Ini Kebahagiaan Orang Yang Haus dan Lapar Akan Tuhan

Kata Alkitab / 18 August 2024

Kalangan Sendiri

Ini Kebahagiaan Orang Yang Haus dan Lapar Akan Tuhan

Puji Astuti Official Writer
939

Orang yang lapar akan berusaha mendapatkan makanan, sementara orang yang haus akan mencari air untuk diminum. Orang yang sangat haus dan lapar akan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karena kelaparan dan kehausan tidak hanya membuat tubuh tidak nyaman tetapi juga menjadi ancaman bagi kehidupan mereka jika terjadi dalam waktu panjang.  

Namun tahukah Anda, bahwa rasa haus dan lapar akan Tuhan sangat penting bagi kita? 

Setiap perjalanan iman kita adalah sebuah proses transformasi yang dimulai dari hati yang haus dan lapar akan Allah. Haus dan lapar ini adalah panggilan yang paling mendasar bagi setiap orang percaya, sebab hanya dengan mengalami kerinduan yang dalam terhadap hadirat-Nya, kita terdorong untuk lebih mengenal dan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan. 

Haus dan Lapar Akan Allah 

Yesus berkata dalam Injil Matius 5:6, "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Kata-kata ini mengajarkan bahwa orang yang memiliki kerinduan yang kuat untuk mendekat kepada Allah akan dipenuhi oleh-Nya. Haus dan lapar ini bukanlah keinginan biasa, tetapi suatu kebutuhan rohani yang mendalam, yang hanya dapat dipuaskan oleh kehadiran Allah dalam hidup kita. 

Ketika seseorang haus dan lapar akan Tuhan, ia akan mencari-Nya dengan segenap hati. Ia tidak puas dengan sekadar pengetahuan teologis atau ritual keagamaan, tetapi mencari perjumpaan pribadi dengan Allah yang hidup. Ini adalah langkah awal menjadi seorang murid Kristus yang radikal. Tanpa rasa haus dan lapar ini, iman kita menjadi kering dan kosong, tetapi dengan keinginan yang mendalam ini, kita mulai memasuki relasi yang intim dengan Tuhan. 

Hubungan Pribadi dengan Allah 

Mengenal Allah secara pribadi bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi. Itu adalah proses yang memerlukan waktu, komitmen, dan kerinduan yang terus-menerus untuk mendekat kepada-Nya. Dalam Yohanes 15:5, Yesus mengingatkan kita bahwa kita tidak dapat menghasilkan buah tanpa tinggal di dalam-Nya, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." 

Seorang murid Kristus yang radikal tidak hanya sekadar percaya pada Yesus, tetapi ia hidup dalam hubungan yang berkesinambungan dengan-Nya. Setiap hari, ia mencari hadirat Tuhan melalui doa, pembacaan firman, dan perenungan. Dalam relasi ini, kita menemukan kekuatan, hikmat, dan keberanian untuk menjadi saksi-Nya di dunia. 

Kriteria Murid Kristus yang Radikal 

Menjadi murid Kristus yang radikal berarti menjalani hidup yang dipimpin oleh nilai-nilai kerajaan Allah. Beberapa kriteria yang menandai seorang murid Kristus yang radikal antara lain: 

Baca halaman selanjutnya -->

1. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati. 

Kasih kepada Tuhan adalah yang utama dalam hidup seorang murid radikal. Segala sesuatu yang dilakukan didasarkan pada kasih yang mendalam kepada Tuhan, sebagaimana tertulis dalam Matius 22:37-38. 

2. Memikul salib setiap hari. 

Yesus berkata dalam Lukas 9:23, "Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Ini adalah panggilan untuk hidup dalam ketaatan penuh, meninggalkan keinginan duniawi, dan siap untuk menderita demi Kristus. 

3. Berkobar-kobar dalam Roh. 

Seorang murid Kristus yang radikal adalah orang yang terus menjaga api rohani dalam dirinya. Ia tidak membiarkan semangatnya padam, tetapi terus menyala melalui doa dan penyembahan. Dalam Roma 12:11, kita diingatkan untuk tetap bersemangat melayani Tuhan: "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." 

4. Memberitakan Injil dengan keberanian.  

Seorang murid yang radikal adalah saksi Kristus yang setia. Ia tidak takut atau malu untuk memberitakan Injil, bahkan di tengah tantangan. Yesus memerintahkan kita dalam Matius 28:19-20 untuk "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku." Amanat agung ini adalah panggilan bagi kita semua untuk menyebarkan kabar baik dengan penuh semangat dan keberanian. 

Menjaga Api untuk Memberitakan Injil 

Menjadi murid Kristus yang radikal berarti kita dipanggil untuk menjaga api pemberitaan Injil tetap menyala. Injil adalah kekuatan Allah yang membawa keselamatan bagi setiap orang yang percaya (Roma 1:16). Kita tidak dapat membiarkan diri kita menjadi suam-suam kuku atau kehilangan semangat dalam menyebarkan kabar baik ini. 

Menjaga api ini memerlukan usaha yang terus-menerus. Kita perlu mengisi diri kita dengan Firman Tuhan, memelihara hubungan yang intim dengan-Nya, dan bergabung dengan komunitas orang percaya yang membangun. Seperti api yang terus menyala jika diberi bahan bakar, demikian juga api dalam diri kita akan terus berkobar jika kita tetap mendekat kepada Tuhan dan hidup dalam kekudusan. 

Menjadi murid Kristus yang radikal bukanlah sekadar panggilan untuk sebagian orang, melainkan panggilan bagi setiap orang percaya. Marilah kita bersama-sama menanggapi panggilan ini dengan sungguh-sungguh, menjadi murid-murid yang radikal bagi Kristus, yang hidup hanya untuk kemuliaan-Nya dan bersedia memberikan hidup kita sepenuhnya bagi amanat agung-Nya. 

Apakah Anda rindu meresponi panggilan Tuhan ini namun tidak tahu harus memulai dari mana? Mari hubungi kami di  Layanan Doa dan Konseling CBN dengan KLIK DISINI. Tim kami siap mendoakan dan mendampingi Anda dalam perjalanan iman menuju kedekatan dengan Tuhan. Anda tidak perlu melakukannya sendiri — kami ada di sini untuk membantu. 

Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami