Josh, seorang anak berusia 10 tahun, sampai saat ini masih mengalami bullying secara verbal yang dilakukan oleh teman-temannya.
Ia merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Saat ini ia sudah duduk di bangku kelas 5 SD. Namun sayang, Josh belum bisa menghafal abjad. Ia tidak bisa menulis sendiri tanpa ada contoh yang memandunya.
Bahkan ketika di sekolah minggu, Josh selalu lambat dalam memahami kisah Alkitab yang disampaikan. "Membaca pun belum bisa, di sekolah minggu selalu lambat bahkan tidak bisa kalau diberi tugas. Ia masih mengeja saat membaca. Sementara adik-adiknya yang di sekolah minggu lancar membaca, akhirnya ia sering diejek. Josh susah menghafal jadi biasanya setiap selesai menonton cerita selalu ada pertanyaan, Josh paling lambat dalam merespon saat guru bertanya, kadang kami selalu kasih pertanyaan khusus buat dia sendiri," ungkap Kak Gusti selaku guru sekolah minggunya.
BACA JUGA : Transformasi Cio Si Anak Pemalu yang Tampil di Super Christmas
Karena kekurangan yang Josh miliki, tidak sedikit temannya yang memarahi dan mem-bully Josh. Hal ini karena biasanya Kak Gusti meminta anak-anak untuk mencatat Super Ayat agar bisa dihafal di rumah. Josh selalu paling lama menulisnya, sehingga teman-temannya mengatakan, "Nanti Josh tulisnya di rumah saja." Bahkan Josh suka diledek buncit dan jelek oleh teman-temannya. Karena memang Josh memiliki postur tubuh yang besar dan warna kulit sawo matang. Hal ini membuat Josh tumbuh menjadi anak yang minder dan kurang percaya diri.
Guru sekolah minggu tidak mau melihat Josh tumbuh menjadi anak minder. Kak Gusti berusaha menumbuhkan rasa percaya diri Josh, dengan selalu mendampingi, memberikan nasihat, dan men-support-nya. Selain itu, Kak Gusti melatih Josh untuk berani tampil dengan memberikan tugas kepadanya untuk memimpin.
BACA JUGA : Berkat Kisah Ini Fio Melepaskan Pengampunan
Awalnya sangat sulit untuk menempa karakter Josh. Dia pun sempat menolak ajakan Kak Gusti untuk memimpin doa di depan. Karena pada dasarnya Josh tidak ingin menjadi pusat perhatian. "Saya takut orang-orang lihat saya..." begitu katanya.
Namun, berkat dukungan dari guru-guru sekolah minggu, kini Josh sudah mulai percaya diri. Hal ini dibuktikan dengan keberanian Josh untuk tampil di drama musikal "Sang Pembawa Pesan" saat acara Super Christmas. Awalnya ia dipilih menjadi seorang gembala, namun karena kemampuannya untuk menghafal teks masih sulit, perannya pun ditukar menjadi Yusuf yang tidak ada dialognya. Selain itu, ia juga berhasil menjadi seorang Worship Leader (WL) ketika ada kunjungan dari wilayah 1 pelayanan anak. Meskipun ia sempat menolak, tapi dukungan dari guru sekolah minggu membangkitkan semangatnya.
BACA JUGA : Kisah Pertobatan Kevin Si Pencuri Cilik
Josh juga mengungkapkan, keberaniannya saat ini tidak hanya berkat dukungan guru-guru sekolah minggu. Kisah Superbook "Bahtera Nuh" juga turut ambil peran. Karena ia melihat bagaimana Nuh tetap melakukan perintah Tuhan, meskipun banyak orang yang mengejeknya. Menurut Josh, apa yang ia alami sama seperti yang Nuh alami. Maka dari itu, ia tidak perlu takut dan malu lagi. Meskipun sampai saat ini masih banyak yang mengejeknya, ia mau terus berubah menjadi anak yang lebih berani.
Untuk memastikan bahwa generasi anak-anak tumbuh dengan cinta kepada Tuhan, CBN mempersembahkan Superbook, yaitu animasi Alkitab khusus untuk sekolah minggu. Berikan dukungan Anda untuk membantu penyampaian Injil kepada anak-anak sesuai dengan realitas kehidupan mereka. Silakan Klik tombol di bawah ini untuk memberikan dukungan kepada Superbook.
SAYA MAU DUKUNG PEMURIDAN SUPERBOOK
Sumber : jawaban.com