Makna Kata Go'el Dalam Kitab Rut dan Kaitannya Dengan Penebusan Kristus
Sumber: Superbook.com

Kata Alkitab / 19 October 2023

Kalangan Sendiri

Makna Kata Go'el Dalam Kitab Rut dan Kaitannya Dengan Penebusan Kristus

Thomas Aristiawan Contributor
1794

Menurut tafsiran Alkitab Masa Kini 1, istilah “penebus” (bahasa Ibrani disebut “ga’al" atau "goel”) di dalam kitab Rut, menggambarkan konsep penebusan dan perlindungan, terutama dalam konteks hubungan keluarga dan tanggung jawab sosial.

Dalam Rut 3, Boas adalah seorang pria tua yang kaya; diperkenalkan sebagai salah satu kerabat Naomi yang juga bertanggung jawab sebagai penebus bagi Naomi dan keluarganya. Perintah Naomi kepada Rut untuk datang ke tempat pengirikan Boas pada malam hari tidaklah dapat dipersalahkan menurut adat istiadat, bahkan ketika ia menyingkapkan sedikit jubah Boas yang berfungsi sebagai selimut, untuk menyelimuti dirinya sebagai tanda permohonan agar Boas mau menjadi ‘penebus’ nya.

Dalam kitab Ulangan 25:5-10 disebutkan bahwa apabila ada seorang laki- laki meninggal tanpa memiliki anak laki-laki, maka janda laki-laki itu tidak boleh menikah dengan orang lain di luar lingkungan keluarga. Iparnya; saudara laki-laki dari almarhum suaminya, berkewajiban melakukan perkawinan ipar, yaitu harus mengawini wanita itu dan mengambilnya sebagai istri untuk memberi keturunan atau anak laki-laki yang dianggap sebagai anak dari saudaranya yang telah mati. Dengan demikian nama orang yang sudah mati itu tidak terhapus dari antara orang Israel.

 

Baca Juga: #FaktaAlkitab: Paku Yang Dipakai Untuk Menyalibkan Yesus Kristus

 

Jika saudara laki-laki dari orang yang sudah mati tersebut tidak mau melakukan kewajibannya, maka perkaranya dibawa ke pintu gerbang kota dihadapan tua-tua Israel. Dan jika tetap tidak mau mengambil tanggung jawab ini, maka wanita itu akan mengambil kasutnya dan meludahi wajahnya didepan tua-tua. Inilah yang sedang dilakukan Naomi melalui Rut, berusaha mendapatkan kembali tanah keluarga yang terjual, dan untuk menegakkan nama Mahlon yang telah mati melalui seorang penebus (go'el) yaitu Boas. Boas berkata dihadapan tua-tua Yahudi di pintu gerbang kota dan semua yang hadir disitu: “Kamu pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon aku beli dari tangan Naomi; juga Rut perempuan Moab itu, istri Mahlon, aku peroleh menjadi istriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara orang warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi”. 

Dari pernyataan di atas jelas bahwa Boas menempatkan diri sebagai go'el bagi keluarga Naomi dan seluruh tanah pusakanya. 

Profesor Perjanjian Lama di Wheaton College, Wheaton, Illinois, Andrew E.Hill mengatakan bahwa ”baik hukum penebusan tanah dan perkawinan dimaksudkan untuk melestarikan keluarga dan tanah, yang merupakan soal-soal perjanjian tingkat pertama. Keduanya merupakan ketetapan sosial yang dengannya janji- janji dalam perjanjian Tuhan dapat terwujud. Go'el menyediakan cara untuk memperoleh kembali berkat-berkat perjanjian yang terancam bahaya, dan dengan demikian dapat menjadi gambaran yang tepat dari kasih karunia Allah. “Secara terus menerus Allah bertindak sebagai go'el bagi Israel, dan konsep ini menunjuk kepada peranan Kristus dalam Perjanjian Baru”. 

 

