Fakta Alkitab: Lukas, Tabib yang Menulis 2 Kitab di Perjanjian Baru, Apa Saja?
Sumber: jawaban.com

Fakta Alkitab / 28 October 2022

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab: Lukas, Tabib yang Menulis 2 Kitab di Perjanjian Baru, Apa Saja?

Claudia Jessica Official Writer
5096

Sosok awam dan bukan bagian dari ke-12 rasul, namun ia dipilih Tuhan untuk menyampaikan kebenaran Allah. Roh Kudus membimbingnya untuk menulis kitab yang meneguhkan iman orang percaya saat ini.

Ialah dokter Lukas, seorang yang berprofesi sebagai tabib. Ia dipanggil dan dipakai Allah untuk menulis kitab Injil Lukas. Seperti apa sepak terjang dan karyanya, saksikan Fakta Alkitab berikut ini.

 

Lukas Bukan dari Kalangan Yahudi

Lukas diduga berdarah Yunani yang berasal dari kota Antiokhia, Siria. Dugaan lain yang menyatakan Lukas bukan orang Yahudi bisa terlihat dalam Kolose 4:10-11 dan ayat 14, dimana Paulus membedakan antara tiga temannya yang Yahudi (mereka yang bersunat) dan Lukas.

Lukas adalah seorang yang berpendidikan dan memiliki kualitas yang baik sebagai seorang sejarawan yang dapat dipercaya. Hal ini terlihat dari gaya sastra penulisan Injil Lukas dan Kisah Para Rasul yang dapat dilihat dari sifat dan isi kitab tersebut.

Kolose 4:14 adalah petunjuk Alkitab yang menyatakan bahwa Lukas adalah seorang yang berprofesi sebagai tabib. Tabib adalah orang yg pekerjaannya mengobati orang sakit secara tradisional. Tabib sama seperti dokter, atau sinse.

Dalam Katolik, ia dihormati sebagai santo pelindung para dokter dan ahli bedah, serta hari perayaannya ditetapkan tanggal 18 Oktober.

 

Karya dan Pelayanan Lukas

Dokter Lukas selama hidupnya dengan ilham Roh Kudus menulis dua kitab, Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul.

Injil Lukas adalah salah satu dari empat tulisan yang mengawali Perjanjian Baru. Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Yesus terangkat.

Sementara Kitab Kisah Para rasul adalah Perjanjian Baru yang berisi tentang pertama kali terbentuknya gereja Kristen serta pertumbuhannya sampai pada pertengahan abad pertama Masehi.

Selain menulis kitab, peran Lukas juga terlihat dalam pelayanannya bersama dengan rasul lainnya. Dalam menceritakan misi pelayanan rasul Paulus di Kitab Kisah Para Rasul, Lukas kerap menggunakan kata “kami”. Hal ini menjadi indikasi bahwa Lukas ada disana sepanjang waktu itu. Bagian "kami" di dalam Kisah Para Rasul terus ada hingga rombongan Paulus tersebut kembali ke Troas (Kisah Para Rasul 20:1-12). Hal ini menunjukan keikutsertaan Lukas dalam melayani umat Tuhan yang berada di luar Israel.

Alkitab juga mencatat bahwa Lukas pernah pergi ke Roma untuk membantu Rasul Paulus di masa-masa menjelang kemartiran Rasul Paulus. Hal ini terlihat dalam 2 Timotius 4:11: "Hanya Lukas yang tinggal dengan saya". demikian tulis Paulus.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA ⇒

Lukas Adalah Anak Didik Paulus

Tuhan memakai dua orang rasul dan dua orang awam untuk menulis ke-4 kitab Injil. Matius dan Yohanes adalah Rasul, keduanya merupakan bagian dari 12 murid Yesus. Sementara Markus dan Lukas bukanlah rasul. Karena satu perkara baru sah, jika ada 2 saksi (2 Korintus 13:1). Jadi Tuhan memakai 2 saksi dari kalangan rasul dan Tuhan memakai 2 saksi dari kaum awam.

Meski Markus dan Lukas bukanlah rasul, namun dibalik keduanya ada rasul-rasul yang membimbing mereka. Markus dibimbing oleh Petrus (1 Petrus 5:13), sementara Lukas adalah anak didik daripada Paulus (Filemon 1:24, Kolose 4:14, 2 Timotius 4:14). Pelayanan dan karya Lukas sangat dipengaruhi oleh Rasul Paulus.

 

Kematian Lukas

Setelah melayani Tuhan secara terus-menerus, hidup selibat dan tanpa anak, serta dipenuhi dengan Roh Kudus, maka Lukas wafat di usia 84 tahun. Beberapa manuskrip tradisi Katolik mengatakan bahwa Lukas meninggal dunia dan dimakamkan di Thebes, Yunani. Sebagian relik kemudian dipindahkan ke Konstantinopel pada tahun 357.

Setelah Kota Konstantinopel jatuh ke tangan Ottoman Turki Relik tersebut dibeli oleh Raja George dari Serbia. Saat Serbia kemudian juga ditaklukan oleh Ottoman Turki, relik Santo Lukas tersebut di selamatkan ke Venesia Italia.

Pada tahun 1992, Uskup Agung Gereja Orthodoks Yunani wilayah Athena dan seluruh Yunani, atas nama Gereja Katolik Orthodoks Yunani meminta pada Uskup Agung Venecia Antonio Mattiazzo di Padua agar relik Santo Lukas dapat dipulangkan dan akan ditempatkan kembali dalam makam Penginjil Suci tersebut. Permintaan ini dikabulkan oleh Gereja Katolik Roma. Uskup Padua kemudian mengirimkan ke Keuskupan Metropolitan Athena sebagian relik Lukas untuk disimpan kembali di makamnya di Thebes, Yunani.

Dengan demikian, saat ini, relik Lukas terbagi di tiga tempat: Sebagian, di Biara Santa Giustina di Padua, sebagian lain di Katedral St. Vitus di Praha, dan sebagian yang lain ada di makamnya di Thebes Yunani

Meskipun Lukas tidak pernah bertemu dengan Yesus semasa hidupnya, namun Lukas berbicara dengan para saksi awal yang mengenal Yesus secara pribadi. Lukas mencatat semua perbuatan Yesus yang mereka lihat dan perkataan Yesus yang mereka dengar.

 

Sumber : jawaban channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami