Kenali Gejala dan Tanda-tanda Penyakit Empty Sella Syndrome yang Perlu Diwaspadai
Sumber: Canva.com

Health / 22 May 2024

Kalangan Sendiri

Kenali Gejala dan Tanda-tanda Penyakit Empty Sella Syndrome yang Perlu Diwaspadai

Aprita L Ekanaru Official Writer
699

Ketika tubuh memberikan sinyal-sinyal yang tidak biasa, seringkali kita mengabaikannya, menganggapnya sebagai hal sepele. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang kondisi yang dikenal sebagai Empty Sella Syndrome (ESS)? Sebuah kondisi yang jarang terdengar namun memiliki dampak signifikan pada kesehatan seseorang.

Gejala Empty Sella Syndrome bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan apakah ada gangguan fungsi kelenjar pituitari. Beberapa penderita ESS mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, terutama jika fungsi kelenjar pituitari tetap normal. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Sakit kepala: Salah satu gejala yang paling umum dilaporkan oleh penderita ESS.
  • Gangguan penglihatan: Tekanan pada saraf optik dapat menyebabkan penglihatan kabur atau ganda.
  • Kelelahan: Kekurangan hormon pituitari dapat menyebabkan kelelahan kronis.
  • Kenaikan atau penurunan berat badan: Perubahan hormon dapat mempengaruhi metabolisme tubuh.
  • Infertilitas: Kekurangan hormon reproduksi dapat mempengaruhi kesuburan.
  • Gangguan menstruasi pada wanita: Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terhenti sama sekali.

 

Penyebab Empty Sella Syndrome

Penyebab ESS primer belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang mungkin berkontribusi termasuk:

  • Tekanan cairan serebrospinal yang tinggi: Tekanan ini dapat menyebabkan sella turcica membesar dan kelenjar pituitari mengecil.
  • Kelainan anatomi: Beberapa orang mungkin memiliki sella turcica yang lebih besar secara alami.

Di sisi lain, ESS sekunder dapat disebabkan oleh:

  • Operasi otak atau hipofisis
  • Radiasi di daerah otak
  • Cedera kepala
  • Infeksi atau peradangan pada otak

 

Pilihan Pengobatan Empty Sella Syndrome

Pengobatan ESS tergantung pada gejala yang muncul dan apakah ada gangguan fungsi kelenjar pituitari. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Pengobatan Gejala: Jika ESS menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan, pengobatan fokus pada meredakan gejala tersebut.
  • Terapi Hormon: Jika ESS menyebabkan defisiensi hormon, terapi penggantian hormon dapat diberikan untuk menormalkan kadar hormon dalam tubuh.
  • Pemantauan Rutin: Bagi penderita ESS yang tidak menunjukkan gejala atau gangguan fungsi pituitari, pemantauan rutin oleh dokter mungkin cukup untuk memastikan kondisi tetap stabil.

Empty Sella Syndrome adalah kondisi yang kompleks dan seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas. Meskipun demikian, penting bagi penderita untuk memahami gejala dan penyebabnya serta menjalani evaluasi medis yang tepat. Dengan pengelolaan yang baik, banyak penderita ESS dapat menjalani kehidupan yang sehat dan produktif. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.

 

Jika saat ini Anda sedang mengalami sakit penyakit dan membutuhkan kekuatan dari Tuhan, mari hubungi kami di Layanan Doa dan Konseling CBN dengan KLIK DI SINI. Kami dengan senang hati membantu Anda.

 

BACAAN TERKAIT:

Mengenal Penyakit Empty Sella Syndrome yang Pernah Dialami Ruben Onsu

Begini Gejala Penyempitan Sumsum Tulang Belakang yang Dialami Ruben Onsu

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami