Micro cheating adalah tindakan-tindakan kecil yang, meskipun tampak sepele, dapat menimbulkan peluang perselingkuhan. Lalu untuk mencegah micro cheating, apakah kita harus melakukannya sendiri atau membutuhkan bantuan pasangan?
Menurut Jovita Ferliana, Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, micro cheating dapat terjadi baik secara sadar maupun tanpa disadari. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk berperan aktif dalam mencegah micro cheating.
Micro cheating bisa dilakukan secara sadar maupun tidak sadar. Maka dari itu, diperlukan peran pasangan untuk mencegah micro cheating yang berpeluang menjadi perselingkuhan sungguhan.
Ada 2 cara untuk mencegah micro cheating, yakni dari dalam diri dan bantuan pasangan.
Komitmen Bersama Pasangan
Dalam pernikahan, gerbang kesetiaan harus dilandasi dengan komitmen bersama pasangan yang merupakan satu-satunya pasangan sah. Ingat kembali bahwa Anda dan pasangan mengucapkan janji pernikahan di hadapan Tuhan bersama-sama. Sehingga komitmen ini harus dijaga bersama.
Dengan memiliki komitmen yang kuat, pasangan dapat saling mengingatkan dan menjaga satu sama lain dari tindakan-tindakan yang dapat merusak hubungan
Kebesaran Hati untuk Menerima Teguran
Salah satu kunci dalam mencegah micro cheating adalah memiliki kebesaran hati untuk menerima masukan dari pasangan. Ketika pasangan mengingatkan tentang perilaku yang mungkin mengarah pada micro cheating, penting untuk mendengarkan dengan kerendahan hati dan tidak meresponnya dengan kemarahan.
Menutup diri terhadap kritik atau saran dari pasangan hanya akan memperburuk situasi dan membuka peluang lebih besar untuk terjadinya micro cheating
Peran Komunikasi dalam Mencegah Micro Cheating
Jovita menekankan bahwa ada kata-kata dan tindakan yang jika ditujukan pada orang lain, bisa disalahartikan dan berujung pada perselingkuhan. Oleh karena itu, komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasangan sangat penting untuk menjaga hubungan dari perselingkuhan.
Berbicaralah tentang batasan-batasan yang jelas dalam interaksi dengan orang lain, dan pastikan bahwa pasangan merasa nyaman untuk mengingatkan jika ada perilaku yang dianggap tidak pantas.
Sumber : Jovita Ferliana, Psikolog Remaja Pasangan dan Keluarga