4 Cara Ampuh Mengatasi Keluarga Toxic yang Banyak Menuntut
Sumber: theasianparent.com

Relationship / 23 August 2023

Kalangan Sendiri

4 Cara Ampuh Mengatasi Keluarga Toxic yang Banyak Menuntut

Bella Tiurma Official Writer
1728

Dalam perjalanan menuju usia 30-an, banyak orang menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama dalam menjalani karir yang sukses sambil mengelola keseimbangan keuangan yang sehat. Namun, ketika situasi ini dipadukan dengan adanya keluarga atau anggota keluarga yang "toxic" atau berperilaku merugikan, setiap orang akan mengalami tantangan yang semakin meningkat. 

Menghadapi tuntutan dan ekspektasi keluarga yang mengharapkan dukungan finansial dan emosional secara penuh bisa menjadi tantangan yang berat. Sehingga sangat penting untuk menyadari bahwa keberadaan keluarga yang toxic dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional kita. 

Kehidupan bersama keluarga yang secara teratur menunjukkan perilaku toxic, terutama sikap yang merendahkan dan menyakiti dapat memberikan dampak negatif yang signifikan. Namun, masih banyak orang yang tidak menyadari ketika mereka berada dalam lingkungan keluarga yang toxic. 

Oleh karena itu, kita perlu mengenali setiap tanda keluarga yang toxic dan memerlukan pemahaman dalam menghadapinya tanpa harus merusak ikatan darah yang ada. Seperti 4 cara ampuh berikut ini untuk menghadapi keluarga yang toxic. 

 

Baca Juga : Alami Toxic Friendship? Begini 5 Cara Menghadapinya

 

1. Menentukan Batasan dengan Bijak 

Memahami apa yang kita harapkan dari sebuah hubungan adalah langkah penting dalam mengembangkan pandangan yang lebih jelas tentang batasan-batasan yang ingin kita tetapkan. Karena memiliki keluarga yang toxic pada akhirnya akan mencapai batasan dalam diri kita, tetapi tetap bergantung pada batasan yang mampu membuat kita bertahan. 

Misalnya, kita sedang menikmati waktu santai bersama sanak saudara saat akhir pekan tiba, namun merasa tidak nyaman ketika ada anggota keluarga yang mulai membicarakan hal-hal yang pribadi. Apabila kita ingin menjaga hubungan, cara yang bijak adalah dengan mengatur batasan dalam interaksi tersebut.

Hidup dalam lingkungan keluarga yang toxic, sering kali mempertahankan pengaruh yang dimiliki pada kita saat kecil. Oleh karena itu, penting untuk mengenali bahwa kita telah tumbuh dewasa dan memiliki kapasitas untuk menetapkan batasan-batasan pribadi. 

2. Mengambil Kendali atas Hubungan yang Tidak Sehat 

Ada saatnya ketika kita memperoleh lebih banyak kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi hubungan keluarga yang toxic, memungkinkan kita untuk menetapkan batasan dengan lebih tegas. Salah satu caranya adalah dengan memberlakukan aturan kepada anggota keluarga terkait diri kita, menghindari campur tangan mereka dalam hidup kita atau bahkan menjaga jarak fisik dari mereka.  

Disisi lain, ketika kita menghabiskan waktu bersama anggota keluarga, penting untuk tidak membiarkan mereka menarik kita ke dalam konflik atau masalah yang tidak kita inginkan. Dengan menjaga kesehatan emosional dan mental kita, serta membangun hubungan dengan anggota keluarga yang lebih sehat dan lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita. Kita bisa menghindari pengaruh negatif yang dihasilkan oleh dinamika keluarga yang toxic. 

 

Baca Juga : Jangan Sampai Jadi Toxic, Ubah 5 Kebiasaan Buruk Bersosial Media Ini Yuk...

 

3. Meningkatkan Keberanian untuk Berkata Tidak 

Mempertahankan batasan pribadi dan memiliki kemampuan untuk mengatakan tidak pada hal-hal yang berpotensi melanggarnya adalah kunci dalam mengelola hubungan dengan keluarga. Meskipun bukan hal yang mudah, tetapi mampu mengatakan tidak kepada anggota keluarga adalah langkah penting untuk menjaga kesejahteraan diri. 

Mengatakan "tidak" menjadi pilihan yang bijak, karena kita memiliki hak untuk menolak tanpa harus merasa bersalah. Jika kita ingin, kita dapat memberikan penjelasan mengapa kita mengatakan tidak, tetapi kita juga memiliki hak untuk tidak memberikan penjelasan lebih lanjut jika tidak ingin melakukannya. Yang terpenting adalah melindungi kesejahteraan dan kenyamananmu dalam hubungan dengan keluarga. 

4. Mengurangi Ekspektasi Terhadap Perubahan 

Dalam dinamika hubungan keluarga yang toxic, seringkali kita memiliki harapan bahwa anggota keluarga yang bermasalah akan mengubah perilakunya. Mungkin, kita memendam harapan bahwa perubahan akan terjadi suatu hari nanti. Meskipun memang benar bahwa orang bisa saja mengalami perubahan, namun kita harus memahami bahwa proses perubahan ini tidak selalu bisa kita kendalikan. 

Sebagai bagian dari keluarga, kita mungkin berharap yang terbaik untuk anggota keluarga. Namun, penting untuk tidak menempatkan diri kita dalam posisi yang merugikan mereka atau merugikan kesejahteraan kita sendiri dengan terlalu bergantung pada harapan perubahan yang tidak pasti. Lebih baik kita fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti menjaga kesehatan mental dan emosional kita dalam menghadapi dinamika keluarga yang toxic. 

Dengan mengambil langkah-langkah bijaksana dan memprioritaskan kesejahteraan pribadi, setiap orang dapat menavigasi kehidupannya ini dengan lebih baik, menghindari dampak negatif yang disebabkan oleh dinamika keluarga "toxic," dan mencapai keseimbangan yang lebih sehat dalam segala aspek kehidupan mereka.

Sumber : halodoc.com | kompas.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami