Gubernur Maluku, Murad Ismail, mengangkat pentingnya pembangunan Gedung Gereja Protestan Maluku (GPM) di Lahai Roi Lateri Klasis GPM Pulau Ambon Timur sebagai lebih dari sekadar tempat ibadah. Menurutnya, gedung gereja ini harus dijadikan sarana untuk membangun hubungan yang harmonis antar umat beragama.
Pernyataan ini disampaikan saat upacara peletakan batu penjuru pembangunan gereja di wilayah tersebut. Gubernur Murad menekankan bahwa pembangunan gereja adalah awal dari pembentukan persekutuan yang lebih mendalam dengan Tuhan, baik secara individu maupun dalam konteks komunitas gereja.
“Saya ingin mengingatkan bahwa kebersamaan dalam pekerjaan mulia ini harus dilandasi juga dengan kebersamaan dan persekutuan yang rukun, seperti kata pepatah, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” katanya.
BACA JUGA: Akhirnya! Setelah 18 Tahun, Gereja Paroki Cikarang Ibu Teresa Dapat Izin Pembangunan
Peletakan batu penjuru ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke-88 Gereja Protestan Maluku.
“Kiranya ini menjadi inspirasi dalam memperkuat visi membangun GPM sebagai gereja orang basudara yaitu gereja yang menghormati, menghargai dan menerima perbedaan serta pluralisme dengan umat beragama lainnya di tanah Maluku,” katanya saat menyampaikan harapannya.
Gedung gereja yang baru ini akan didirikan di atas lahan seluas 764.931 meter persegi, dengan perkiraan biaya pembangunan sekitar Rp17 miliar dan rencana pembangunan selama empat tahun.
Upacara tersebut juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Sekretaris Daerah Maluku Sadali IE, Pejabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, Ketua MPH Sinode GPM, serta anggota parlemen dari tingkat lokal hingga nasional.
BACA JUGA: Kenapa Ibadah Umat Kristen Selalu Dimulai Dengan Nyanyi Pujian Penyembahan?
Sumber : antaranews