Dalam beberapa minggu terakhir, denominasi Gereja Baptis terbesar di Amerika, Southern Baptist Convention (SBC) menjadi pusat perhatian karena keputusannya untuk mengeluarkan Gereja Saddleback karena mengizinkan wanita menjadi pendeta di gereja tersebut.
Al Moher, presiden dari SBC mengatakan bahwa Gereja Saddleback telah mengancam kesatuan SBC, katanya, “Ini masalah komitmen alkitabiah, komitmen terhadap Firman Tuhan yang secara tegas kami yakini jabatan pendeta hanya untuk laki-laki.”
Meski demikian, kaum konservatif teologis dalam kekristenan tidak sependapat, apakah alkitabiah bagi perempuan untuk melayani sebagai pendeta. Melansir dari The Christian Post, inilah 4 denominasi yang dianggap konservatif secara teologis, tetapi tetap mengizinkan dan mendukung penuh perempuan untuk menjadi pendeta:
1. Gereja Anglikan di Amerika Utara
Gereja Anglikan di Amerika Utara, didirikan pada tahun 2009 sebagai tanggapan atas meningkatnya liberalisme teologis di dalam Gereja Episkopal, mengizinkan keuskupan untuk menentukan apakah perempuan dapat melayani sebagai imam. Namun, jabatan uskup tetap eksklusif untuk pria berusia 35 tahun.
“Sebagai bagian dari konsensus ini, ada pemahaman yang berbeda mengenai penahbisan wanita dalam Tahbisan Suci, tetapi ada rasa saling mencintai dan menghormati satu sama lain dan keinginan untuk maju demi kebaikan Gereja.”
2. Church of the Nazarene (Gereja Nazaret)
Gereja Nazaret didirikan pada awal abad ke-20 dan dilaporkan sebagai denominasi gerakan kekudusan Wesleyan terbesar di dunia yang mengizinkan wanita untuk melayani sebagai pendeta.
“Gereja Nazaret dari awal telah mengakui Firman Tuhan maupun sejarah bahwa Tuhan memanggil wanita untuk berkhotbah, menjadi pendeta, maupun mengisi posisi kepemimpinan lainnya,” ungkap Brad Mercer dari The Voice pada tahun 2018.
BACA HALAMAN SELANJUTNYA →
Sumber : christianpost.com