1 Raja-raja 17: 13-14
Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
Saat dalam penderitaan dan masalah, sering kali kita melihat diri kita sebagai korban atau orang yang paling menderita. Kita fokus pada bagaimana cara menyelesaikan masalah secepatnya, tapi kita lupa pada Tuhan yang adalah sumber pertolongan kita.
Tuhan adalah Allah yang menyediakan segala kebutuhan kita. Dia tahu persis apa yang kita butuhkan dan kapan kita membutuhkannya. Namun, ada tindakan yang perlu kita lakukan untuk membuka pintu berkat Tuhan tersebut, yaitu iman dan langkah ketaatan. Salah satu contoh yang mengajarkan kita tentang hal ini adalah kisah janda di Sarfat.
Di tengah-tengah kekeringan yang melanda Israel, Tuhan mengutus Nabi Elia ke Sarfat untuk mencari tempat perlindungan dan makanan. Janda Sarfat, yang bukan berasal dari bangsa Israel, merupakan orang yang Tuhan pilih untuk menyediakan makanan bagi Elia.
Meskipun permintaan Elia tampaknya tidak masuk akal mengingat situasinya, janda Sarfat percaya pada Allah Israel, yang disembah oleh Elia. Ia berani melangkah dalam iman dan ketaatan, memberi apa yang dimilikinya meskipun itu merupakan makanan terakhir yang tersisa.
Tindakan iman dan ketaatannya tersebut menghasilkan mujizat, tepung dan minyak di rumahnya tidak pernah habis selama masa kekeringan, seperti yang dijanjikan Tuhan melalui Elia.
Kisah janda Sarfat mengajarkan kita tentang janji Tuhan untuk memenuhi segala kebutuhan kita. Dalam Filipi 4:19, Alkitab menyatakan, "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." Janji ini menjamin bahwa Tuhan akan menyediakan segala yang kita butuhkan sesuai dengan kemuliaan-Nya.
Mazmur 37:25-26 juga menguatkan janji ini: " Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.." Janji ini menunjukkan kesetiaan Tuhan dalam memenuhi kebutuhan umat-Nya.
Sebagai orang percaya, kita memiliki tanggung jawab untuk membuka pintu berkat Tuhan melalui tindakan iman dan ketaatan kita:
1. Percaya dan Mengandalkan Tuhan: Percaya sepenuhnya bahwa Tuhan akan menyediakan kebutuhan kita, bahkan ketika situasi tampak tidak memungkinkan.
2. Berserah dan Taat: Seperti janda Sarfat yang taat pada perintah Tuhan melalui Elia, kita harus berserah dan mengikuti perintah Tuhan dengan penuh keyakinan.
3. Menabur Dari Yang Sedikit: Tuhan memanggil kita untuk berani untuk menabur atau menjadi berkat, bahkan ditengah-tengah kondisi yang sulit. Ini adalah ujian iman kita dan cara kita menunjukkan kepercayaan kita pada penyediaan-Nya.
4. Berdoa dan Mengucap Syukur: Berdoa adalah ungkapan ketergantungan kita pada Tuhan, dan mengucap syukur adalah cara kita mengakui dan menghargai berkat yang telah diberikan-Nya.
Kisah janda Sarfat adalah pengingat bagi kita bahwa Tuhan adalah penyedia yang setia. Dengan iman dan ketaatan, kita membuka jalan untuk menerima berkat-Nya yang melimpah. Mari kita belajar dari contoh janda Sarfat dan terus percaya bahwa Tuhan akan menyediakan segala kebutuhan kita.
Pertanyaan Refleksi
1. Apakah saya tetap percaya sepenuhnya pada penyediaan Tuhan meskipun berada dalam kekurangan?
2. Bagaimana saya dapat menunjukkan iman saya melalui tindakan ketaatan dalam kehidupan sehari-hari?
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti