Di tahun 2023 dan bahkan awal 2024 ini, banyak perusahaan termasuk perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft yang melakukan PHK besar-besaran pada karyawannya. Benarkah mereka tersingkir karena hadirnya AI? Lalu bagaimana cara kita bersaing dunia kerja dalam era AI atau kecerdasan buatan saat ini?
Google sendiri telah melakukan PHK lebih dari 104.000 karyawan pada tahun 2023 lalu, dengan tambahan 1.000 karyawan di berbagai divisi pada tahun 2024. Amazon memotong 27.000 pekerjaan dan mengumumkan rencana tambahan untuk memotong 9.000 karyawan. Microsoft juga turut melakukan pemotongan sebanyak 10.000 pekerjaan.
Goldman Sachs bahkan memperkirakan bahwa hingga 300 juta pekerjaan bisa hilang dalam beberapa tahun mendatang karena munculnya platform AI generatif. Laporan dari World Economic Forum juga menunjukkan bahwa pekerjaan klerikal atau administratif rutin kemungkinan hilang karena AI, mereka memprediksi 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh mesin dengan AI pada tahun 2025.
Walau ada kekhawatiran bahwa AI akan mengurangi jumlah lowongan pekerjaan secara signifikan dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, namun ada juga peluang yang terbuka. Menurut Workspace Strategies Leaderboard ada 97 juta lapangan kerja yang akan muncul karena AI atau kecerdasan buatan pada tahun 2025.
Perubahan di tempat kerja bukan lagi pertanyaan "apakah" tetapi "bagaimana" perusahaan dapat menggunakan AI dengan sukses untuk memperkuat, bukan menggantikan, pekerja manusia. AI dapat meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan produktivitas manusia. Meskipun beberapa pekerjaan berisiko tergantikan oleh otomatisasi, AI juga dapat menciptakan pekerjaan baru dengan kebutuhan keterampilan baru.
BACA JUGA:
Inilah Alasan di Balik Maraknya PHK yang Dilakukan Berbagai Perusahaan Startup
Namun pertanyaannya, apakah kita siap dan dapat menguasai ketrampilan baru tersebut dengan cepat karena bersaing dengan waktu?
Dalam beberapa sektor seperti manufaktur dan layanan kesehatan, AI telah membuktikan keunggulannya, tetapi keputusan dan pemikiran kritis tetap menjadi kemampuan manusia yang tak tergantikan. Peningkatan permintaan akan peran seperti insinyur pembelajaran mesin dan ilmuwan data adalah indikasi bahwa AI dapat menciptakan peluang pekerjaan baru. Industri kesehatan dan transportasi otomatisasi menjadi area yang paling diuntungkan, sementara pekerjaan dalam pemeliharaan dan pengembangan AI juga akan melonjak seiring dengan perkembangan teknologi.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan manusia untuk mempersiapkan diri agar tetap bertahan di era AI:
Menurut Mohit Josh dari Infosys yang berbasis di Bengaluru, India, saat ini tidak cukup banyak pekerja yang memenuhi syarat untuk mengisi semua peran yang terkait dengan AI. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan sangat diperlukan.
Perusahaan harus menerapkan pelatihan di tempat kerja dan pembelajaran ulang. Dengan staf yang tepat yang mendukung AI, karyawan dapat fokus pada aktivitas kritis lainnya dan meningkatkan produktivitas.
Untuk mempersiapkan pekerja untuk jutaan pekerjaan baru yang pasti akan diciptakan oleh AI, organisasi harus menyediakan sumber daya yang signifikan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerjanya. Selain itu, karyawan juga perlu mengambil tanggung jawab pribadi untuk pengembangan karir mereka di dunia yang mengalami perubahan teknologi yang cepat.
Sean Chou, CEO dari Catalytic, sebuah perusahaan teknologi otomatisasi yang berbasis di Chicago, adalah pendukung kuat dari peningkatan keterampilan sebagai cara untuk mendukung organisasinya dan karyawannya dalam beradaptasi dengan cara kerja yang dimaksimalkan oleh AI.
Penggunaan AI berarti memaksimalkan waktu yang dihabiskan karyawan untuk mencari dan memformat data secara manual, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk analisis dan pengambilan keputusan. Penghematan waktu ini juga berarti bahwa pekerja memiliki lebih banyak waktu untuk peningkatan keterampilan. Ini adalah situasi menang-menang, karena karyawan menjadi lebih berharga bagi diri mereka sendiri dan perusahaan, sementara moral dan retensi karyawan ditingkatkan.
Dengan cara ini, kita dapat mempersiapkan diri untuk tetap bertahan di era AI. Ingatlah bahwa AI tidak menghasilkan wawasan baru; ini adalah mesin prediksi yang hanya menebak kata berikutnya yang paling mungkin berdasarkan data yang telah di input. Jadi, kemampuan manusia untuk berpikir kritis, berinovasi, dan memahami nuansa emosional dan sosial masih sangat penting. Dengan cara ini, Anda dapat memanfaatkan AI sebagai alat untuk meningkatkan kinerja Anda, bukan sebagai ancaman bagi posisi Anda.
Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com