Yesus Datang Membawa Pedang?
Sumber: https://www.freepik.com/free-photos-vectors/jesus-cross

Kata Alkitab / 3 May 2023

Kalangan Sendiri

Yesus Datang Membawa Pedang?

Immanuel Elson Contributor
5999

”Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." Matius 10: 34

Mungkin, kita akan bertanya-tanya, “Apa yang dimaksud dengan Tuhan Yesus membawa pedang, bukankah Ia pembawa damai?”. Berulang kali kita temui di dalam catatan Injil bahwa Tuhan Yesus memberikan damai sejahtera, bahkan kita bisa melihat bahwa Ia dinubuatkan sebagai Raja Damai yang damai sejahtera-Nya tidak akan berkesudahan (Yesaya 9: 5-6). Lalu mengapa Matius mencatat bahwa Tuhan Yesus datang membawa pedang?

Sebelum kita menggali lebih dalam mengenai ayat ini, sangat penting bagi kita untuk melihat bagian ini dari konteks Matius 10. Matius 10 dimulai dengan kisah Tuhan Yesus yang memanggil kedua belas rasul. Setelah Ia memanggil kedua belas rasul tersebut, Ia pun mengutus mereka. Bila kita membaca seluruh pasal dari Matius 10 ini, maka kita bisa melihat bahwa tema besar yang ada di Matius 10 ini adalah hal-hal dalam mengikut Yesus. Pernyataan bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk membawa damai, melainkan membawa pedang, terdapat setelah Tuhan Yesus memberitahu penganiayaan yang akan datang dan pengakuan akan Yesus. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pernyataan ini juga masih ada di dalam kerangka berpikir “hal-hal dalam mengikut Yesus”.

 

Baca Juga: Kasih Karunia, Pedang Kebenaran yang Memampukan Kita Menang dalam Pertempuran

 

Kembali ke ayat 34, mungkin rasanya masih mengganjal bila kita membaca bahwa Tuhan Yesus datang untuk membawa pedang dan bukan membawa damai (atau membawa pertentangan di dalam Injil Lukas). Dalam artikel ini kita akan melihat ayat ini secara perlahan-lahan.

Pertama, ketika Tuhan Yesus mengatakan “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi” maka artinya, pada masa itu anggapan yang ada terhadap Tuhan Yesus adalah bahwa Ia datang untuk membawa damai. Mengingat bahwa Injil Matius ditulis kepada orang Yahudi, maka hal ini semakin masuk akal, sebab gambaran Mesias yang dimiliki oleh orang Yahudi adalah gambaran Mesias yang membawa damai (Yesaya 9:6; 26:3; 53:5). Belum lagi, dalam perkataan-Nya mengenai ucapan bahagia, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5: 9) semakin menggambarkan Tuhan Yesus sebagai Sang Pembawa Damai. Sungguh masuk akal dan wajar bila pada saat itu, gambaran dan asumsi yang ada pada Tuhan Yesus adalah damai.

Namun, ketika Tuhan Yesus mengatakan, “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang”, situasi menjadi semakin unik karena seolah-olah Tuhan Yesus memutarbalikkan asumsi dan anggapan bahwa Ia adalah pembawa damai. Namun pertanyaannya, benarkah demikian? Apakah Tuhan Yesus benar-benar tidak membawa damai? Di bawah ini saya akan memberikan tiga kemungkinan penjelasan dari Matius 10: 34.

Pertama, beberapa penafsir menafsirkan pedang sebagai penghakiman Allah ataupun kehancuran dan kekalahan dari lawan. Bila kita memahami pedang ini dari kacamata Perjanjian Lama, maka sangat mungkin arti pedang di sini adalah Tuhan Yesus membawa pemisahan antara orang percaya dan tidak, dan Ia akan membawa penghakiman kepada orang yang tidak mengenal Allah.

Kedua, kita juga harus memahami bahwa Tuhan Yesus adalah pembawa damai. Namun, kita juga harus memahami bahwa damai yang dibawa oleh Tuhan Yesus merupakan hasil dari misi penebusan-Nya di dalam dunia. Dalam misi-Nya itu, Ia membawa “pedang” untuk mengalahkan maut dan iblis. Salib itu merupakan “pedang” yang Ia gunakan dalam menaklukkan maut.

 

Baca Juga: Perlindungan Bukan Berasal Dari Pedang Atau Kekuatanmu Tapi Dari Tangan Tuhan

 

Ketiga, bila kita melihat konteks dari Matius 10, maka besar kemungkinan bahwa “pedang” di sini lebih mengindikasikan apa yang akan dialami oleh orang-orang yang memberitakan Tuhan Yesus. Pedang di sini memberikan isyarat bahwa para pengikut dan pemberita mengenai Tuhan Yesus harus siap untuk menghadapi tantangan dan realitas bahwa mereka harus menempatkan segala sesuatu di belakang Tuhan Yesus. Bagian setelah Tuhan Yesus memberikan pernyataan di ayat 34, Ia memberikan syarat dalam mengikut Dia. Penafsiran ini juga lebih masuk akal bila kita melihat paralelnya dengan Injil Lukas.

Bila seorang pergi untuk memberitakan Injil kepada suku terdalam, besar kemungkinan bahwa Ia akan menerima pedang dalam pelayanannya. Hidupnya mungkin tidak akan mudah, sebab itulah pedang yang Tuhan Yesus bawa untuk para murid-Nya. Namun, perlu diingat bahwa bukan berarti kita tidak akan menerima damai sama sekali. Damai yang akan kita terima merupakan kedamaian yang kekal bersama dengan Allah di surga.

Pedang Tuhan Yesus membawa tantangan bagi kita. Pertanyaannya, maukah kita menerima tantangan itu? Tantangan yang sulit dan menuntut banyak dari hidup kita. Namun, ingatlah, bahwa dalam setiap pedang yang Tuhan bawakan untuk kita, Ia memberikan janji-Nya untuk menyertai kita, sebab Ialah Allah kita, Imanuel.

 

Semua isi artikel ini adalah tanggung jawab dari kontributor. 

Halaman :
1

Ikuti Kami