7 Pahlawan Nasional yang Beragama Kristen, Kenal dengan Nama-nama Mereka?
Sumber: tirto.id

News / 17 August 2023

Kalangan Sendiri

7 Pahlawan Nasional yang Beragama Kristen, Kenal dengan Nama-nama Mereka?

Claudia Jessica Official Writer
5314

Selamat hari kemerdekaan!

Hari ini negara kita tercinta Indonesia genap berusia 78 tahun sejak menyatakan kemerdekaannya!

Hari bersejarah ini tidak lepas dari perjuangan para pahlawan di masa lalu ketika mereka melawan penjajah negara kita dengan gagah berani hingga berhasil menyatakan kemerdekaan negara kita, Indonesia.

Diantara banyaknya pahlawan yang berjasa atas kemerdekaan tanah air Indonesia, diantaranya ada banyak pahlawan yang beragama Kristen lho. Penasaran siapa saja mereka?

1. Yos Sudarso

Yos Sudarso, pahlawan Kristen Indonesia terkemuka, lahir di Salatiga pada 24 November 1925. Ia menyelesaikan pendidikannya di HIS Salatiga dan sekolah guru di Muntilan. Di bawah pendudukan Jepang, ia belajar di sekolah tinggi pelayaran di Semarang dan pendidikan opsir di Giyu Usamu Butai.

 

BACA JUGA: Sejarah Mencatat, Pahlawan Nasional Beragama Kristen ini Meninggal Dunia Pada 1 Januari

 

Setelah proklamasi kemerdekaan, Yos bergabung dengan BKR Laut (kini TNI Angkatan Laut). Ia terlibat dalam operasi militer di Maluku untuk menyebarkan informasi tentang kemerdekaan Indonesia di wilayah Timur yang dijajah Belanda. Setelah kemerdekaan RI, ia menjadi komandan kapal termasuk KRI Alu, KRI Rajawali, dan KRI Pattimura.

Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno membentuk TRIKORA untuk pembebasan Irian Barat yang dijajah Belanda. Yos dipilih sebagai pemimpin komando mandala di Makassar. Namun, saat memimpin patroli di Laut Aru, Maluku pada 15 Januari 1962, usia 36 tahun, kapalnya KRI Macan Tutul diserang oleh kapal patroli Belanda. Ia dan rekan-rekannya gugur dalam pertempuran tersebut.

Yos Sudarso dikenang dalam berbagai cara, termasuk melalui nama KRI dan pulau. Monumen dan nama jalan di Jakarta dan Papua juga mengabadikannya. Keberanian dan pengorbanannya menginspirasi banyak orang dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kesatuan Indonesia.

2. Slamet Riyadi

Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Riyadi adalah pahlawan terkemuka Indonesia yang beragama Kristen. Lahir pada 26 Juli 1927 di Surakarta, Riyadi dibesarkan oleh orang tuanya dan mengenyam pendidikan di sekolah milik Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, ia belajar di sekolah pelaut Jepang dan bergabung dengan perlawanan saat Indonesia merdeka.

Riyadi memimpin tentara di Surakarta dalam perang kemerdekaan melawan Belanda. Dia juga berperan penting dalam menghadapi pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku pada tahun 1950. Dalam pertempuran tersebut, ia gugur akibat luka tembak saat memimpin pasukannya.

 

BACA JUGA: 4 Tokoh Kristen yang Berperan Dalam Kemerdekaan Indonesia

 

Setelah kematiannya, Riyadi dianugerahi berbagai penghargaan dan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan dalam banyak hal, seperti jalan utama di Surakarta, fregat TNI AL KRI “Slamet Riyadi,” dan sebuah universitas di Surakarta. Dedikasinya dalam perjuangan kemerdekaan dan jasa-jasanya dihormati oleh negara dan masyarakat Indonesia hingga saat ini.

3. Jamin Ginting

Letjen Jamin Ginting, seorang Pahlawan Kristen Indonesia, lahir pada 12 Januari 1921 di Desa Suka, Tiga Panah, Sumatera Utara. Ia bergabung dengan pasukan Jepang saat masih muda dan menjadi komandan di bawah pemerintahan Jepang di Asia. Setelah Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, Jamin Ginting bersama pasukannya bergerak untuk melawan tentara Belanda.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA →

Jamin Ginting berkontribusi dalam Operasi Bukit Barisan pada 1958, yang menghadapi pemberontakan Nainggolan di Medan. Dalam perjuangannya, ia membawa pasukan lawan mundur ke Tapanuli. Ia juga menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Front Nasional dan Duta Besar Indonesia untuk Kanada.

Jamin Ginting meninggal pada 23 Oktober 1974 di Kanada. Selama hidupnya, ia menulis buku “Bukit Kadir” yang menceritakan perjuangannya di daerah Karo dan Aceh melawan Belanda. Kisahnya dan istri, Likas Tarigan, diangkat menjadi film “3 Nafas Likas” pada 2014. Jalan di Medan dinamai Jamin Ginting sebagai penghormatan pada perjuangannya.

