Kesengsaraan Menguji Identitas Kita Sebagai Orang Percaya. Kesengsaraan menguji identitas kita. Dalam perumpamaan penabur (Matius 13:1-23), Yesus menjelaskan beberapa situasi. Benih yang jatuh di tanah berbatu tidak memiliki cukup tanah subur. Ia segera bertunas karena tempat tersebut memiliki tanah yang tipis saja. Namun ketika matahari bersinar, tumbuhan itu segera kering, menjadi layu karena tidak mempunyai akar.
Yesus mengatakan bahwa siapa yang menerima benih di tempat berbatu-batu ialah bagai orang yang mendengar perkataan firman Tuhan dan langsung bersukacita atas firman tersebut. Tapi karena ia tidak berakar, dia akhirnya hanya bertahan sebentar. Ketika kesulitan dan pencobaan datang karena firman tersebut, ia segera jatuh dan kalah.
Baca Juga: Inilah Janji-Janji Tuhan yang Perlu Orang Kristen Ketahui
Yang lain yang menerima benih yang jatuh diantara semak belukar ialah orang yang mendengar firman, namun kekuatiran akan kehidupan ini dan juga tipu daya kelimpahan dan kekayaan dunia mencekik hidupnya, membuatnya tidak berbuah.
Benih yang jatuh di tanah baik menghasilkan panen yang baik. Sebagai implikasi, benih yang jatuh di tanah baik akan terus berhubungan dengan sumber kehidupan dan tidak dirusakkan oleh kesulitan, pencobaan, kekuatiran hidup atau tipu daya kekayaan dan kelimpahan dunia ini. Bagaimana kita berurusan dengan kesengsaraan yang seharusnya kita tanggung, itulah yang secara otentik menunjukkan siapa kita sesungguhnya sebagai orang yang percaya pada Tuhan.
Kesengsaraan Menguji Iman Kita - "Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya." (1Petrus 1:6-7)
Kesengsaraan Menguji Tujuan Hidup - Ketika saya ada dalam tahun pertama di sekolah kedokteran, saya terlambat masuk satu menit ke kelas jaringan tubuh, namun itu terjadi dalam dua atau tiga kali kesempatan berturut-turut. Profesor mendekati saya di laboratorium dan memberitahu saya bahwa keterlambatan saya melambangkan "arah hidup" saya. Saya tidak pernah terlambat lagi karena saya menyadari bagaimana hal itu mencerminkan karakter saya. " Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12)
Baca Juga: Mengatasi Iri Hati dengan Cara yang Alkitabiah
Kesengsaraan Menguji Ketaatan Kita - Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu. (2 Korintus 2:9)
Kita Diuji Untuk Mengajar Kita Bersandar Pada Tuhan - Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami. (2 Korintus 1:8-11)
Kita Diuji Sehingga Yang Baik Berjalan Bersama Kita - "Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya." (Ulangan 8:15b-16)
Baca Juga: Bagaimana Tetap Kuat di Tengah Masa Sulit? Ini Pesan CEO CBN Internasional
Beberapa Orang Tidak Lulus Dalam Ujian - Dalam Perjanjian Baru terdapat kata-kata Yunani adokimos yang berbicara tentang orang yang diuji namun tidak lulus dalam ujian. Itu digunakan beberapa kali dalam Perjanjian Baru. Saya telah memilih beberapa pernyataan, diantaranya :
"Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1Korintus 9:27)
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. (2 Korintus 13:5-7)
Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. (Titus 1:16)
Tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran. (Ibrani 6:8)
Berdasar 1 Yohanes 2:19 mengatakan tentang mereka yang meninggalkan fellowship dengan Tuhan dan sesamanya: "Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita."
Kala saya mempelajari konsep ini, saya hanya dapat mengambil satu kesimpulan: "Keselamatan adalah karunia Tuhan namun jikalau hidup anda tidak menunjukkan bukti bahwa Tuhan bekerja di dalamnya, anda bagaikan orang yang tidak menerima karunia itu"