Sebagai orang tua, kita pasti akan berusaha untuk melindungi anak-anak kita dari perundungan (bully). Tetapi bagaimana jika kita mendapati jika anak kita adalah pelaku perundungan (bully)?
Kita bisa bercermin dari dua kasus yang baru-baru ini terjadi. Di kota Tapanuli Utara, misalnya, terdapat sekelompok siswa remaja yang tega mengasari seorang ibu paruh baya. Sementara di kota Bandung dikabarkan seorang siswa SMP dibully sekelompok siswa hingga pingsan.
Bayangkan jika salah satu pelaku ternyata adalah anak kita. Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai orang tua? Apakah anak pelaku bully pantas dihukum atau mendapatkan disiplin tertentu?
Hal pertama yang perlu orang tua cari tahu adalah alasan mengapa anak berperilaku demikian? Jika sudah mendapatkan jawabannya, tindakan selanjutnya adalah bagaimana menghentikan atau membuat anak jera dengan perilakunya.
Alasan anak melakukan bully
Satu-satunya alasan anak memiliki kecenderungan membullly adalah karena mereka ingin menunjukkan superioritasnya. Sama seperti seorang ayah dan suami yang suka mengintimidasi istri dan meneriaki anak-anaknya. Biasanya dia mendesak untuk ditakuti dan dihormati sebagai kepala keluarga.
Jika ternyata anak menunjukkan gejala serupa, orang tua perlu segera mengatasi masalah tersebut sejak dini. Caranya adalah dengan memberikan arahan dan disiplin.
Di dalam kekristenan, mendisiplin bukan berarti menghukum. Karena dua kata ini memiliki arti yang sangat berbeda. Disiplin bersifat membebaskan sementara hukuman bersifat memenjarakan.
Bagaimana mendisiplin anak pelaku bully?
Mendisiplin berarti mengajarkan anak tentang kebenaran. Orang tua harus mengambil tindakan ketika melihat anak berjalan ke arah yang salah. Orang tua perlu menarik kemudi atau menginjak rem atau bahkan memasang penghalang supaya anak tidak terjun. Tentu saja anak akan marah, tapi untuk sesaat. Karena disiplin akan selalu menghasilkan dampak yang baik.
“Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu, sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.” Amsal 1: 8-9
Ajar anak tentang bully sejak dini
Untuk mencegah perilaku ini tumbuh di dalam diri seorang anak, kita perlu mengajarkan tentang bully sejak dini kepada anak.
Beritahu anak bahwa perilaku bully dapat dilakukan dalam berbagai bentuk diantaranya:
Ingatkan anak bahwa perilaku tersebut sangat tidak baik. Karena hanya akan merugikan orang lain. Mulailah mempratikkan hal ini di rumah dan ajarkan anak tentang mengasihi orang lain sama seperti Tuhan mengasihinya.
Proses mengajarkan tentang perilaku bully bukanlah pekerjaan sehari. Tetapi orang tua bisa melakukannya dengan memberikan teladan dan contoh yang baik, termasuk mengajarkan anak tentang berperilaku menurut kebenaran firman Tuhan.
Jika Anda memiliki masalah seputar pola pengasuhan anak atau Anda merasa gagal sebagai orang tua dalam mendidik anak, bagikan persoalan Anda kepada Layanan doa dan konseling CBN Sahabat24 kami dan dapatkan dukungan. Silahkan hubungi melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini https://bit.ly/InginDidoakan.
Sumber : Jawaban.com