Pernikahan merupakan anugerah terindah dari Tuhan bagi manusia. Di dalam pernikahan, dua insan dipersatukan dalam ikatan kasih dan komitmen untuk menjalani hidup bersama. Namun, pernikahan tidak selalu mudah. Ada kalanya badai menerjang dan cobaan menghadang.
Seringkali, kita terjebak dalam pola pikir "bertahan" dalam pernikahan. Kita berfokus untuk tidak berpisah, meskipun kebahagiaan terasa jauh. Namun, bukankah pernikahan seharusnya lebih dari sekadar bertahan? Bukankah Tuhan ingin kita menikmati pernikahan kita?
Bukan Sekadar Bertahan
Banyak orang terjebak dalam pernikahan tanpa kebahagiaan. Mereka bertahan demi anak-anak, tekanan sosial, atau rasa takut akan stigma perceraian. Namun, pernikahan bukan tentang bertahan dalam penderitaan. Tuhan tidak menghendaki pernikahan menjadi beban, melainkan sumber sukacita dan kasih.
Bukan Sekadar Tidak Berpisah
Pernikahan yang ideal bukan hanya tentang tidak berpisah. Menikah tanpa keintiman emosional dan spiritual bagaikan hidup tanpa jiwa. Pernikahan tanpa cinta dan kebahagiaan ibarat perahu tanpa nahkoda, terombang-ambing tanpa tujuan.
Tuhan ingin kita menikmati pernikahan dengan penuh sukacita, kasih, dan rasa syukur. Alkitab memberikan beberapa panduan untuk mencapai pernikahan yang bahagia:
1. Kasih dan Penghormatan Saling Timbal Balik
Efesus 5:21-33 mencontohkan kasih dan penghormatan dalam pernikahan. Suami diinstruksikan untuk mengasihi istri seperti Kristus mengasihi gereja, dan istri diinstruksikan untuk menghormati suami. Kasih dan penghormatan menjadi fondasi pernikahan yang kokoh.
2. Komunikasi Terbuka dan Jujur
Komunikasi yang efektif sangatlah penting. Saling terbuka dan jujur tentang perasaan, kebutuhan, dan harapan dapat membantu menyelesaikan konflik dan membangun keintiman.
3. Bekerja Sama dan Saling Mendukung
Pernikahan adalah sebuah tim. Saling bekerja sama dalam tanggung jawab rumah tangga, mengasuh anak, dan mendukung satu sama lain dalam meraih mimpi dan tujuan hidup merupakan kunci kebahagiaan.
4. Memaafkan dan Mengampuni
Kesalahan dan kekecewaan adalah bagian dari pernikahan. Mampu memaafkan dan mengampuni dengan tulus akan membebaskan diri dari rasa sakit dan membangun kembali kepercayaan.
5. Menumbuhkan Keintiman Spiritual
Membangun hubungan spiritual bersama Tuhan dapat memperkuat pernikahan. Doa bersama, membaca Alkitab, dan melayani bersama dapat mempersatukan suami dan istri dalam iman dan kasih.
Menikmati Pernikahan
Menikmati pernikahan bukan berarti pernikahan selalu sempurna. Akan ada pasang surut, namun dengan komitmen, komunikasi, dan kasih, pernikahan dapat menjadi sumber kebahagiaan dan kekuatan.
Percayalah bahwa Tuhan selalu hadir dalam pernikahan Anda. Mintalah hikmat dan kekuatan-Nya untuk membangun pernikahan yang penuh kasih dan sukacita. Ingatlah, pernikahan adalah anugerah yang indah dari Tuhan, nikmatilah dengan penuh rasa syukur dan komitmen.
Sumber : Jawaban.com