Hindari 4 Kebiasaan ini Dalam Menyelesaikan Konflik Agar Terhindar dari Perpisahan
Sumber: The Conversation

Marriage / 31 May 2023

Kalangan Sendiri

Hindari 4 Kebiasaan ini Dalam Menyelesaikan Konflik Agar Terhindar dari Perpisahan

Bella Tiurma Official Writer
1314

Sebuah konflik dalam hubungan pernikahan tentu akan selalu ada dan tak terhindarkan. Tak jarang dalam hubungan pernikahan ketika sebuah konflik datang, sepasang suami dan istri tidak mampu untuk menyelesaikannya sehingga perpisahan menjadi jalan keluar yang cepat. 

Di sisi lain, ketika diperhadapkan dengan konflik ada dua cara yang biasa dilakukan setiap pasangan. Beberapa pasangan ada yang melakukan peacekeeping, dan ada beberapa pasangan yang melakukan peacemaking. 

Peacekeeping adalah suatu langkah yang lebih cenderung menghindari konflik dengan berbagai cara. Tak jarang cara ini dianggap sebagai sebuah langkah yang egois karena mampu membuat sebuah konflik semakin rumit dan tidak merubahnya menjadi lebih baik, bahkan akan membuat hubungan antara suami dan istri semakin renggang dan berujung ke perpisahan. 

Sedangkan peacemaking adalah suatu langkah yang dapat dilakukan setiap pasangan untuk memahami konflik yang terjadi dan cara ini mampu menjadi sebuah langkah baik untuk memperbaiki hubungan yang mulai merenggang. 

Dalam menyelesaikan konflik setiap pasangan memiliki kesepakatannya masing-masing dalam mengambil cara untuk dipakai. Namun, tak menutup kemungkinan setiap pasangan memiliki caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah. Sehingga apapun caranya, setiap pasangan dapat menghindari 4 kebiasaan buruk yang tanpa sadar sering dilakukan dan mampu melukai hati atau perasaan pasangannya. 

1. Tidah menggunakan bahasa yang tergolong mengancam 

Tanpa sadar seseorang yang diliputi oleh emosi yang besar, akan menjadi sulit untuk mengontrol ucapan yang keluar dari mulut kita. Sehingga adanya kalimat-kalimat ancaman yang keluar untuk mengintimidasi pasangan, seperti penyerangan terhadap fisik, ancaman kekerasan, dan ancaman perceraian. 

Namun, yang perlu diketahui oleh setiap pasangan bahwa sebuah ancaman yang keluar saat emosi menyelimuti diri akan memberikan dampak buruk kepada pasangannya. Akan timbul rasa sakit hati yang nantinya akan berakhir saling menyakiti dan melukai hubungan pernikahan. 

2. Tidak mengungkit masa lalu 

Ketika sepasang suami dan istri diperhadapkan dengan sebuah konflik dan salah satunya mengungkit masa lalu, maka yang terjadi adalah konflik yang sudah terjadi akan menjadi panjang dan adanya kemungkinan akan semakin besar. 

Oleh karena itu, ketika konflik terjadi ada baiknya setiap pasangan dengan segera menyelesaikan tanpa harus menunda. Begitupun ketika salah satu dari pasangan suami istri memiliki ketidaknyamanan diantara mereka, ada baiknya segera utarakan kepada pasangan dan segera selesaikan. 

Sama seperti yang dikatakan dalam Efesus 4 : 26 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” Tuhan telah mengajarkan setiap umat Kristiani untuk tidak menyimpan amarah dalam diri hingga matahari terbenam. Untuk itu, setiap pasangan dapat menyelesaikan konflik sesegera mungkin tanpa mengungkit masa lalu dan menemukan titik terang. 

3. Tidak meninggalkan rumah 

Tak jarang beberapa pasangan ketika terjadi sebuah konflik akan mengambil langkah untuk menghindari konflik itu dan segera meninggalkan rumah. Karena untuk beberapa pasangan akan memiliki pola pikir dengan meninggalkan konflik tersebut merupakan cara terbaik untuk menyelesaikannya. 

Padahal yang sebenarnya terjadi ketika meninggalkan rumah dan menghindari masalah tersebut tidak akan mampu menyelesaikan apapun, bahkan akan membuat konflik yang tadinya kecil akan menjadi besar dan rumit. 

Mungkin ada beberapa anggapan bahwa kita memerlukan waktu untuk sendiri menenangkan hati dan pikiran kita. Hal itu dapat dilakukan oleh setiap pasangan sampai hati kita tenang dan damai tanpa diselimuti oleh amarah. Tetapi setelah mengambil waktu sendiri tersebut, ada baiknya setiap pasangan segera membicarakan dengan baik-baik mencari jalan keluar. 

4. Tidak menggunakan kata-kata kasar dan sensitif 

Di saat emosi sedang memuncak dapat menciptaka suasana yang sangat panas, sehingga mampu menimbulkan sebuah ungkapan dengan kata-kata kasar. Namun tak hanya itu saja, kata-kata yang bersifat sensitif, seperti memojokkan dan menyalahka dapat menyakiti perasaan pasangan. Sehingga sebagai pasangan ada baiknya menjaga perasaan masing-masing seperti kita yang tidak ingin merasakan sakit hati. 

Sebuah konflik tentu tidak dapat dihindari oleh setiap pasangan, tetapi kata-kata kasar ataupun sensitif yang keluar dari mulut kita dapat dihindari. Oleh karena itu, dalam hubungan pernikahan yang akan selalu adanya perbedaan pendapat yang mampu menimbulkan konflik, dapat dibicarakan dengan baik-baik dari hati ke hati.

Halaman :
1

Ikuti Kami