Mengatasi Kekecewaan dalam Alkitab, Lakukan 3 Langkah Ini
Sumber: canva.com

Kata Alkitab / 17 April 2024

Kalangan Sendiri

Mengatasi Kekecewaan dalam Alkitab, Lakukan 3 Langkah Ini

Claudia Jessica Official Writer
1127

Siapa yang tidak pernah kecewa? Semua orang pasti pernah mengalami kekecewaan. Dalam hidup, kita tidak bisa menghindari perasaan kecewa.

Ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana, mengalami kegagalan dalam hubungan, masalah yang tiba-tiba menghantam, kehilangan peluang, dan berbagai macam situasi mengecewakan lainnya pernah mampir ke dalam hidup kita.

Sebagai orang Kristen, kita tidak kebal terhadap perasaan kecewa. Mengapa? Karena kita hidup di dunia yang berdosa.

Namun, kita memiliki Tuhan yang pengasih dan berkuasa untuk membantu kita menghadapi situasi yang mengecewakan.

Dalam Yohanes 16:33, Yesus memperingatkan bahwa dalam kehidupan di dunia, kita akan menghadapi kesulitan. Tetapi, kita bisa mengandalkan-Nya.

Roma 15:13 juga berjanji bahwa ketika kita meminta Roh Kudus untuk membantu kita, “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.”

Tuhan akan membantu dan membawa kita melewati kekecewaan dan menemukan kedamaian.

Mari kita lihat apa yang bisa kita lakukan (bagian kita) untuk mengatasi kekecewaan.

1. Akui dan proses emosi Anda

Kekecewaan seringkali disertai dengan gejolak emosi yang meliputi kesedihan, kemarahan, maupun keraguan.

Jangan mengabaikan atau menekan emosi Anda. Penting bagi kita untuk mengakui dan memproses emosi yang kita rasakan. Alkitab sendiri menegaskan pentingnya memvalidasi emosi dan mendorong kita untuk membawa emosi kita kepada Tuhan dalam doa.

Dalam Kitab Mazmur, kita bisa melihat orang-orang berdoa dengan penuh emosi, dan Mazmur 34:17-18 menegaskan: "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."

Saat menghadapi kekecewaan, kita bisa mendapatkan dukungan dari Tuhan dengan mengetahui betapa dekatnya DIA dengan kita. DIA siap mendengarkan tangisan kita dan menawarkan penghiburan serta pemulihan.

Seperti Yesus ketika mengalami penderitaan dalam situasi yang tidak ingin dialami oleh bagian manusia-Nya, yaitu penyaliban, Yesus berdoa kepada Allah Bapa.

Matius 26:39 mencatat, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

Kerentanan dan sikap Yesus yang berserah pada kehendak Bapa menjadi teladan bagi kita ketika untuk memproses emosi kekecewaan.

Tuhan sangat ingin mendengar kita berdoa dengan tulus, dari hati kita. Mazmur 55:23 mengungkapkan bahwa Dia akan membantu kita, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.”

 

2. Ingatlah bahwa Tuhan berdaulat

Saat mengalami kekecewaan, kita cenderung melupakan kedaulatan Tuhan dan kebenaran bahwa Tuhan mengendalikan segala sesuatu, termasuk ketika hidup tidak berjalan sesuai dengan rencana kita.

Mengingat kedaulatan Tuhan membantu kita percaya bahwa Dia memiliki tujuan baik dalam hidup kita, sekalipun saat mengalami kekecewaan. Tuhan mengingatkan kita dalam Yesaya 55: 8-9“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Dalam situasi tertentu, kita mungkin merasa kecewa, tetapi dari sudut pandang Allah, situasi tersebut akan membawa manfaat bagi kita.

Dalam Yeremia 29:11, Tuhan berfirman, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Ketika kita percaya pada kedaulatan Tuhan, kita bisa menemukan kedamaian dengan mengetahui bahwa rencana-Nya adalah untuk mendatangkan kebaikan sekalipun kita belum memahaminya.

Seperti Yusuf yang mengalami kekecewaan mendalam ketika dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya dan dipenjarakan secara tidak adil. Tetapi Tuhan membantunya dan menggunakan keadaan itu untuk menyelamatkan banyak orang.

Dalam Kejadian 50:20, Yusuf berkata, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”

 

3. Lihat kembali harapan Anda

Salah satu penyebab kekecewaan paling sering adalah ekspektasi yang tidak terpenuhi. Sebagai orang Kristen, kita harus mengevaluasi harapan kita dan menyelaraskannya dengan kebenaran dan janji Tuhan.

Apakah Anda berharap orang lain mengetahui keadaan Anda lebih baik daripada yang Tuhan lakukan? Apakah harapan kita berakar pada keinginan duniawi atau pada janji kekal Allah?

Amsal 19:21 mengingatkan kita, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.”

Ketika kita menyelaraskan harapan dengan janji dan tujuan Tuhan, kita akan menemukan kepuasan yang lebih besar.

Kisah Marta dan Maria dalam Lukas 10:38-42 menunjukkan bahayanya harapan yang salah.

Marta merasa kewalahan dengan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukannya, sedangkan Maria memilih untuk duduk di dekat Yesus dan mendengarkan ajaran-Nya.

Ketika Marta menyatakan kefrustrasiannya kepada Yesus, Dia dengan lembut mengingatkannya tentang hal ini dalam Lukas 10:41-42“Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.””

Seperti yang dialami oleh Marta, kadang-kadang kita bisa terlalu terpaku pada harapan dan rencana pribadi kita sehingga melewatkan berkat yang lebih besar yang bisa kita dapatkan dengan berada di dekat Yesus.

4 poin lainnya akan kita bahas di artikel selanjutnya ya, nantikan terus di www.jawaban.com.

 

Sumber : crosswalk.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami