Mertua Ikut Campur Urusan Rumah Tangga? Simak 6 Cara Menghadapinya
Sumber: Jawaban.com

Marriage / 14 June 2023

Kalangan Sendiri

Mertua Ikut Campur Urusan Rumah Tangga? Simak 6 Cara Menghadapinya

Bella Tiurma Official Writer
2258

Dalam kehidupan pernikahan, baik yang baru memasuki maupun yang telah melalui waktu yang panjang dalam pernikahan, tak jarang mertua ikut campur dalam urusan rumah tangga. Hal ini menjadi sebuah hal yang sering sekali terjadi dan sulit untuk dihindari. Terlepas dari niat baik mereka, campur tangan mertua memiliki kemungkinan menjadi sumber konflik dan ketegangan di antara pasangan suami istri. Bahkan tak jarang pasangan suami istri akan merasakan kehilangan privasi dan merasa tidak dihargai. 

Namun, setiap pasangan penting untuk menangani situasi ini dengan bijaksana dan menghormati semua pihak yang terlibat. Salah satu cara yang paling umum untuk mengatasi hal ini adalah dengan berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Jangan biarkan ketegangan memuncak, tetapi bicarakan masalah dengan tenang dan dengan penuh pengertian. Sampaikan perasaan dan harapan Anda dengan tulus kepada mertua, dengan menjelaskan bahwa setiap pasangan perlu ruang pribadi dan keputusan sendiri dalam rumah tangga. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menemukan cara mengatasi situasi ini dengan bijaksana dan mempertahankan hubungan yang harmonis dengan mertua. Berikut 6 cara menghadapinya...

 

Baca Juga : Sering Bertengkar Sama Orang Tua Karena Tinggal Bareng? Ini Solusinya…

 

1. Melakukan Diskusi dengan Pasangan 

Ketika situsi di dalam rumah tangga mertua sudah melewati batasnya, setiap pasangan sangat membutuhkan sebuah diskusi khusus bersama dengan menyampaikan pendapatnya pribadi dengan bahasa yang baik dan tenang. Hindari menggunakan kata-kata yang terdengar seperti menyalahkan, karena hal ini akan membuat pasangan kita defensif. 

Diskusi yang dilakukan ini dapat berguna bagi kehidupan pernikahan yang menjadi semakin mandiri, terkhusus dalam mengambil keputusan. Karena tak ada pasangan yang tidak menginginkan kehidupan keluarga yang independen dan tidak merepotkan pihak lain. 

Di dalam diskusi inilah setiap pasangan dapat melakukan penyatuan tujuan dan prinsip, dimana setiap pasangan dapat menyampaikan setiap alasan yang memberatkan pikiran karena kritikan mertua yang tidak sesuai, tetapi penyampaian ini bukan menjadi sebuah konfrontasi pada pasangan. Karena harapan dari diskusi ini untuk saling memahami satu sama lain dan mempunyai kesamaan visi. 

Selain itu, dalam diskusi setiap pasangan dapat bercerita tentang perilaku mertua kepada dirinya ataupun anaknya. Namun, saat penyampaian cerita ini perlu kehati-hatian untuk menjaga perasaan pasangan kita agar tidak tersinggung atau direndahkan. 

 

Baca Juga : Salah Satu Kebahagiaan Rumah Tangga: Akur Dengan Mertua. Ini 7 Rahasianya!

 

2. Merefleksikan Diri 

Menurut konsultan pernikahan, Yvonne K.Fulbrigth,PhD, melalui laman Psychologytoday.com menyatakan bahwa ketika kita menghadapi kritik dan saran dari mertua , kita dapat berusaha untuk tetap tenang dan mengontrol emosi. Serta situasi ini dapat kita manfaatkan untuk mengintrospeksi diri. Karena akan ada kemungkinan apa yang disampaikan oleh mertua ada benarnya. 

Namun, disaat penyampaian yang dilakukan oleh mertua terasa tidak baik, cukup berlebihan, dan menyakitkan. Kita dapat mencari ruang sepi untuk menenangkan diri dan melihat dari sudut pandang lain setiap yang dikatakan. 

