Bagi orang-orang Kristen, kata ‘Shalom’ sudah jadi sapaan yang lazim didengar. Kata ini biasanya akan diucapkan waktu ketemu dengan orang lain atau berkunjung ke suatu tempat. Shalom juga dikenal sebagai pengganti sapaan ‘hi atau hallo’.
Tapi tahukah kamu kalau kata Shalom ini sebenarnya bermakna mendalam. Sederhananya, kata Shalom ini berasal dari bahasa Ibrani yang artinya sejahtera, tidak ada yang hilang, tidak ada perpecahan, kesehatan dan kelengkapan. Namun dalam pengertian yang lebih mendalam, kata shalom diartikan sebagai sesuatu yang sangat penting.
Di Israel, saat seseorang menyapamu atau mengucapkan selamat tinggal mereka biasanya akan mengatakan Shalom. Mereka menyebutkan shalom dengan harapan, ‘Semoga kamu dipenuhi dengan kedamaian dan kesejahteraan yang sempurna’ atau ‘semoga kesehatan, kemakmuran, dan kedamaian pikiran menyertaimu’.
Kata shalom juga banyak ditemukan di dalam Alkitab. Di Bilangan 6: 23-26 Harun menyampaikan tentang janji belas kasih Allah kepada umat Israel. Kita juga akan menemukan kata ini dalam Yeremia 6: 14, dimana nabi Yeremia berbicara menantang orang-orang yang mengklaim shalom.
Baca Juga : Makna Kata Shalom
Kata ini bahkan diyakini terilhami dari kota Yerusalem dan Raja Salomo, yang artinya damai. Shalom diartikan sebagai sapaan akrab tetapi juga memegang makna yang mendalam oleh Yesus sebagai gambaran kerajaan-Nya dan sesuatu yang selalu dirindukan oleh manusia.
Pada awalnya, Tuhan sendiri menciptakan dunia dengan penuh shalom. Namun kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa mengubah situasi dunia sepenuhnya. Manusia jatuh dalam kehancuran, kekerasan, sakit hati, dendam dan kematian. Setelah menunggu dalam waktu yang lama, Yesus datang ke dunia dan kembali membawa shalom ke dunia dan menjadikan segala sesuatu baru bagi kemuliaan-Nya.
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.” (Yesaya 9: 6-7)
Ayat di atas bicara soal nubuatan nabi Yesaya soal kedatangan Mesias, yaitu Yesus sendiri. Dia menjadi korban atas segala dosa-dosa kita, dimana Dia ditikam, diremukkan dan dihukum demi menghadirkan shalom atas kita dan memulihkan luka-luka kita.
Baca Juga: Biarkan Kebenaran, Damai Sejahtera dan Sukacita Tuhan Tinggal Dalam Hidupmu
Di Yohanes 14: 27, Yesus berada di akhir pelayanan-Nya di bumi dan mempersiapkan murid-murid melanjutkan pelayanan-Nya, meskipun Dia tahu hal itu tidak akan mudah. Saat Dia melakukan persiapan ini, Dia berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
Setelah penyaliban, murid-murid bahkan dihantui rasa takut dan kebingungan. Tak ada shalom yang bisa mereka rasakan saat itu. Melihat hal ini, Yesus pun menampakkan diriNya dan mengucapkan shalom atas mereka.
“Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!” (Yohanes 20: 19)
Lewat kematian Yesus, shalom yang sempat hilang atas murid-murid-Nya akhirnya kembali. Karena itulah kata shalom menjadi begitu penting sampai saat ini di tengah kehidupan kekristenan. Kata ini bermakna bahwa kedamaian, shalom dan hadirat Tuhan lebih besar dari apapun yang ditawarkan dunia.
Anda diberkati melalui artikel ini? Mari bagikan artikel ini kepada keluarga, teman-teman gereja, komunitas maupun group bertumbuh Anda agar hidup mereka ikut diberkati.
Sumber : Crosswalk.com/Jawaban.com