moralitas dan nilai-nilai kebenaran, anak-anak bisa saja terjerumus ke dalam pergaulan yang salah atau membuat keputusan yang merugikan mereka di masa depan.

Pengawasan orang tua bukan hanya sekadar mengetahui aktivitas anak, tetapi juga memastikan bahwa mereka mendapatkan edukasi yang tepat, termasuk dalam hal seksualitas.

Edukasi seks bukanlah sesuatu yang tabu, melainkan bagian penting dari pendidikan yang dapat melindungi anak-anak dari bahaya yang mungkin timbul dari ketidaktahuan.

 

BACA JUGA: Subtema Hari Anak Nasional: “Digital Parenting” Gimana Pengasuhan yang Layak untuk Anak?

 

Tanggungjawab Orang Tua

Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing anak-anak mereka dalam nilai-nilai yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Firman Tuhan dalam Amsal 22:6 menyatakan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu." Ini menunjukkan bahwa pendidikan dan bimbingan moral sejak dini sangatlah penting.

Orang tua diharapkan bisa menanamkan nilai-nilai kebenaran dan kasih Kristus dalam hati anak-anak, memastikan bahwa anak-anak tumbuh dengan pemahaman tentang apa yang benar dan salah menurut firman Tuhan.

Paparan terhadap konten negatif dan pergaulan yang tidak sehat dapat dicegah dengan pengawasan serta edukasi yang diberikan oleh orangtua.

Pelayanan CBN yang berfokus pada memuridkan generasi anak, membantu anak-anak mengenal dan menghidupi firman Tuhan dalam kehidupannya sehingga memiliki iman yang kuat.

Dukungan Anda sangat berarti untuk kelangsungan pelayanan ini, yang berkomitmen untuk membuat generasi yang takut akan Tuhan dan siap menghadapi tantangan dunia dengan iman yang teguh. Dukung pelayanan ini, klik di sini.

 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami