Bagaimana Menghadapi Hubungan Pernikahan yang Membosankan?
Sumber: Media Indonesia

Marriage / 17 May 2023

Kalangan Sendiri

Bagaimana Menghadapi Hubungan Pernikahan yang Membosankan?

Bella Tiurma Official Writer
1739

Tak bisa dihindari sebagai manusia biasa akan cepat merasa bosan, baik dalam pekerjaan, pelayanan, situasi-situasi tertentu, atau bahkan dalam pernikahan pun setiap pasangan dapat merasakan kebosanan. 

Kebosanan atau kejenuhan ini dapat timbul dari berbagai faktor dan muncul secara berkala. Walaupun pada prinsipnya, kebosanan yang datang adalah suatu tanda kewasapadaan bagi setiap pasangan untuk bisa melakukan evaluasi diri. Karena dalam pernikahan yang dibentuk dengan hal-hal yang semangat dan menyenangkan, rasa bosan dan jenuh tidak akan muncul. 

Dalam pernikahan ada dua faktor yang perlu diperhatikan keseimbangannya, yaitu masalah yang tidak terselesaikan dan harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal ini perlu menjadi perhatian penting bagi setiap pasangan karena pada dasarnya sebuah hubungan pernikahan perlu dipupuk supaya kuat dan setiap pasangan merasakan keamanan.

Baca Juga : Hindari 5 Jenis Lelah Ini Demi Rumah Tangga Idaman Anda

Kebosanan dan kejenuhan memiliki ketrikatan yang erat dengan emosi dan perasaan setiap pasangan. Sehingga rasa aman dalam pernikahan perlu ditanam dan dipupuk dengan kuat, agar tidak ada perasaan dan pemikiran yang muncul bahwa pasangan kita tidak mengasihi lagi. 

Setiap pasangan memerlukan untuk membangun sebuah hubungan yang saling mengisi. Dimana setiap pasangan mampu mengisi kebutuhan mendasar setiap pasangannya, sehingga saat pasangan kita diberikan perhatian dan kasih, mereka merasakan bahwa dirinya di hargai. Melalui 2 hal berikut setiap pasangan dapat memupuk hubungan pernikahan agar rasa bosan tidak menguasai kehidupan pernikahan. 

Pertama, setiap pasangan dapat saling memahami. Setiap orang tentu memerlukan sebuah pengertian dari pasangannya. Sehingga ketika seseorang hidup bersama orang yang tidak dapat memahami kita atau saling memahami, maka seringkali setiap pasangan kehidupan yang dijalani tidak masuk akal. 

Kedua, saling menemani hingga tidak merasa sendiri. Salah satu hal yang sering menjadi harapan setiap pasangan adalah dimengerti. Sehingga saat pasangan diperhadapkan dengan sebuah masalah dan sudah saling mengerti akan menciptakan suasana yang kondusif saat menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga : Tanpa Disadari Hal Ini Bisa Jadi ‘Silent Killer’ Dalam Pernikahan

Rasa bosan dalam hubungan pernikahan dapat terjadi tanpa disadari oleh setiap pasangan, berbeda dengan sebuah konflik yang datang masih dapat terlihat. Dimana rasa bosan memiliki kemungkinan dapat muncul dari diri sendiri. 

Oleh karena itu, setiap pasangan dapat menyadari lebih awal tanda-tanda yang biasanya muncul ketika rasa bosan itu ada di diri kita adalah merasa cepat terganggu akan keberadaan pasangan kita. Hal ini menunjukkan bahwa diri kita telah merasa bosan, tidak menikmati hubungan pernikahan, jenuh atau jemu dengan pasangan, atau tidak ada lagi yang menarik tentang pasangan kita. 

Dalam mengatasi kebosanan, setiap pasangan dapat langsung berfokus pada masalah yang ada di dalamnya. Karena rasa bosan timbul karena adanya sebuah masalah diantara pasangan suami istri. Sehingga setiap pasangan dapat langsung membicarakan masalah yang sedang dihadapi, harapan apa yang diinginkan, melihat masalah apa yang belum terselesaikan, menjadi terbuka tentang hal-hal yang tidak disukai dan harus menerimanya.

Baca Juga : 3 Tips Melawan Rasa Bosan Dalam Pernikahan. Demi Anak-anak Loh!

Setiap pasangan perlu secara langsung membicarakannya dan menyelesaikan masalahnya bukan kebosanannya. Tentu dalam penyelesaian masalah dalam pernikahan tidak luput dari Firman Tuhan yang menjadi dasarnya. Karena Firman Tuhan merupakan sebuah landasan penting yang harus ada dalam hubungan pernikahan, supaya setiap pasangan tidak mudah bosan dan mampu memperkuat ikatan rumah tangga. Setiap pasangan dapat membaca Firman Tuhan secara bersama-sama, belajar pendalaman Alkitab bersama, dan dapat mengambil waktu untuk sharing satu sama lain.

Sumber : parentalk.id | c3i.sabda.org | telaga.org
Halaman :
1

Ikuti Kami