Mazmur 42:2-5
“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah? Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu? Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.”
Keterpisahan, kehilangan dan kepergian adalah momentum yang sangat menyedihkan. Sakitnya merindu bisa berakar dalam alam bawah sadar dan terbawa dalam balutan deretan mimpi-mimpi malam kita. Pernahkah Saudara mengalami hal demikian? Saya bukan hanya sekali mengalaminya, namun seringkali. Kerinduan yang begitu mandalam akan sosok orang yang kita kasihi, hasrat terpendam yang menimbulkan tekanan dalam batin kita.
Baca juga :
5 Ciri-ciri Seseorang Sudah Lahir Baru di Dalam Tuhan
Teruntuk Korban Pelecehan Seksual, Tuhan Mau Anda Sembuh. Yuk Renungkan 8 Firman Ini…
Dari kitab Mazmur 42 di atas, pemazmur menyatakan mengenai apa yang dialami, tekanan dalam batin yang begitu mengiris, seumpama rusa yang mengalami kekeringan, haus dan gundah gulana, serta tertekan dalam kegelisahan. Dalam kondisi ini, mampukah kita menepis rasa perih di dalam dada? Saudaraku, kerinduan yang begitu dalam tentunya tidak bisa terobati hanya dengan mengingat kenangan saat bersama atau melihat deretan panjangan foto-foto kebersamaan. Namun, kesan damai di dalam hati memampukan kita untuk melihat dan mempercayai bahwa segala sesuatu ada waktu dan masanya.
Saudaraku, kedamaian dalam batin kita, hanya dapat ditemukan di dalam Yesus. Rasa syukur menjadi ungkapan penyelamat dan hentakan kejiwaan yang membangkitkan gairah kehidupan kita. Lebih jauh mari kita lihat di Kitab Mazmur 42:6 – “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku.” Ini adalah ungkapan yang lahir dari pribadi yang mengenal siapa Allah-nya. Kitab Mazmur atau kitab Zabur ini merupakan gubahan Daud yang ditulis oleh Bani Korah yang merupakan kelompok Paduan Suara Orang Lewi (2 Tawarikh 20:19).
Baca juga :
Kenapa Orang Kristen Harus Memuridkan?
Pengorbanan Kristus yang Luar Biasa dan Tercatat di Alkitab
Hari ini Tuhan mengingatkan kita melalui pembacaan firman Tuhan, bahwa dalam segala kondisi dan keadaan kita, tetapkanlah hati kita untuk memuji akan kebesaran-Nya. Siapakah orang yang mampu menyanyikan nyanyian pujian di tengah hati yang berduka? Hanya orang-orang yang beriman teguhlah yang diberikan kemampuan untuk menyanyikan lagu ucapan syukur (Yeremia 33:10-11) - “Beginilah firman TUHAN: Di tempat ini, yang kamu katakan telah menjadi reruntuhan tanpa manusia dan tanpa hewan, di kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem yang sunyi sepi itu tanpa manusia, tanpa penduduk dan tanpa hewan, akan terdengar lagi suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan suara pengantin perempuan, suara orang-orang yang mengatakan: Bersyukurlah kepada TUHAN semesta alam, sebab TUHAN itu baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!, sambil mempersembahkan korban syukur di rumah TUHAN. Sebab Aku akan memulihkan keadaan negeri ini seperti dahulu, firman TUHAN.”
Puji Tuhan, sebagai penutup marilah kita lihat Kitab 2 Tesalonika 2:16-17 – “Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.” Kiranya firman Tuhan ini menjadi peneguh langkah kaki kita. Selamat berkarya, Tuhan Yesus memberkati.
Semua karya tulis yang dibuat oleh contributor adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.