Hubungan Konsep Penebusan Rut dengan Konsep Penebusan Yesus Kristus

1. Penebusan yang Tanpa Syarat

Rut adalah lambang dari gereja atau umat tebusan Allah, yaitu jemaat. Baxter menjelaskan bahwa, alasan Rut digambarkan sebagai gereja (jemaat) adalah Rut adalah seorang asing, yang tidak mempunyai bagian dalam perjanjian Tuhan, namun oleh karena bernaung di bawah perlindungan sayap TUHAN Allah Israel, ia mendapat belas kasihan dari Boas yang artinya: ‘di dalam Dia ada kuat kuasa’. Jadi Jelas bahwa, Boas adalah lambang dari Kristus yang melihat Rut, wanita kafir itu dengan penuh kasih sayang. Penebusan Boas dilakukan tanpa memandang Rut yang berasal dari bangsa bukan Yahudi, menjadi sebuah narasi tokoh dalam Perjanjian Lama yang kemudian digenapi oleh tokoh utama dalam Perjanjian Baru yaitu Yesus Kristus. Dalam Alkitab membicarakan mengenai satu Allah yang berdaulat, Allah yang transenden tetapi berpribadi serta menyatakan diri-Nya dalam sejarah melalui perjanjiannya dengan manusia. Manusia yang pada mulanya diciptakan Allah serupa dan segambar dengan rupa-Nya adalah ciptaan yang unik dari antara segala ciptaan, menjadi terbatas dan telah jatuh dalam dosa. Tetapi oleh anugerah Allah manusia ditebus oleh Allah yang berdaulat. 

 

Baca Juga: Ini Lho Persamaan Tradisi Persembahan ‘Kurban’ dalam Agama Yahudi, Kristen dan Islam

 

Penebusan Kristus yang tanpa syarat menjadi dasar betapa besarnya KasihNya kepada manusia yang berdosa. Sebagaimana manusia yang telah jatuh dalam dosa dan tidak dapat bersatu dengan Allah, atas kasih Allah kepada manusia maka Allah menyelamatkan manusia (Yoh. 3:16). Perjanjian Baru memperjelas konsep penebusan Perjanjian Lama yang digenapi di dalam dan melalui karya Kristus di kayu salib sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Manusia berdosa membutuhkan penebus yang memenuhi syarat dari Allah untuk menebus manusia dari murka Allah. 

Hanya Kristus yang dapat menebus manusia dari perbudakan dosa melalui kematian-Nya. Maha karya Allah atas penebusan tersebut dilakukan tanpa syarat dari manusia berdosa, tanpa memandang keberdosaan manusia di hadapan Allah, dan semua manusia yang percaya berhak mendapatkan kasih karunia dari pada-Nya. 

 

2. Penebusan yang Memberikan Jaminan

Keterlibatan Boas dalam mengambil Rut seorang janda, tersirat sebuah narasi bahwa Boas turut memberikan jaminan atas kehidupannya. Dalam Alkitab ditegaskan bahwa karya Allah dalam penebusan Kristus adalah dasar orang percaya mengalami pendamaian dengan Allah. Tanpa karya penebusan Kristus maka manusia tetap berada dalam perbudakan dosa dan terpisah dari Allah. Pengorbanan Kristus di kayu salib adalah karya Allah untuk terjadinya rekonsiliasi antara Allah dan manusia. Manusia memerlukan pendamaian karena persekutuan antara Allah dan manusia mengalami kerusakan yang terjadi sebagai akibat dosa manusia. Dalam karya pendamaian Allah adalah inisiator pendamaian dan manusia sebagai objeknya. 

Kekekalan menjadi pengharapan sebuah pemberian dan dapat digunakan untuk memperoleh hasil yang menyenangkan. Dengan demikian, penebusan Kristus kepada manusia berdosa merupakan sebuah jaminan bagi umat percaya atas kekekalan dimana manusia tidak memiliki jasa atau andil dalam karya Allah ini. Misi Allah adalah memberikan keselamatan kepada manusia melalui penebusan Kristus dan mengaruniakan kepada orang percaya hidup kekal. Jaminan hidup kekal diberikan Allah murni karena anugerah pemberian Allah, bukan upah dan bukan hasil usaha manusia (Rm. 6:23, Efesus 2: 8-9). 

 

Baca Juga: Belajar Dari Cara Rut dan Naomi Hadapi Tragedi yang Menimpa Keluarganya

 

Jadi istilah “penebus” yang terdapat dalam kitab Rut, dalam bahasa Ibrani adalah “ga’al atau goel”, dan Boas menjadi “penebus” bagi Rut untuk mempertahankan garis keturunan Mahlon sesuai dengan tradisi Bangsa Yahudi (Ulangan 25:5-10), Boas menebus Rut tanpa memandang keberadaan Rut sebagai orang asing (kafir) tetapi berdasarkan kasihnya, demikianlah juga Yesus Kristus menebus manusia berdosa berdasarkan kasihNya (Yoh 3:16), Yesus Mati di kayu salib untuk menyelamatkan dan membebaskan Manusia dari perbudakan dosa. Allah memberikan dan mengaruniakan keselamatan kepada manusia didasarkan Kasih AnugrahNya kepada Manusia melalui kematian Yesus Kristus di kayu salib. Karya penebusan Boas kepada Rut untuk mempertahankan garis keturunan Mahlon merupakan tipologi Kristus dalam karya penebusan manusia.

Halaman :
1

Ikuti Kami