4. Pattimura

Thomas Matulessy Pattimura, Kapitan Pattimura, berasal dari Maluku. Pada 1810, Inggris menguasai Maluku dan ia dilatih menjadi militer dengan pangkat sersan mayor. Ia memimpin perlawanan rakyat melawan Belanda dalam Perang Pattimura karena menolak pemulihan kekuasaan Belanda.

Alasannya meliputi dukungan terhadap guru-guru agama Kristen pribumi dan keprihatinan terhadap peralihan mata uang kertas yang merugikan orang Maluku. Ia juga merasa khawatir dengan rencana mengganti uang kertas yang dapat menyebabkan penduduk Maluku dan gereja kesulitan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, karena hanya uang logam yang dianggap sah.

Meski berjuang dengan gigih, ia tertangkap akibat pengkhianatan rekan-rekan sendiri dan dihukum mati oleh Belanda pada 16 Desember 1817.

5. D.I Panjaitan

D.I. Panjaitan, seorang pahlawan beragama Kristen dari Sumatera Utara, lahir pada 19 Juni 1925. Ia adalah Mayor Jenderal TNI yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, ia bergabung dengan militer dan dilatih di Pekanbaru, Riau.

Setelah Indonesia merdeka, Panjaitan dan rekan-rekan muda membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian menjadi TNI. Ia ditugaskan sebagai komandan batalyon dan berperan dalam Pertempuran Ambarawa melawan Belanda. Dalam berbagai jabatan militernya, ia menunjukkan keberanian dan ketekunan.

Panjaitan juga mengemban peran dalam membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Tiongkok untuk PKI. Selain itu, ia berhasil mendeteksi persiapan pemberontakan yang disusun oleh Gerakan 30 September (G30S) yang berujung pada peristiwa G-30/S PKI.

Namun, pada awal Oktober 1965, saat PKI menculiknya, Panjaitan menjadi korban pembunuhan yang direncanakan. Ia ditembak mati sambil berdoa di rumahnya oleh anggota G30S. Kepahlawanan dan kontribusinya dalam mengungkapkan rahasia teroris serta dalam perlawanan melawan penjajah membuatnya dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.

Nama D.I. Panjaitan diabadikan melalui jalan dan monumen yang dibangun untuk mengenang jasanya. Ia adalah salah satu contoh pahlawan Kristen Indonesia yang telah mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan dan persatuan bangsa.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA →

6. Urip Sumaharjo

Jenderal Urip Sumoharjo, pahlawan Kristen Indonesia, lahir pada 22 Februari 1893 di Purworejo, Jawa Tengah. Awalnya bernama Muhammad Siddik, ia menjadi Kristen ketika dewasa. Urip tumbuh dari keluarga kepala sekolah dan bupati, menciptakan fondasi kepemimpinan.

Bakat kepemimpinan Urip tampak sejak usia dini. Meski diharapkan menjadi bupati, ia memilih karier militer. Setelah berdinas di KNIL Belanda, ia mengundurkan diri pada 1938.

Peran Urip semakin vital saat pendudukan Jepang. Setelah Perang Dunia II, ia terlibat dalam membentuk angkatan perang baru. Urip memimpin sebagai kepala staf angkatan perang sementara dan mempersatukan kelompok militer yang tersebar.

Pada masa Revolusi Nasional Indonesia, Urip memainkan peran penting dalam mengawasi pembentukan angkatan perang. Wafat karena serangan jantung pada 17 November 1948, Urip menerima penghargaan anumerta seperti Bintang Sakti dan Bintang Mahaputra.

Urip Sumoharjo, Pahlawan Nasional sejak 10 Desember 1964, dihormati melalui berbagai peringatan, termasuk tugu di akademi militer Magelang dan pengabdian di Gereja Katholik di akademi tersebut. Peninggalannya terus menginspirasi semangat kepahlawanan dalam perjuangan kemerdekaan.

7. Jacob Ratulangi atau Sam Ratulangi

Jacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan Sam Ratulangi lahir pada 5 November 1890 di Tondano, Sulawesi Utara. Ia adalah seorang tokoh penting dari Sulawesi Utara yang dikenal dengan filsafatnya “Si tou timou tumou tou,” yang menekankan pentingnya memanusiakan manusia. Ratulangi mengejar pendidikan di berbagai tempat, termasuk di Universitas Amsterdam dan Zürich di Swiss, di mana ia memperoleh gelar Doktor der Natur-Philosophie.

Ia menjadi Gubernur Sulawesi pertama dan berperan dalam memimpin daerah ini. Sayangnya, Ratulangi meninggal pada 30 Juni 1949 di Jakarta saat menjadi tawanan musuh. Namanya tetap dikenang melalui berbagai penghargaan, termasuk Bandara Sam Ratulangi di Manado dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Sulawesi Utara.

Pahlawan-pahlawan Indonesia beragama Kristen ini telah memberikan kontribusi berharga dalam perjuangan kemerdekaan. Mereka mempertaruhkan nyawa dan dedikasinya demi meraih kemerdekaan bagi bangsa ini.

Sejarah perjuangan mereka harusnya menjadi sumber inspirasi bagi kita untuk menjaga dan menghargai nilai-nilai kemerdekaan serta keberagaman Indonesia.

 

Sumber : jawaban.com
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami