Pernah Jadi Budak, Tokoh Alkitab Ini Terpilih Sebagai Pasukan Penakluk Tangguh
Sumber: Jawaban.com

Fakta Alkitab / 27 August 2023

Kalangan Sendiri

Pernah Jadi Budak, Tokoh Alkitab Ini Terpilih Sebagai Pasukan Penakluk Tangguh

Lori Official Writer
4860

Yusuf sebagai orang Yahudi yang pernah menjadi pejabat terkemuka di Mesir, akhirnya meninggal dunia di usia seratus sepuluh tahun. Pada waktu itu, jumlah orang Yahudi makin meningkat tajam. Padahal, awalnya mereka hanya berjumlah 70 orang pada waktu pindah dari Kanaan ke Gosyen, di tanah Mesir. Pertumbuhan penduduk Yahudi ini mendapat perhatian serius oleh Firaun yang berkuasa di Mesir saat itu. Alkitab mencatat bahwa Firaun tersebut tidak mengenal Yusuf (Keluaran 1:8).

Firaun baru sangat khawatir melihat makin banyaknya bangsa Israel di Mesir. Firaun itu was-was jika satu kali ada musuh menyerang Mesir, maka Orang Israek akan berpihak pada musuh dan turut menghancurkan Mesir. Oleh karena itu, Sang Firaun melakukan kebijakan yang menekan orang Israel.

Pertama, Firaun menugaskan bidan-bidan Mesir yang menangani persalinan wanita Israel untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Kedua, ketika bidan-bidan itu menolak melakukan kekejaman itu, maka sang Firaun memerintahkan seluruh orang Mesir agar membuang bayi laki-laki yang dilahirkan wanita Israel ke Sungai Nil.

 

Baca Juga: Fakta Alkitab: Kisah Bangsa Israel yang Hampir Dikutuk Oleh Paranormal Terkenal di Alkitab

 

Kebijakan kejam inilah yang melatarbelakangi kisah kelahiran Nabi Musa. Di mana orang tuanya menyelamatkan Musa dari kekejaman orang mesir dengan menghanyutkannya di sungai Nil.

Firaun memakai proyek pembangunan yang berlangsung di Mesir memaksa orang Israel bekerja mengolah tanah liat untuk dijadikan batu-batu. Padahal, di bidang pertanian dan perkebunan, Orang Israel juga harus mengerjakan ladang yang hasilnya untuk kebutuhan Mesir (Keluaran 1:13-14). Mesir tampaknya makin jelas menjadikan orang Israel sebagai budak.

Di bawah pimpinan Musa, bangsa Israel berhasil keluar dari Mesir. Negeri asing yang telah didiami selama 430 tahun. Ratusan tahun yang diawali sesuatu yang manis dan diakhiri hal pahit, yaitu perbudakan. Catatan alkitab cukup jelas menggambarkan dua bangsa, yang pada semula bersekutu, kemudian menjadi musuh bebuyutan. Ahli Sejarah menunjukkan bahwa awalnya, Yusuf memiliki kekuasaan pada jaman dinasti Hyksos di Mesir, tetapi kemudian bangsanya menjadi budak selama dua dinasti di bawah Firaun Ramses II.

Pada tahun kedua sesudah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Tuhan memberi perintah kepada Musa untuk membentuk angkatan perang. Setiap lekaki berusia dua puluh tahun dari masing-masing suku dan sanggup berperang harus bergabung sebagai pasukan Israel (Bilangan 1:3). 

 

Baca Juga: Inilah Mukjizat yang Dilakukan Imam Besar Pertama Bangsa Israel

 

Tetapi suku Lewi tidak dicatat sebagai pasukan tempur. Sebab Suku Lewi memiliki tugas khusus untuk mengawasi Kemah Suci dan merawat perlengkapan di dalamnya. Kedua belas suku Israel beserta pasukan mereka berkemah mengelilingi Kemah Suci. Masing-masing kesatuan pasukan memiliki panglimanya. Setiap kelompok perkemahan akan memasang panji-panji dengan lambang suku masing-masing (Bilangan 2:2)

 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

Musa sering menghadapi kesulitan dalam menjadikan Bangsa Israel sebagai pasukan bermental tempur yang hebat. Ratusan tahun dalam penindasan telah memunculkan mentalitas budak bagi bangsa Israel. Padahal bangsa israel akan banyak melakukan pertempuran dengan bangsa-bangsa lain ketika memasuki Tanah Perjanjian. 

Mentalitas budak yang masih melekat pada bangsa Israel sering muncul dalam bentuk ketidakpercayaan diri, overthinking, sungut-sungut dan romantisme masa lalu. Mereka beberapa kali sering membandingkan bahwa kehidupan di Mesir lebih nyaman daripada perjuangan hidup di padang gurun

Memasuki tahun ke-40, di mana Tanah Perjanjian sudah di depan mata, Bangsa Israel mulai menghadapi musuh. Awalnya, bangsa Amalek dengan licik menghajar barisan belakang rombongan kafilah bangsa Israel, yang kelihatan lemah dan kelelahan (Ulangan 25:17). Tapi di bawah pimpinan Yosua, Israel berhasil memukul balik dan mengaalahkan Amalek. Meskipun Bangsa Israel sudah bertransformasi sebagai pasukan Tempur.

 

Baca Juga: Fakta Alkitab: Lukas, Tabib yang Menulis 2 Kitab di Perjanjian Baru, Apa Saja?

 

Tapi mereka pernah kocar kacir dihajar musuh (Bilangan 14.45). Rupanya saat itu, Tuhan belum memerintahkan Musa bergerak melawan musuh, tetapi pasukan Israel bergerak sendiri. Dalam hal ini, bangsa Israel tak cukup mengandalkan strategi dan taktik perang. Mereka harus menunggu komando Musa dan perintah Tuhan.

Penaklukan Yerikho menjadi contoh bagaimana Bangsa Israel tunduk dan taat pada perintah Tuhan ketika mereka bertempur menaklukan musuh. Waktu itu, Yerikho sebagai kota benteng yang kokoh bisa ditaklukan oleh pasukan Israel dengan disiplin tinggi di bawah komando Panglima Yosua. Tembok Yerikho runtuh setelah orang Israel berbaris mengelilingi tembok kota sekali sehari selama enam hari dan tujuh kali pada hari ketujuh kemudian meniup terompet mereka Menurut (Yosua 6:1–27).

 

Baca Juga: Fakta Alkitab: Sosok Pahlawan Iman Perempuan Ini Jadi Mata-Mata Bangsa Israel Lho!

 

Dalam penyertaan Tuhan membuat Israel sering mengalami pertempuran dengan mujizat. Seperti ketika mereka menghadapi lima kerajaam yang menyerang Kota Gibeon yang sudah ditaklukan Israel. Saat itu, Yosua memohon kepada Tuhan untuk menghentikan perputaran bulan dan matahari di atas langit di mana pertempuran berlangsung. Tujuannya Pasukan Israel punya banyak waktu menghancurkan semua musuhnya (Yosua 10:13).

Perasaan rendah diri karena pernah disingkirkan, tak dianggap, atau direndahkan membuat orang bisa menjadi tak punya kepercayaan diri dan harga diri. Lalu, berpikir tidak bisa level up dalam kehidupannya. Tentu itu tidak benar. Tuhan sanggup mengubah kehinaan menjadi kemuliaan.

 

Yuk saksikan tayangan selengkapnya di Youtube Jawaban Channel berikut ini.

Sumber : Jawaban Channel
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami