Krisis Iklim Berdampak Besar Bagi Perempuan dan Anak
Sumber: Canva.com

Health / 29 June 2024

Kalangan Sendiri

Krisis Iklim Berdampak Besar Bagi Perempuan dan Anak

Aprita L Ekanaru Official Writer
161

Saat ini, perempuan dan anak perempuan menjadi kelompok yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Menurut Jessica Shulman, dosen senior di Victoria University Australia, krisis iklim tidak bersifat netral dan justru memperburuk ketidaksetaraan gender yang sudah ada. “Perubahan iklim menimbulkan ancaman terhadap penghidupan, kesehatan, dan keselamatan perempuan dan anak perempuan,” jelas Shulman dalam Guest Lecture Series yang diadakan oleh BRIN pada Rabu (26/6/2024).

Perempuan di seluruh dunia, terutama di daerah pedesaan, sering kali bergantung pada laki-laki namun memiliki akses yang lebih terbatas terhadap sumber daya alam. Mereka memikul tanggung jawab yang tidak proporsional dalam memperoleh pangan, air, dan bahan bakar. Ketika terjadi kekeringan dan curah hujan yang tidak menentu, perempuan pekerja terpaksa bekerja lebih keras untuk mengamankan pendapatan dan sumber daya bagi keluarga mereka. Kondisi ini memberikan tekanan tambahan pada anak perempuan yang sering harus meninggalkan sekolah untuk membantu ibu mereka.

Dampak Buruk Perubahan Iklim pada Kehidupan Perempuan

Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan meningkatkan bahaya hidrometeorologi seperti banjir, curah hujan ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan badai yang lebih hebat. Negara-negara pulau dan kepulauan kecil menjadi yang paling parah menghadapi ancaman nyata akibat kenaikan permukaan laut. Banjir dapat memengaruhi ketersediaan air minum bersih, sehingga memperburuk beban perempuan dalam mengumpulkan dan mengolah air bersih.

Kekeringan menjadi ancaman lainnya. Saat ini, 53 dari 191 negara dan wilayah di seluruh dunia yang menjadi rumah bagi 1,5 miliar perempuan dan anak perempuan, atau 37,2 persen dari populasi perempuan di dunia, menghadapi paparan kekeringan yang tinggi atau sangat tinggi. Dalam skenario emisi tinggi, proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, paparan terhadap kekeringan dapat berdampak pada tambahan 9 hingga 17 persen populasi dunia, dan mencapai 50 hingga 90 persen pada tahun 2080.

Ketidaksetaraan yang Semakin Memburuk

Meningkatnya kekeringan berkorelasi dengan memburuknya perkawinan anak dan rendahnya angka kelahiran di banyak negara. Dengan tekanan yang semakin meningkat pada perempuan dan anak perempuan untuk mengatasi krisis ini, ketidaksetaraan gender menjadi semakin tajam. Oleh karena itu, upaya untuk menangani perubahan iklim harus mencakup perspektif gender untuk memastikan bahwa perempuan dan anak perempuan tidak lagi menjadi korban utama dari krisis global ini.

 

BACAAN TERKAIT:

Ditulis Dalam Alkitab, Ini Alasan Orang Kristen Harus Peduli Dengan Perubahan Iklim

Ketika Allah Memperlihatkan Kuasa-Nya Melalui 5 Cuaca Ekstrem di Alkitab

Sumber : Kompas.com | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami