Tidak ada kata terlalu tua untuk menjadi pelayan Tuhan dan melakukan pekerjaan-Nya.
Banyak dari kita mungkin berpikir bahwa saat usia tua tiba, peluang untuk melayani Tuhan atau melakukan perubahan yang signifikan dalam hidup kita telah berlalu. Namun, sungguh menarik untuk melihat bagaimana usia tua sebenarnya dapat menjadi waktu yang tepat untuk menemukan panggilan baru dalam pelayanan Tuhan.
Terlepas dari batasan fisik atau keterbatasan lainnya yang mungkin kita alami, semangat dan kebijaksanaan yang datang dengan pengalaman hidup justru dapat menjadi aset berharga dalam melayani dan memberkati orang lain. Berikut ini adalah 4 tokoh Alkitab dari Perjanjian Lama yang melakukan hal besar untuk Tuhan di usia tuanya.
1. Nuh
Nuh hidup sampai 950 tahun (Kejadian 9:29). Setelah banjir, rentang hidup manusia secara drastis memendek dalam beberapa generasi pertama. Selama 120 tahun sebelum aih bah, Nuh dan anak-anaknya membangun sebuah bahtera yang sangat besar.
BACA JUGA: 3 Tokoh Alkitab yang Ajarkan Tentang Beriman Walau di Tengah Kemustahilan
Tinggi bahtera itu seperempat dan setengah dari panjang kapal Titanic. Sangat besar bukan? Tidak heran jika mereka membutuhkan waktu lama untuk membangunnya.
Nuh membangun bahtera itu dengan iman kepada Tuhan (Ibrani 11:7). Pada masa itu, umat manusia belum pernah mengalami banjir besar, apalahi membangun kapal sebesar itu.
Dengan kata lain, Nuh belum pernah melihat apa yang Tuhan katakan kepadanya. Namun dengan imannya kepada Tuhan, Nuh patuh dan menjadi salah satu orang yang paling terkenal yang pernah ada.
2. Ayub
Ketika membandingkan Ayub 1:1-5 dengan Ayub 42:16, kita dapat melihat bahwa Ayub hidup kurang lebih selama 210 tahun lamanya. Alkitab tidak memberitahu dengan tepat berapa umur Ayub ketika dia meninggal. Ayub hidup selama 140 tahun setelah Tuhan menampakkan diri kepadanya.
Namun, yang penting bukan berapa lama Ayub hidup, melainkan keberanian Ayub untuk mendengarkan teguran Tuhan. Ia dengan rendah hati berbalik dari dosa-dosanya dan mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati lagi.
Belakangan, Tuhan memberkati Ayub dengan harta dua kali lebih banyak dan 10 anak lagi. Namun, tidak ada indikasi bahwa Tuhan berjanji untuk memberkati Ayub. Itulah yang Tuhan suka lakukan ketika kita mempercayai-Nya dengan sepenuh hati lagi.
Kita semua pasti pernah mengalami kesedihan atau kemarahan yang dalam. Kita juga menanggung rasa kesedihan maupun kehilangan yang mendalam. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita mau mendengarkan Tuhan dengan rendah hati dan berbalik dari dosa-dosa kita untuk percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati lagi?
BACA JUGA: 5 Orang Biasa yang Justru Dipakai Tuhan Luar Biasa
3. Abraham
Abraham hidup sampai umur 175 tahun (Kejadian 25:8). Hidupnya terpecah menjadi dua bagian. Saat berusia 75 tahun ia berpaling dari berhala, kemudian selama 100 tahun berikutnya, Abraham mengikutu satu-satunya Allah yang benar, Pencipta langit dan bumi. (Kisah Para Rasul 7: 2-8)
Seperti setiap pahlawan iman Perjanjian Lama lainnya, Abraham juga tidak sempurna. Abraham membutuhkan waktu sekitar 38 tahun untuk akhirnya memutuskan menaati Tuhan sepenuhnya tanpa ragu-ragu. Untuk mencapai imannya itu, banyak sekali ujian besar bagi iman Abraham termasuk dengan mengorbankan putra kesayangannya, Ishak.
Rasul Paulus menjelaskan apa yang dibuktikan oleh ujian ini yaitu terbukti bahwa Abraham percaya bahwa Allah akan membangkitkan Ishak dari kematian (Ibrani 11: 17-19).
Kisah iman yang luar biasa dalam Kejadian 22 ini menggambarkan kesediaan Tuhan sendiri untuk mengutus Anak-Nya yang terkasih, Tuhan Yesus Kristus yang sempurna dan tanpa dosa, untuk mati di kayu salib, dan bangkit kembali dari kematian pada hari ketiga.
4. Yusuf
Yusuf hidup sampai usia 110 tahun (Kejadian 50:26). Warisan kakek buyutnya, Abraham tidak akan pernah berlanjut apalagi berlanjut hingga 4.000 tahun jika Yusuf tidak memiliki kepercayaan yang teguh bahwa Tuhan Allah selalu bersamanya.
BACA JUGA: 3 Tokoh Alkitab yang Mengalami Kehidupan yang Buruk Diubah Tuhan Menjadi Baik
Pertama kita melihat Yusuf dijual sebagai budak, kemudian ia dijebloskan ke dalam penjara, hingga akhirnya Yusuf dipromosikan menjadi pemimpin tertinggi Mesir di bawa otoritas Firaun. Yang terakhir, kita bisa melihat Yusuf yang memiliki kesempatan untuk membalas dendam kepada saudara-saudaranya, tetapi Yusuf justru memilih untuk mengampuni mereka.
Dengar pernyataan iman Yusuf yang begitu kuat dalam Kejadian 50:20, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Sungguh kepercayaan yang luar biasa pada kedaulatan dan pemeliharaan Allah! Tidak heran jika Yusuf dianggap sebagai salah satu pahlawan alkitabiah terbesar.
Sumber : crosswalk.com