3. Hindari Menceritakan Permasalahan Rumah Tangga ke Orang Lain 

Bagaimanapun situasi yang terjadi di dalam hubungan pernikahan kita, ada baiknya untuk tidak menceritakan apa yang terjadi pada orang luar. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menghindari mertua yang memiliki sifat ingin tahu dan ikut campur setiap hal.

Ketika permasalahan kecil maupun besar terjadi, usahakan untuk menyelesaikan bersama dengan pasangan terlebih dahulu. Sehingga disaat kita memerlukan pendapat orang lain, kita dapat menceritakan kepada orang yang benar-benar sudah kita percayakan. Karena hal ini mencegah mertua kita mendengarkan cerita kita dari orang lain. 

4. Membuat Batasan dengan Mertua 

Ketika kita tidak ingin mertua terlalu ikut campur dengan segala urusan rumah tangga kita, kita dapat mengusahakan untuk tidak selalu menceritakan apa yang terjadi di rumah tangga kita. Terkhusus hal-hal yang sensitif seperti keuangan atau masalah tentang anak, karena tak jarang mertua akan memiliki pemikiran untuk turut ambil bagian dalam hal-hal tersebut. 

Di sisi lain, kita juga perlu untuk selalu menyaring masukan dan kritikan dari mertua karena tidak semua perkataan dari mertua salah. Namun, tak jarang ada saja hal-hal yang tidak masuk akal, sehingga perlu adanya penyaringan agar kita memberikan yang terbaik dalam kehidupan rumah tangga. 

Sehingga setiap masukan dan kritik yang diberikan menurut kita bersifat negatif tidak perlu kita terapkan. Serta bangunlah kepercayaan diri bahwa kita mampu untuk memutuskan sesuatu di dalam keluarga dan memberikan yang terbaik. 

5. Memberikan Kesempatan pada Pasangan sebagai Penengah 

Ketika mertua sudah terlanjur masuk ke dalam permasalahan atau hal-hal lainnya di rumah tangga, setiap pasangan harus bisa bersikap adil dalam menghadapi dan menanggapi konflik yang terjadi antara mertua dan menantu. 

Setiap suami ataupun istri sebisa mungkin untuk menyampaikan keluhan-keluhan pasangannya kepada mertua dengan perkataan yang baik dan tidak menyinggung perasaannya. Karena tak jarang orangtua akan lebih mendengarkan apa yang dikatakan anaknya sendiri. Tak hanya itu, kita memiliki hak untuk membela dan memperlihatkan keberpihakan kita pada pasangan selama sikap yang kita berikan tidak melewati batas sopan santun pada orangtua. 

6. Menunjukkan Sikap Mandiri 

Disaat kita mencari tahu alasan utama kenapa mertua ikut campur, pada umumnya mereka merasa kurang memiliki kepercayaan bahwa anak dan menantunya belum bisa berdiri sendiri secara mandiri dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Untuk itu. Kita dan pasangan dapat menunjukkan sikap dewasa dan mandiri pada orangtua sebagai buktinya. 

Berawal dari membuktikan bahwa kita mampu melewati setiap masalah sekecil apapun yang terjadi di dalam rumah tangga kita. Dengan menaruh kepercayaan pada pasangan, melakukan kesepakatan, dan saling terbuka sebagai pondasi awal untuk melewati setiap rintangan dalam rumah tangga. 

Selain itu, kemandirian kita dapat ditunjukkan dengan tinggal terpisah dari mertua. Karena ketika kita tinggal satu atap dengan orangtua atau mertua suatu hal yang tidak mungkin kalau mereka tidak ikut campur atas rumah tangga  kita. Bahkan mereka mampu mengawasi setiap perilaku kita dan beranggapan bahwa kita masih belum bisa menjalani rumah tangga ini secara mandiri. 

Oleh karena itu, setiap pasangan dapat melakukan diskusi kembali untuk menghasilkan sebuah kesepakatan agar orangtua kita atau mertua dapat melihat kemandirian kita dalam melewati setiap rintangan rumah tangga.

Sumber : parentalk.id | orami.co.id
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami