Eliyawati, seorang ibu rumah tangga yang berusia 35 tahun menerima panggilan sebagai guru PAUD di Lampung. Sejak awal tidak pernah terpikir dalam benaknya akan menjadi seorang guru untuk anak usia dini.
Perjalanannya dimulai dari rasa cintanya pada anak-anak dan melayani Tuhan dengan menjadi pengajar di sekolah minggu. Sampai suatu ketika ia mendapatkan tawaran untuk mengajar di PAUD Holy Kids Pringsewu. Sebuah PAUD yang dibangun oleh gembala gerejanya.
Hatinya diliputi oleh keraguan, sebab ia tidak memiliki pengalaman untuk mengajar di sekolah. “Saat itu saya ditawarin kan untuk menjadi pengajar di PAUD Holykids, saya ragu-ragu karena bisa dibilang saya ini nggak mengerti. Ibaratnya orang bekerja harus bawa alat, ya? Tapi saya ini nggak punya apa-apa. Meskipun sebenarnya saya mau..”
BACA JUGA : Mengaku Introvert, Ibu Dwi Mampu Menjadi Seorang Pengajar di TK Baptis Karena Hal Ini
Panggilan kuat untuk menjadi pengajar, mendorong Eliyati untuk menerima tawaran tersebut. Saat itu ia hanya menyerahkan segala kekuatirannya pada Tuhan. Agar ia semakin diperlengkapi untuk bisa mengajar anak-anak.
Saat mulai mengajar, beban yang dirasakan ternyata lebih berat dari yang dia bayangkan. Mengajar anak-anak PAUD tidaklah mudah. Ia harus memahami berbagai karakter anak, memberikan stimulasi yang tepat, dan menyampaikan materi yang menarik.
“Awal-awal itu saya sempat stress dan bingung. Saya bahkan hampir menyerah, sebab untuk mengajar saya nggak cukup hanya punya hati saja. Bahkan ijazah terakhir saya itu hanya SMP, jadi saya nggak ada bekal yang harus ada yang saya berikan kepada anak-anak..” ungkapnya.
Sumber : Jawaban.com