Bertahan atau menyerah adalah pilihan.
Keluar sebagai pemenang kehidupan atau menjadi seorang pecundang, ditentukan oleh keputusan yang kita ambil ketika kita diperhadapkan pada situasi tersulit dan persoalan-persoalan yang tidak sanggup kita pecahkan.
Ketika berada dalam keterpurukan, orang-orang mulai meninggalkan, tak satupun harta benda tersisa yang dapat dipertahankan, aib dan cela menjadi bagian keseharian, tak satupun sanggup menolong dan mempedulikan. Ketika hanya kenyataan pahit yang membentang di depan.
Kondisi tersulit yang tak dapat terselamatkan adalah ketika seseorang telah kehilangan pengharapan. Sebaliknya, setitik harapan akan memberikan aliran kekuatan untuk terus bertahan. Dalam menghadapi beratnya pergumulan, yang bahkan untuk sekedar memikirkan jalan keluar tak lagi bisa dilakukan.
Satu-satunya yang harus kita katakan pada rapuhnya jiwa kita adalah tekad untuk kembali kepada Pegangan Hidup Terkuat. Kembali pada Dimensi Tuhan, kepada rancangan sempurna yang telah Tuhan tetapkan atas hidup kita. Tuhan pemegang kendali atas kehidupan. Tidak ada kekuatan apapun di alam semesta ini yang mampu melawan kekuatan dan kemahakuasaan Tuhan.
Roh yang Tuhan tempatkan dalam diri kita, melebihi roh-roh apapun yang ada di dalam dunia, melebihi akal pikiran dan kecanggihan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Apa sebenarnya yang kita takutkan? Ketakutan yang muncul dari pikiran-pikiran yang kita ciptakan sendiri karena segala keterbatasan dan kelemahan kita.
Yang kita butuhkan adalah iman. Yang kita perlukan adalah keyakinan untuk terus bertahan, bangkit dan berjalan menuju kemenangan. Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan manusia, tetapi dengan kehebatan Roh Tuhan (Zakharia 4 : 6). Tetap kuat, tetap bertahan. Tuhan sudah menetapkan kita untuk menjadi pemenang, bahkan lebih dari seorang pemenang.
Semua karya tulis yang dibuat oleh contributor adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.