Apa Dampak Kesetiaan yang Sebenarnya Bagi Tuhan dan Keluarga?
Sumber: https://www.lwf.org/

Kata Alkitab / 25 October 2022

Kalangan Sendiri

Apa Dampak Kesetiaan yang Sebenarnya Bagi Tuhan dan Keluarga?

Lori Official Writer
4235

Kesetiaan adalah buah Roh Kudus, salah satu daripada buah roh yang ditulis oleh Paulus. Jika kita ingin menyenangkan hati Tuhan kita perlu memiliki kesetiaan.

Kita bisa belajar banyak hal tentang kesetiaan dari kisah Hosea. Kata Hosea sendiri artinya salvation atau keselamatan. Bisa dibilang persamaan kata Hosea untuk nama tersebut biasanya bagi bangsa Israel adalah Yosua atau bahkan Yesus yang artinya Tuhan menyelamatkan.

Kita perlu mengerti bahwa keselamatan itu datangnya dari Tuhan karena Dia setia bahkan ketika kita tidak setia. Jadi kesetiaan itu menyelamatkan. Kita perlu memahami hal ini bahwa orang yang diselamatkan oleh Yesus harus belajar setia. Kesetiaan itu adalah salah satu dari buah roh yang tinggal di dalam kita.

Pada zaman Hosea, saat itu dia sedang berada di dalam kerajaan Yerobeam bin Yoas. Pada saat itu sejarah mencatat bahwa Israel sedang makmur dan terjadi percepatan di zaman itu. Namun hal ini justru menjadi awal dari terjadinya kebobrokan moral bangsa Israel. Nilai-nilai kekeluargaan pun runtuh. Inilah salah satu dampak buruk dari sebuah kemakmuran. Bahwa ketika seseorang sudah memiliki segalanya biasanya dia akan mulai berlaku tidak setia.

Kisah Hosea adalah gambaran dari bangsa Israel yang tidak setia. Menariknya, Tuhan memanggil Hosea untuk meminikahi seorang perempuan sundal dan memiliki 3 anak dari wanita tersebut.

Hosea, seorang pria yang sudah diuji kesetiaannya mau menikahi Gomer si perempuan sundal. Adakah laki-laki seperti Hosea di zaman ini? Karena kebanyakan di masa-masa ini justru istri-istri atau wanitalah yang harus membayar harga atas rumah tangganya, berdoa untuk suami dan juga anak-anaknya. Kisah Hosea menyampaikan bahwa sejak dulu, laki-laki sudah diberi kuasa sebagai pemersatu keluarga. Bukan wanita atau istri yang seharusnya mengambil posisi ini. 

Tuhan yakin keluarga ini akan pulih karena ada laki-laki yang bayar harga untuk keluarganya. Hosea adalah seorang laki-laki yang mendengarkan firman Tuhan dan mendengarkan suara Roh Kudus. Tidak ada orang yang terlahir setia. Karena kesetiaan adalah buah roh yang harus ditumbuhkan melalui pengenalan akan firman Tuhan. 

Batas kesetiaan manusia adalah jarak dengan Tuhan. Ketika dia mulai jauh dari Tuhan, orang yang paling setia di dunia ini bisa selingkuh dan melakukan dosa. Orang yang paling setia bisa berkhianat.  

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15: 5)

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Kita adalah keturunan Adam dan Hawa, karena itu kita akan selalu punya kecenderungan untuk melakukan dosa. Kecenderungan Gomer berzinah seharusnya bisa ditanggulangi jika dia mau melekat kepada Hosea. Jadi, Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan kepada sebuah pernikahan.

Mungkin orang yang kita nikahi tidak punya jaminan apa-apa untuk tidak memiliki kecenderungan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Atau tidak punya jaminan untuk tidak menghormati suaminya. Karena kecenderungan yang kita miliki inilah, kita perlu melibatkan Tuhan di dalam pernikahan kita. Jika kita tidak melibatkan Tuhan maka suami istri bisa saja sama seperti Ananias dan Safira. Mereka sepakat untuk melakukan kejahatan yaitu tidak jujur dalam hal uang.

Dari Hosea kita belajar bahwa Tuhan memberi tuags kepada seorang laki-laki untuk mempertahankan keluarganya. Laki-laki harus bisa diandalkan di dalam rumah tangganya dan supaya semua laki-laki takut akan Tuhan dan menjadi pemimpin andalan di dalam bisnis, gereja dan keluarga.

Jika ketidaksetiaan masih ada di dalam rumah tangga, maka dampaknya bisa begitu melukai anak. Itu menjadi kutuk yang terus berulang sampai kepada keturunan. Anak akan kena getah akibat perselingkuhan ayahnya. Anak akan mengalami trauma akibat tindakan ayahnya yang buruk. Hal ini bahkan bisa berdampak kepada pernikahan anak. Jadi sekalipun dosa dilakukan secara pribadi namun konsekuensinya ditanggung oleh orang banyak.

Karena itulah pria harus setia, karena dia tidak ingin mewarisi kutuk kepada keturunannya. Jadi apapun yang kita lakukan pasti ada imbasnya kepada orang lain khususnya orang-orang yang kita cintai.

Mari belajar untuk setia sebelum melakukan sesuatu yang merugikan keluarga kita. Apalagi jika keturunan kita mewarisi dosa kita. 

Namun bagi anak-anak yang mewarisi dosa orangtuanya, Tuhan tidak akan tinggal diam. Dosa yang diwariskan orangtua bukanlah dosa anak. Karena itulah penting untuk mematahkan kutuk melalui iman di dalam Kristus. Kenakanlah perlengkapan senjata Allah.

Tuhan tidak anti dengan anak-anak orang berdosa. Dia memperjuangkan mereka karena Tuhan Yesus itu adalah juruselamatnya orang berdosa.

Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk menjadi pribadi yang setia.

1. Jangan percaya takdir, percayalah kepada Tuhan. Terimalah Yesus dengan sungguh-sungguh.

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5: 17) 

2. Hiduplah dalam Roh yang berlawanan. Orang-orang percaya harus melawan arus dunia. Peganglah prinsip-prinsip yang radikal. 

3. Jangkaulah orang-orang yang masih hidup di dalam kecenderungan dosa. Peperangan kita bukan melawan darah dan danging tetapi melawan roh. Jadi berperanglah untuk mereka di dalam roh.

Orang yang belajar setia melayani Tuhan dia sendiri akan lebih setia kepada Tuhannya. Setialah kepada Tuhan maka upah besar sedang menanti di depan.

Sumber : Ps.Philip Mantofa
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami