Kelinci merupakaan simbol kuno sehingga melambangkan kesuburan dan juga simbol kembalinya musim semi. Memikirkan hal itu, akan Paskah dan artikel Sherri Fisher yang luar biasa, Positive Psychology is more than happiness, saya berbicara dengan seorang teman yang baru saja kembali dari pekerjaannya di daerah khatulistiwa yang hanya mempunyai dua musim. “Apa yang paling kamu rindukan?” tanya saya. Dan ia segera menjawab, “Musimnya. Saya merindukan keempat musim yang ada di sini.”
Musim memberikan irama di dalam kehidupan. Kita menandai masa transisi sebagai saat untuk berefleksi, perayaan, dan di atas semuanya keterlibatan hubungan dengan keluarga, teman dan makna di dalam hidup kita. Dan saat untuk melihat ke depan.
Baca Juga: Fenomena Childfree yang Bikin Korea Selatan dan Jepang Krisis Penduduk, ASEAN Menyusul?
Psikologi positif memiliki banyak pengertian, meskipun tidak demikian bagi Martin Seligman, yang menganggapnya sebagai perubahan paradigma. Istilah ini tidak disukai oleh Seligman mungkin karena istilah ini menyiratkan penilaian di bawah standar tidak hanya untuk psikologi masa kini namun juga untuk segala pencapaian yang dicapai para ahli psikologi di abad ke-20 yang menitikberatkan pada penyakit dan penderitaan – sebuah penitik-beratan yang telah memiliki banyak pencapaian dan harus terus dibawa ke era ini.
Hal ini akan menjadi buruk jika Tahun Baru, musim semi, dan musim gugur semuanya akan mengalami ‘pergeseran paradigma’. Musik sebagaimana banyak hal lainnya, seringkali mengekspresikan dan melibatkan kita dengan sangat baik dalam hal ini. Simfoni yang berkembang, argumen, perselisihan dan penyelesaian dengan refleksi.
Ide-ide baru membutuhkan penanganan yang hati-hati. Psikologi positif menjadi sebuah cara yang sah untuk membalikkan hal yang sangat berharga. Semakin kaya (dan dapat diterima) dalam analisis, psikologi positif mungkin masih dianggap lemah secara aplikasi langsung. Oleh karena itu, diadakannya MAPP (gelar Master Psikologi Terapan Positif), dapat memberikan informasi kepada para tenaga ahli di masa depan.
Superfetasi merupakan kebiasaan alami kelinci. Kelinci mampu hamil dan melahirkan bayi-bayi kelinci baru bahkan sebelum binatang lain melahirkan anak-anak mereka. Mereka berkembang biak dengan sangat cepat. Saya tidak ingin menjadi kelinci, paling tidak karena kelinci harus mengalami banyak rasa sakit atas kematian banyak anaknya yang baru lahir. Namun ide ini bukan tentang anak-anak.
Baca Juga: Panik Ketika Bahas Soal Kematian? Apakah Ini Masalah Psikologis? Cari Tahu dan Sembuh Yuk
Setiap ide didasarkan pada pengetahuan yang tidak utuh, cacat, dan melindungi diri sendiri. Namun begitu ide terucap, kita melindungi ide tersebut dan berusaha mengembangkannya di dunia. Jadi, kita memang harus tetap melakukannya tapi tidak dengan mengesampngkan ide lainnya.
Agar psikologi positif benar-benar berkembang dan berkontribusi di era mendatang, perlu bagi kita untuk tidak menentang gagasan yang spesifik, namun untuk menerima superfetasi – membiarkan banyak ide baru berkembang dengan bebas.
Sumber : positivepsychologynews.com