Mengapa Anak Perlu Belajar dari Rasa Kecewa?
Sumber: Canva.com

Parenting / 23 July 2024

Kalangan Sendiri

Mengapa Anak Perlu Belajar dari Rasa Kecewa?

Aprita L Ekanaru Official Writer
1026

Sebagai orang tua, kita semua ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa memberikan segala sesuatu secara instan justru bisa merugikan mereka? Menurut dr. Elvine Gunawan, Sp. KJ, mengajarkan anak untuk menghadapi kekecewaan adalah langkah penting dalam membentuk karakter dan ketangguhan mereka. Jadi, meskipun kita mampu memenuhi segala permintaan anak, penting untuk sesekali mengatakan "tidak" atau "nanti".

Proses Menunda Gratifikasi

Menunda gratifikasi, atau kemampuan untuk menunda kepuasan, adalah keterampilan penting yang perlu diajarkan sejak dini. Ketika anak meminta sesuatu, tidak selalu perlu langsung diberi. Biarkan mereka merasakan kecewa dan belajar mencari solusinya sendiri. Hal ini bukan hanya membantu mereka menghargai apa yang mereka miliki, tetapi juga mengajarkan mereka untuk bersabar dan berusaha lebih keras.

Membentuk Karakter dan Ketangguhan

Dr. Elvine Gunawan menyebutkan bahwa selalu mempersiapkan "bantal" untuk setiap potensi jatuhnya anak, atau memastikan mereka selalu berjalan di jalan yang mulus tanpa hambatan, hanya akan membuat mereka tidak siap menghadapi kenyataan hidup. Kegagalan dan kekecewaan adalah bagian dari proses tumbuh kembang yang penting. Dari kegagalan, anak belajar untuk bangkit dan menemukan cara baru untuk mengatasi masalah.

Ajarkan Kegagalan dengan Dukungan

Mengajarkan anak untuk terbiasa dengan kegagalan tidak berarti membiarkan mereka terpuruk. Sebaliknya, selalu berikan dukungan dan motivasi agar mereka bisa bangkit kembali. Dalam Alkitab, Roma 5:3-4 menyatakan, “Kita juga bermegah dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan menghasilkan ketekunan; dan ketekunan menghasilkan tahan uji; dan tahan uji menghasilkan pengharapan.”

Menanamkan Nilai-Nilai Kristiani

Mengajarkan anak untuk menghadapi kekecewaan dan kegagalan sejalan dengan ajaran Kristiani. Tuhan mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dan selalu mencari kekuatan dalam-Nya. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, anak akan tumbuh menjadi individu yang kuat, resilient, dan penuh harapan.

Mendidik anak bukan hanya tentang memenuhi semua keinginan mereka, tetapi juga tentang mempersiapkan mereka menghadapi realitas hidup. Dengan mengajarkan mereka menunda gratifikasi dan menghadapi kekecewaan, kita membantu mereka membangun karakter yang kuat dan resilient. Jika Anda renungkan, dalam setiap kegagalan, ada pelajaran berharga yang bisa menguatkan iman dan karakter anak-anak kita. Jadi, jangan takut untuk sesekali mengatakan "tidak" dan biarkan mereka belajar dari kekecewaan.

 

BACA JUGA:

Mengapa Anak Berbohong Jadi Tanda Otak Anak Anda Sudah "Naik Kelas"?

Subtema Hari Anak Nasional: “Digital Parenting” Gimana Pengasuhan yang Layak untuk Anak?

Sumber : dr. Elvine Gunawan, Sp. KJ | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami