Persembahan adalah bentuk ungkapan syukur dan iman kepada Tuhan atas segala berkat yang telah diterima dalam kehidupan. Namun, ketika seseorang terlilit hutang, muncul pertanyaan apakah persembahan masih harus diberikan? Meskipun Alkitab tidak memberikan jawaban pasti, terdapat beberapa prinsip yang dapat dipelajari dari kitab suci untuk membantu dalam mengambil keputusan.
BACA JUGA: 3 Alasan Orang Kristen Harus Berdoa Sebelum Mengambil Keputusan Keuangan
Pertama, Alkitab mengajarkan bahwa kita harus menaati Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan kita (Ulangan 6:5). Hal ini berarti kita harus mengutamakan Tuhan dalam hidup kita, termasuk dalam hal keuangan.
Kedua, Alkitab mengajarkan bahwa kita harus mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (Matius 22:39). Hal ini berarti kita harus membantu orang lain yang membutuhkan, termasuk dengan memberi persembahan.
Ketiga, Alkitab mengajarkan bahwa kita harus bijaksana dalam menggunakan uang kita (1 Timotius 6:10). Hal ini berarti kita harus memastikan bahwa kita memberi persembahan dengan bijaksana, tidak sampai mengorbankan kebutuhan kita yang lain.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, kita dapat mengambil beberapa pertimbangan dalam memutuskan apakah kita harus memberi persembahan saat sedang terlilit hutang.
Pertama, kita harus mempertimbangkan kondisi keuangan kita. Jika kita memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan pokok kita, termasuk untuk membayar hutang, maka kita dapat memberi persembahan. Namun, jika kita tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan pokok kita, maka kita sebaiknya mengutamakan untuk membayar hutang terlebih dahulu.
Kedua, kita harus mempertimbangkan kebutuhan gereja atau lembaga sosial yang kita dukung. Jika gereja atau lembaga sosial tersebut sangat membutuhkan bantuan kita, maka kita dapat memberi persembahan dengan jumlah yang lebih kecil. Namun, jika gereja atau lembaga sosial tersebut tidak terlalu membutuhkan bantuan kita, maka kita dapat menunda pemberian persembahan kita.
BACA JUGA: 6 Langkah Bijaksana Persiapkan Anggaran Natal dan Tahun Baru
Ketiga, kita harus mempertimbangkan motivasi kita dalam memberi persembahan. Jika kita memberi persembahan karena merasa terpaksa atau takut, maka hal itu tidak akan berkenan kepada Tuhan. Namun, jika kita memberi persembahan karena sukacita dan iman kepada Tuhan, maka hal itu akan menjadi persembahan yang berkenan kepada Tuhan.
Pada akhirnya, keputusan apakah kita harus memberi persembahan saat sedang terlilit hutang adalah keputusan pribadi. Namun, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Alkitab, kita dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan berkenan kepada Tuhan.
Sumber : Jawaban.com